Al Qaeda Tunjuk Pengganti Qassim Al-Rimi yang Tewas

Kelompok teroris Al Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) telah menyiapkan pengganti Qassim Al-Rimi yang tewas dalam operasi militer di Yaman.
Pimpinan Al-Qaeda Yaman Qasim al-Raymi tewas terbunuh oleh serangan tentara Amerika Serikat. (Foto: BBC News).

Dubai - Kelompok teroris Al Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) mengumumkan telah menyiapkan pengganti Qassim Al-Rimi yang tewas dalam operasi militer Amerika Serikat (AS) di Yaman. Hal itu dikatakan lembaga riset terorisme, SITE Intelligence.

Dilansir dari kantor berita Perancis Agence France Presse atau AFP, pengumuman itu datang dari audio ceramah yang disampaikan oleh pejabat AQAP, Hamid bin Hamoud al-Tamimi. "Dalam ceramahnya, Tamimi berbicara panjang lebar tentang Rimi dan perjalanan jihadnya, serta menyatakan Khalid bin Umar Batarfi adalah pemimpin baru AQAP," kata SITE Intelligence, Senin, 24 Februari 2020.

SITE menyebutkan bahwa Batarfi telah muncul di banyak video AQAP selama beberapa tahun terakhir. Ia tampak sebagai wakil, dan juru bicara kelompok Rimi.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengumumkan kematian Rimi awal bulan ini. Trump menyebut Rimi telah terbunuh dalam "operasi kontraterorisme AS di Yaman".

Pengumuman itu datang tak lama setelah AQAP mengaku bertanggung jawab atas penembakan massal pada 6 Desember 2019 di pangkalan angkatan laut AS di Florida, di mana seorang perwira angkatan udara Arab Saudi menewaskan tiga pelaut Amerika. Gedung Putih menganggap AQAP sebagai cabang jaringan jihadis paling berbahaya di dunia.

Kelompok ekstremis Sunni berkembang dalam kekacauan perang saudara selama bertahun-tahun antara pemerintah yang didukung Saudi dan pemberontak Syiah Huthi. "Di bawah Rimi, AQAP melakukan kekerasan hadap warga sipil di Yaman dan berusaha untuk menginspirasi banyak serangan terhadap Amerika Serikat dan pasukan kami," kata Trump saat itu.

Trump tidak memberikan rincian tentang keadaan atau waktu operasi, tetapi AS telah melancarkan perang drone yang sudah berjalan lama terhadap para pemimpin AQAP yang berbasis di Yaman. Rimi menggantikan Nasir al-Wuhayshi, yang terbunuh dalam serangan pesawat tak berawak AS di Yaman pada Juni 2015.

AQAP telah melakukan operasi terhadap pasukan Huthis, pemerintah, serta serangan sporadis di luar negeri, termasuk di kantor publikasi satire Perancis Charlie Hebdo pada 2015. Namun, para pengamat mengatakan kemampuannya di lapangan semakin menipis, meskipun masih menginspirasi serangan yang dilakukan oleh para jihadis atau operasi sebelumnya.

Setelah bertahun-tahun melakukan penyerangan drone yang mematikan, kepemimpinan mereka akhirnya kehabisan peralatan, dan karisma. "AQAP berada pada titik terlemah dalam satu dekade, setidaknya dalam hal identitasnya sebagai kelompok yang koheren dengan ideologi agama utama," kata Elisabeth Kendall, seorang peneliti di University of Oxford.

Yaman telah dilanda konflik sejak 2015, ketika koalisi yang dipimpin Arab Saudi melakukan intervensi setelah Huthis yang didukung Iran merebut kendali ibu kota Sanaa. Konflik itu menewaskan puluhan ribu orang, yanng kemudian, memicu apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia dengan jutaan orang terlantar dan membutuhkan bantuan.[]

Baca Juga:

Berita terkait
Donald Trump Benarkan Pemimpin Al-Qaeda Yaman Tewas
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membenarkan pimpinan Al-Qaeda Yaman di Semenanjung Arab (AQAP), Qasim al-Raymi twas terbunuh.
Al Qaeda Bakal Gantikan Dominasi ISIS di Indonesia
Kelompok Al-Qaeda diprediksi bakal menggantikan dominasi ISIS dalam pergerakan terorisme di wilayah Indonesia.
Al Qaeda India Serang Militer Myanmar, Tiongkok: Tolak Dukung Teroris Rakhine
Pemimpin senior kelompok Al-Qaeda di wilayah Semenanjung Arab (AQAP), Khaled Batarfi sudah hilang kesabaran melihat etnis Rohingya, di Rakhine Myanmar terus mendapat tindak kekerasan dari militer Myanmar. Batarfi menyerukan kepada kelompok Al-Qaeda di Subkontinen India (AQIS) untuk segera menyerang militer Myanmar.
0
Pemimpin G7 Janjikan Dana Infrastruktur Ketahanan Iklim
Para pemimpin dunia menjanjikan 600 miliar dolar untuk membangun "infrastruktur ketahanan iklim" perang Ukraina juga menjadi agenda utama