Al Gore Puji Pemerintah Indonesia Soal Restorasi Gambut

Al Gore puji Pemerintah Indonesia soal restorasi gambut yang menjadi komitmen Indonesia sebagai bagian dari upaya mengendalikan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) .
AL GORE DI PAVILIUN INDONESIA:Peraih nobel lingkungan hidup yang juga mantan wapres AS Al Gore menyampaikan pemikirannya pada Konferensi Perubahan Iklim (COP23/UNFCCC) di Paviliun Indonesia, Bonn, Jumat (10/11). Al Gore mengikatkan kembali perlunya komitmen global dalam penanganan perubahan iklim. (Foto: Ant/Saptono)

Bonn, Jerman, (Tagar 11/11/2017) – Upaya penyelesaian persoalan hutan dan lahan gambut yang menjadi komitmen Pemerintah Indonesia sebagai bagian dari upaya mengendalikan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) mendapat apresiasi dari mantan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Al Gore.

"Indonesia jelas merupakan salah satu negara penting di dunia, negara yang juga sama seperti negara saya yang juga terdampak perubahan iklim dari peningkatan muka air laut, badai yang semakin kuat, kerusakan subsistem agrikultur, dan banyak lagi," kata Al Gore di Pavilun Indonesia dalam Konferensi Perubahan Iklim (Conference of Parties/COP) 23 di Bonn, Jerman, Jumat (10/11).

Namun, ia mengatakan komitmen Pemerintah Indonesia untuk menggunakan energi terbarukan dan terutama perhatian dalam menyelesaikan persoalan hutan dan lahan gambut yang telah terkonversi menjadi perkebunan sawit ada.

"Pemerintah (Indonesia) mengambil upaya untuk membenahi itu. Saya senang bisa melanjutkan kerja sama dengan para 'climate leader' dan individual di pemerintahan di Indonesia untuk memecahkan persoalan perubahan iklim karena persoalan yang dihadapi Indonesia lumayan berat," lanjutnya.

Pada kesempatan sama, peraih Nobel Perdamaian 2007 ini juga mengajak kalangan internasional mendukung Climate Reality Project di Indonesia. Sejauh ini sudah ada sekitar 300 orang Indonesia yang mengikuti pelatihan dan bekerja keras untuk aksi pengendalian perubahan iklim.

"Dan untuk generasi berikutnya, kami peduli dan ingin memastikan kalian aman, dan penetapan Kesepakatan Paris berjalan," ujar dia.

Aktivis perubahan iklim AS ini kurang dari 30 menit berada di Paviliun Indonesia, namun disesaki pengunjung dari berbagai negara. Mereka mendengarkan dengan seksama pernyataan Al Gore langsung di dalam paviliun maupun di luar melalui televisi.

"Saya senang melihat kerumunan di Paviliun Indonesia hari ini dan terima kasih telah menciptakan `perubahan iklim di dalam paviliun," ujar Al Gore yang terpaksa melepas jasnya karena paviliun yang terasa panas karena penuh sesak pengunjung. (ant/yps)

Berita terkait
0
Pemimpin G7 Janjikan Dana Infrastruktur Ketahanan Iklim
Para pemimpin dunia menjanjikan 600 miliar dolar untuk membangun "infrastruktur ketahanan iklim" perang Ukraina juga menjadi agenda utama