Alasan Driver Ojol Aksi Mogok Makan di Yogyakarta

Sejumlah driver ojek online (ojol) dari Go Car dan Grab Car menggelar aksi mogok makan sejak Selasa, 22 Oktober 2019.
Mitra pengemudi Grab menggelar aksi mogok makan meminta tujuh tuntutan di depan Kantor Grab Yogyakarta, Jalan Ring Road Utara Yogyakarta. (Foto: Grup facebook Komunitas Driver Go Car dan Grab Car Jogja)

Yogyakarta - Sejumlah driver ojek online dari Go Car dan Grab Car menggelar aksi mogok makan sejak Selasa, 22 Oktober 2019. Mereka yang mengatasnamakan Front Indonesia ini menggelar aksinya di depan Kantor Grab Yogyakarta, Jalan Ring Road Selatan.

Salah seorang driver Grab, Surya berusia 40 tahun mengatakan aksi tersebut sebagai bentuk protes terhadap manajemen aplikator Grab. 

"Ada beberapa aturan yang menurut kami tidak adil," kata dia, Rabu 23 Oktober 2019.

Semua yang diminta juga sebenarnya sudah masuk dalam prosedur operasi standar (SOP) Grab.

Dia mengungkapkan dalam aksi mogok makan itu, terdapat tujuh tuntutan yang disampaikan. Ketujuh tuntutan tersebut sebagai berikut:

  • Menghapuskan sistem diskriminasi skema yang dibuat dengan sistem yang tidak transparan.
  • Membuka fitur Grabcar di area bandara.
  • Menghapuskan pungli 2000 atau menghilangkan potongan 20 persen.
  • Menuntaskan pemutakhiran data atau open putus mitra. 
  • Menuntut transparansi putus mitra agar lebih fair.
  • Menghapuskan potongan tambahan dari koperasi. 
  • Pemerataan order untuk semua mitra.

Bagaimana tanggapan Grab terhadap aksi mogok yang meminta tujuh tuntutan itu?City Manager Grab Yogyakarta Hervy Deviyanto menjelaskan semua tuntutan sudah dijelaskan kepada mitra pengemudi saat berlangsungnya mediasi pada 3 Oktober lalu. 

Dalam pertemuan itu hadir presiden, wakil presiden, dan panglima Front Indonesia, serta perwakilan dari Koloni 112 dan Black Mataram. 

"Semua yang diminta juga sebenarnya sudah masuk dalam prosedur operasi standar (SOP) Grab," ucap Hervy Deviyanto.

Hervy mengakui mengenai sangkaan diskriminasi, sering dialamatkan kepada Grab. Padahal, sejak didirikan, Grab selalu memberikan kesempatan yang adil bagi semua mitranya. 

"Tidak ada diskriminasi, yang ada insentif bagi mereka yang rajin bekerja. Itu normal dan berlaku di semua perusahaan," ujar Hervy. 

Dia menegaskan skema insentif adalah bonus dari perusahaan, setelah para driver mencapai target atau kinerja tertentu.

Mengenai kebijakan suspend dan pemutusan mitra, kata dia, Grab sudah menyusun mekanisme yang transparan dan bertahap. 

"Ada tahapannya, karena kami juga ingin fair kepada mitra pengemudi," tuturnya.

Hervy menuturkan jika ada pelanggaran, mitra pengemudi akan menerima notifikasi di aplikasi. Namun, bila notifikasi diabaikan dan mitra kembali melakukan pelanggaran, mereka dinonaktifkan sampai akhirnya datang ke Grab Driver Center untuk menandatangani surat pernyataan. 

"Jika setelah itu mitra masih melakukan pelanggaran lagi, secara sistem dia  mengalami pemutusan kemitraan," ujar Hervy.  

Dia menyampaikan mitra yang sudah diputus kemitraannya, sampai saat ini perusahaan belum mengambil keputusan untuk mengadakan pemutihan. Alasannya, pelanggaran yang terjadi telah merugikan pelanggan dan perusahaan, baik secara material dan nonmaterial.  

"Perusahaan dirugikan oleh pelanggaran yang dilakukan mitra. Kami juga sudah memberi kesempatan pada mereka untuk memperbaiki diri," ucapnya.  

Di sisi lain, untuk fitur GrabCar di bandara, Grab terikat perjanjian dengan manajemen Bandara Adi Sutjipto. Pihaknya juga menetapkan batasan jumlah siapa saja yang bisa mengambil penumpang di bandara, yang disebut airport fleet. 

"Kami akan mengkaji untuk menambah kuota airport fleet, sehingga lebih banyak lagi mitra pengemudi yang dapat mengambil penumpang di bandara," katanya.  

Sedangkan berkaitan potongan koperasi dan pemerataan order, menurut dia, itu merupakan kebijakan yang diterapkan dalam skala nasional. Berlaku kepada semua mitra yang memenuhi syarat. 

Hervy menambahkan apa yang diminta mitra yang menggelar aksi tersebut sudah ada mekanismenya di perusahaan. 

"Saya yakin para mitra pengemudi menyatakan pendapatnya dengan niat baik untuk kebaikan bersama," ucapnya. []

Baca juga:

Berita terkait
Andre Soelistyo Cs Akan Bawa Gojek Lebih Maju Lagi
Kevin Aluwi dan Andre Soelistyo sebagai Co-CEO Gojek mengatakan kesiapannya untuk membawa layanan itu tumbuh lebih besar.
Celoteh Driver Gojek Ketika Nadiem Makarim Jadi Menteri
Dia merasa cemas mundurnya Nadiem Makarim dari Gojek akan mengubah kebijakan manajemen karena dikelola orang yang berbeda.
Grab Indonesia Ucapkan Selamat Kepada Nadiem Makarim
Grab juga mengucapkan selamat kepada pendiri sekaligus mantan CEO Gojek Nadiem Makarim yang dilantik menjadi menteri.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.