Alasan Paskibra Cantik Yogyakarta Pilih Menjadi WNI

Lola Monico, anak dari dua bangsa. Ayah Perancis, ibu asli Yogyakarta, Indonesia. Dia memilih berwarga negara Indonesia. Begini alasannya.
Lola Monico, salah satu anggota Paskibra tahun 2020 yang gagal bertugas dalam Upacara HUT Kemerdekaan RI ke-75 di Kota Yogyakarta. (Foto: Tagar/Gading Persada)

Yogyakarta - Wajahnya cantik, bahkan ada garis-garis yang menunjukkan bahwa gadis ini merupakan anak keturunan dari orang tuanya yang bukan Warga Negara Indonesia (WNI). Ya, Lola Monico namanya. Pelajar kelas 2 SMA Stella Deuce Yogyakarta ini merupakan putri dari hasil perkawinan dua bangsa.

Ayahnya bernama Laurent Deweerdt berpaspor Perancis, sementara ibunda Nia Monico merupakan warga asli Yogyakarta. Punya dua kewarganegaraan, Lola yang merupakan anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Kota Yogyakarta tahun 2020 ini memastikan tetap Merah Putih dan menjadi WNI.

"Orang tua tidak pernah memaksakan kewarganegaraan ke anak-anaknya. Nanti saat usia 17 atau 21 tahun, saya diberi kebebasan untuk memilih kewarganegaraan. Saya tetap cinta Indonesia, dari kecil memang sudah berkeinginan untuk memilih sebagai WNI," kata Lola saat ditemui di Balaikota Yogyakarta usai mengikuti upacara bendera Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-75, Senin, 17 Agustus 2020.

Sulung dari dua bersaudara ini memang sudah sangat cinta Indonesia. Dia lahir di Yogyakarta 16 tahun silam dan sekolah juga di Kota Pelajar ini. Bahkan Lola menjadi anggota Paskibra setelah melewati rangkaian seleksi ketat.

Saya tetap cinta Indonesia, dari kecil memang sudah berkeinginan untuk memilih sebagai WNI.

"Seleksi tingkat kota 14 sampai 17 Maret 2020, mulai seleksi fisik dan juga wawancara tentang Wawasan Kebangsaan. Setelah itu diambil 16 besar untuk maju ke provinsi dan diambil empat putra empat putri, saya menjadi satu di antaranya," ungkap dia.

Lola Monico, Paskibra Cantik YogyakartaLola Monico (tengah) berfoto bersama ayahnya yang berpaspor Perancis dan ibunya asli Yogyakarta, Indonesia. (Foto: Tagar/Gading Persada)

Namun sayang seribu sayang. Keinginan Lola tampil di hadapan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X dan pejabat lainnya saat upacara bendera Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-75 tahun ini kandas. Dengan alasan adanya pandemi Covid-19 yang disampaikan, Lola dan rekan-rekannya di tim Paskibra tahun 2020 ini urung tampil. Tim Paskribra yang bertugas justru diambilkan dari tim tahun 2019 lalu.

Dapat dipahami pula ketika Lola merasa kecewa. Apalagi menjadi seorang anggota Paskibra sudah menjadi keinginannya sejak kecil sebagai jalan menggapai keinginan utamanya, menjadi pilot.

"Kalau kecewa pasti kami kecewa, tapi bukan kecewa marah, lebih pada aduh kenapa kok nggak bisa bertugas. Tapi ya tetap harus diterima karena ini sudah jadi jalan saya dan semoga ada hasil positif yang bisa diambil," imbuh dia.

Baca Juga:

Sebelumnya, Nia Monico, ibunda Lola bersama oran tua anggota tim Paskibra tahun 2020 datang ke Balai Kota Yogyakarta meminta adanya pengukuhan putra putri sebagai anggota Paskibra tahun 2020 meski urung bertugas.

"Saya bangga anak saya bisa masuk tim Paskibra tapi ketika melihat dia gagal bertugas dan bahkan tak ada pengukuhan, justru sangat sedih," kata Nia.

Menurut dia, seharusnya pihak terkait bisa memberikan kepastian terhadap perjuangan dari para pelajar tersebut. Sebab, mereka sudah mempersiapkan diri untuk bisa masuk tim Paskibra dengan merelakan waktu bahkan ketinggalan pelajaran sekolah.

"Ibaratnya anak saya diangkat-angkat lalu dianjlokkan. Memang tadi pak wali kota sudah memberikan penghargaan, tapi kami butuh juga mereka dikukuhkan sebagai tim Paskibra tahun 2020," ujarnya. []

Berita terkait
Kisah Paskibra DIY yang Batal Tampil di Depan Jokowi
Kaisar Altaf Emir, satu-satunya wakil DIY sebagai tim Paskibra nasional mengaku sedih setelah gagal tampil di depan Presiden Jokowi.
Putra Manggarai NTT, Paskibraka di KJRI Melbourne
Indra Susanto, menjadi Paskibraka di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Melbourne, Australia. Indra merupakan putra asli Manggarai NTT.
Sosok Sylvia Kartika Putri Paskibraka asal Siantar
Pelajar asal Pematangsiantar, Sumatera Utara, Sylvia Kartika Putri menjadi pembawa baki penurunan bendera saat HUT ke-75 RI di Istana Merdeka.
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)