Alasan 6 Tenaga Kesehatan di Bantul Jalani Isolasi

Enam tenaga kesehatan dan satu non kesehatan di Bantul, Yogyakarta harus menjalani isolasi.
Ilustrasi isolasi Covid-19 (Foto: pixabay)

Bantul – Enam tenaga kesehatan di Kabupaten Bantul, Yogyakarta diisolasi setelah muncul hasil rapid test. Hasil menunjukkan keenam tenaga kesehatan tersebut reaktif Covid-19. Kabar ini marak beredar di media sosial.

Juru Bicara Penangan Covid-19 Bantul, Sri Wahyu Joko Santosa menyatakan selain enam tenaga kesehatan tersebut ada salah satu tenaga non-kesehatan yang hasil rapid diagnostic test (RTD)-nya reaktif. “Menanggapi berita yang beredar di sosial media yang menyebutkan ada beberapa nakes (tenaga kesehatan) yang puskesmasnya hasil rapid test-nya positif, berita itu benar adanya," katanya pada Sabtu, 2 Mei 2020.

Menurut dia, saat ini ada enam tenaga kesehatan dan satu tenaga non-kesehatan yang hasilnya testnya positif Covid-19. Saat ini tujuh orang tersebut telah menjalani isolasi di Rumah Sakit Lapangan (RSL) Khusus Covid-19 yang berada di Kecamatan Bambanglipuro, Bantul. Selanjutnya mereka akan menjalani uji swab.

"Tindakan yang sudah kami dilaksanakan adalah mengisolasikan teman-teman tersebut ke RSL. Selanjutnya akan dilakukan swab test untuk penegakkan diagnosa, dan 7 orang itu sudah diisolasi sesuai prosedur di RSL Khusus Covid-19, " ujar Oki, sapaan akrabnya.

Oki juga menjelaskan rapid test adalah deteksi dini untuk mendeteksi munculnya antibodi tubuh terhadap penyakit tertentu. Sedangkan macam virus Corona lebih dari satu macam. Sedangkan para pasien tersebut berasal dari beberapa puskesmas di Bantul. "Meskipun begitu pelayanan kesehatan di puskesmas tempat para pasien ini bekerja tetap berjalan," ungkapnya.

Oki menduga penyebab tujuh orang tersebut terpapar Covid-19 karena melakukan kontak dengan pelaku perjalanan. Mengingat saat ini puskesmas melakukan screening kepada masyarakat yang usai kembali dari daerah terpapar Covid-19. “Dugaannya sementara seperti itu karena ada kontak dari pelaku perjalanan," ucapnya.

Geger di Kecamatan Banguntapan

Sementara itu di Kecamatan Banguntapan sempat digegerkan dengan informasi yang menyebutkan sebanyak 53 warga yang melakukan rapid test di Puskesmas Ngipik, Bantul lantaran sempat berinteraksi dengan salah satu dengan warga yang positif Covid-19.

Camat Banguntapan Fauzan Maarif membenarkan bahwa 53 warga tersebut melakukan rapid test pada Rabu 29 April 2020. Hasilnya negatif semua. Namun mereka harus isolasi mandiri guna antisipasi sebaran Covid-19. "Tapi mereka akan menjalani tes lagi, ketika menunggu untuk dites, mereka isolasi mandiri dan pemantauan kesehatan,” ucapnya.

Ia meminta kepada warga Banguntapan menaati arahan pemerintah untuk tetap di rumah saja. Selama Ramadan untuk menjalankan ibadah di rumah masing-masing guna mengurangi penyebaran Covid-19. "Melakukan ibadah tarawih di rumah, karena ini sangat berpengaruh terhadap penyebaran wabah ini," ungkapnya.

Dia mengakui, dalam keadaan pandemi Covid-19 ini, memang semuanya serba repot. Warga harus kuat menahannya. "Sangat merepotkan bagi semuanya, semoga semua diberi kesehatan,” ucapnya. []

Baca Juga:

Berita terkait
Catatan PAN soal Penanganan Covid-19 di Yogyakarta
DPW PAN menilai Pemda DIY dalam menangani pandemi dan dampak Covid-19 di Yogyakarta masih amburadul.
Catatan soal UMKM Terdampak Covid-19 di Yogyakarta
UMKM termasuk sektor paling terdampak pandemi Covid-19. Namun, sektor ini belum banyak mendapat perhatian pemerintah, termasuk di Yogyakarta.
Yogyakarta Luncurkan Buku Saku Panduan Covid-19
Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY meluncurkan buku saku Covid-19 yang akan disebarluaskan ke desa/kelurahan.