Alasan Masyarakat Sulsel Tak Patuhi Jaga Jarak

Ini alasan masyarakat belum sepenuhnya patuhi physical distancing yang diterapkan pemerintah untuk memutus penyebaran virus Corona.
Dekan Fakultas Psikologi UNM Prof. Muhammad Jufri. (Foto: Tagar/Aan Febriansyah)

Makassar - Pemerintah Sulawesi Selatan sudah mengeluarkan imbauan agar masyarakat mengurangi melakukan aktivitas luar atau dengan melakukan aksi jaga jarak ketika bertemu orang. Akan tetapi imbauan tersebut masih banyak diabaikan oleh masyarakat.

Psikolog Universitas Negeri Makassar Prof Muhammad Jufri menyebut, perilaku ini membuktikan bahwa bahwa masyarakat kurang mampu melakukan kedisiplinan terkait tingkah laku.

Karakter inilah jika tidak dilakukan maka ikatan emosional kurang dekat, dan inilah yang terjadi saat physical distancing.

Apalagi di Sulsel kental dengan tradisi sipakatau, dimana kalau masyarakat menjaga jarak tentu akan merasa tidak dekat secara emosional.

Baca juga: Gubernur Sulsel: Jenazah Corona Bukan Aib

“Orang di Sulsel kalau ketemu dengan teman sejawat atau sahabat baru akan merasa lebih dekat jika berdekatan secata fisik, seperti berjabat tangan, mengelus bahu atau yang lainnya. Karakter inilah jika tidak dilakukan maka ikatan emosional kurang dekat, dan inilah yang terjadi saat physical distancing,” kata Dekan Fakultas Psikologi UNM itu, Selasa, 7 April 2020.

Jufri mengatakan, bukan hal yang sulita melakukan physical distancing akan tetapi kembali lagi ke persoalan karakter tadi yang kalau ketemu orang lain pasti berjabat tangan. Tapi seharusnya masyarakat menerima imbauan pamerintah ini sebagai upaya pencegahan virus Corona.

Selain itu, persoalan masih banyak yang tidak mengindahkan imbaian physical distancing ini karena masih banyak masyarakat yang memang mengharuskan dirinya untuk tetap bertemu orang lain.

Ia menyebut imbauan ini sebagai hal yang dilematis, di satu sisi untuk menekan sebaran Corona, di sisi lainnya ada masyarakat yang tetap harus bekerja untuk menghidupi keluarganya.

“Jadi memang dilematis, karena kalau dilihat ekonomi keluarga itu beragam. Ada memang keluarga yang pada staratanya bisa bekerja dari rumah ada juga yang tidak bisa terpisah dari keseharian untuk bekerja,” tambahnya.

Sehingga, lanjut pria kelahiran Pulau Jampea ini, butuh diskusi panjang saat orang diminta untuk tetap di rumah tapi harus juga dipertimbangkan kehidupan orang lainnya.

Baca juga: Padat Penduduk, Angka Positif Corona di Sulsel Naik

“Pemerintah mungkin juga memiliki alasan tersendiri sehingga tidak melakukan lockdown, apalagi untuk memenuhi kebutuhan dasar. Akan tetapi jika memang terpaksa harus menjaga standar kesehatan sesuai yang diterapkan,” jelasnya.

Berkaitab dengan sebaran virus Corona di Sulsel sendiri, menurut data dari tim tanggap covid secara keseluruhan sudah 122 orang yang terjangkit virus corona dengan rincian 88 orang di rawat, 23 orang sembuh, dan 11 orang meninggal dunia. []

Berita terkait
Alasan Pemprov Sulsel Tak Lakukan PSBB
Pemprov Sulsel masih mengkaji penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran virus Corona di Sulsel.
Kadis Kesehatan Sulsel Sembuh dari Covid-19
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, dr. Ichsan Mustari dinyatakan sembuh dari Covid-19
Sulsel Fokus Pencegahan Corona di Tiga Daerah
Tiga Kabupaten di Sulawesi Selatan yang menjadi fokus pencegahan virus Corona di Sulsel yakni Kota Makassar, Kabupaten Gowa, dan Kabupaten Maros.
0
Putra Mahkota Arab Saudi Melawat ke Turki
Persiapan untuk menghadapi kunjungan Presiden Joe Biden, Putra Mahkota Arab Saudi lakukan lawatan regional kali ini ke Turki