Alasan Kadisdikbud Bantaeng Tak Belajar Tatap Muka

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kabupaten Bantaeng belum menjadwalkan anak-anak untuk belajar tatap muka. Ini alasannya
Wulan, 8 tahun, siswi kelas 3 SDN 8 Kalimbaung Bantaeng, menuliskan rindu sekolah, Rabu, 5 Agustus 2020 (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka)

Bantaeng - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel), Muhammad Haris mengatakan ia tak ingin jika terbentuk cluster kasus positif Covid-19 yang baru dari kalangan pelajar.

Oleh sebab itu, sampai sekarang proses pembelajaran di Kabupaten bertajuk Butta Toa ini belum di lakukan di sekolah.

"Sejujurnya saya tidak bisa pertaruhkan kesehatan anak-anak untuk mencoba-coba membuka sekolah, kemudian saya tidak ingin satuan pendidikan menjadi cluster baru pandemik," kata Haris saat ditemui Tagar di ruang kerjanya, Rabu, 5 Agustu 2020.

Selain dua alasan tersebut, ia juga memaparkan kebiasaan para pelajar. Tak ada yang bisa menjamin protap kesehatan di antaranya jaga jarak dan menggunakan masker bisa konsisten diterapkan di sekolah.

Sejujurnya saya tidak bisa pertaruhkan kesehatan anak-anak untuk mencoba-coba membuka sekolah.

Menurut Haris, anak-anak pada dasarnya senang berkumpul apalagi waktu-waktu istirahat. Pun jika bisa diterapkan protap kesehatan di lingkungan sekolah, tetap terdapat celah untuk memberi peluang terbentuknya cluster jika ada aktivitas tambahan pelajar di luar lingkup sekolah, misal pertemuan-pertemuan pada waktu sepulang sekolah.

"Anak-anak suka bergerombol, kalaupun aman di dalam sekolah tapi di luar saat pulang akan bertemu lagi, belum lagi anak-anak TK atau SD siapa yang bisa jamin mereka akan jadikan masker sebagai aksesoris yang bisa saling tukar pakai misalnya," jelas Haris.

Baca juga:

Oleh sebab itu, katanya, hingga saat ini prosedur pendidikan berjalan seiring dengan keadaan di masa pandemi.

Sambil menunggu kabar status pandemi berakhir, beberapa program dan kurikulum baru dibuat. Sebab tidak mungkin memberlakukan kurikulum masa pembelajaran normal di waktu pandemi ini.

Karenanya, sekalipun saat ini pelajar di Kabupaten Bantaeng belajar dari rumah, namun beberapa guru sudah kembali beraktivitas di sekolah.

"Dengan memperhatikan protap kesehatan, jaga jarak dan pakai masker, beberapa guru ke sekolah untuk menyusun kurikulum baru," katanya.

Kurikulum 2020-2021 memuat kondisi pembelajaran masa pandemi. Dimana tidak ada aktivitas tatap muka setelah penerimaan anak didik baru. Selain itu, sebagai bentuk jaminan mutu pendidikan juga dilakukan peninjauan langsung ke kecamatan.

"Beberapa kepala bidang diminta untuk turun dan memantau pergerakan guru sekolah ke rumah-rumah siswa, ini cara kami agar memberikan penjelasan pada orang tua bahwa walaupun sekolah belum dibuka kami tetap ada di tengah-tengah peserta didik, itu jaminan Dinas Pendidikan dalam keberlangsungan proses pembelajaran," jelasnya.

Wulan, 8 tahun, salah satu pelajar di Kabupaten Bantaeng mengaku sudah sangat merindukan aktivitas bersekolah. Siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) 8 Kalimbaung ini juga mengatakan rindu dengan aktivitas kehidupan yang normal.

Kendati masih anak-anak, Wulan merasa lelah dan kewalahan dengan beberapa hal yang berangsur-angsur berubah selama masa pandemi.

"Mau bebas main-main, ke rumah teman, pergi les di sekolah, belajar di sekolah juga tapi belum karena masih ada virus Corona," katanya kepada Tagar.

Ia berharap masa pandemi segera berlalu dan ia bisa bersekolah kembali. []

Berita terkait
Kasus Pembunuhan ROS di Bantaeng Lanjut ke Kejaksaan
Kasus pembunuhan sadis oleh saudara sendiri di Desa Pattaneteang, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng kini bergulir di Kejaksaan.
Cerita Seram Penghuni Gaib Asrama Kalokko Bantaeng
Kesaksian orang-orang yang tinggal di sekitar bekas asrama tentara zaman Belanda, Asrama Kalokko di Bantaeng, Sulawesi Selatan.
Cerita Penunggu Jembatan Angker Sinoa Bantaeng
Jembatan Sinoa di Kabupaten Bantaeng terkenal angker. Makhluk halus kerap mengganggu warga yang melintas.