Aktivis Hindu Paksa Suster Katolik Turun dari Kereta Api

Menteri Dalam Negeri India berjanji akan tindak tegas aktivis Hindu yang paksa suster Katolik turun dari kereta api
Ilustrasi: Biarawati Katolik tiba dalam jumlah besar pada pertemuan doa untuk mengatasi liputan negatif media tentang kehidupan religius di Pusat Pastoral Paroki Dwaraka di Keuskupan Mananthavady, Kerala, India selatan, 15 September 2019 (Foto: globalsistersreport.org/Saji Thomas)

Jakarta - Menteri Dalam Negeri India, Amit Shah, berjanji akan mengambil tindakan terhadap para aktivis Hindu, yang memaksa sekelompok suster Katolik turun dari kereta.

"Saya ingin meyakinkan warga Kerala bahwa pemerintahan pimpinan Partai Bhartiya Janata memegang kuasa di Uttar Pradesh. Tidak ada hal apapun yang perlu dikhawatirkan oleh warga Kerala," kata Shah saat berbicara di rapat umum, di Kerala, hari Kamis, 25 Maret 2021.

"Siapa pun yang tertuduh, siapa pun yang melakukan hal ini, Partai Bharatiya Janata akan memastikan bahwa mereka ditangani sesuai dengan hukum yang berlaku secepat mungkin," kata Shah dengan tegas.

Insiden ini terjadi setelah sejumlah aktivis Hindu mengira suster-suster ini terlibat dalam kegiatan meminta warga untuk pindah agama.

Pihak gereja mengatakan para suster -yang berasal dari Gereja Syro Malabar di Kerala- sedang mengadakan perjalanan dari New Delhi ke Negara Bagian Odhisha pada Jumat, 19 Maret 2021, ketika aktivis-aktivis Hindu memaksa mereka turun dari kereta saat berada di Negara Bagian Uttar Pradesh.

Selain memaksa turun, para anggota ini juga melaporkan suster-suster tesebut ke polisi. Para pejabat gereja mengatakan suster-suster ini dilecehkan secara verbal.

Dikatakan pula, para aktivis Hindu "menyerang" beberapa remaja perempuan yang melakukan perjalanan bersama para suster.

menteri amitMenteri Amit Shah berjanji akan mengambil tindakan terhadap para aktivis Hindu, yang memaksa sekelompok suster Katolik turun dari kereta (Foto: bbc.com/EPA)

Surat kabar India, Hindustan Times, mengatakan para aktivis "mengira para suster memaksa beberapa remaja ini untuk pindah agama".

Serangan terhadap minoritas. Juru bicara gereja, Jerry Joseph, mengatakan aktivis-aktivis ini tidak mempercayai penjelasan para suster.

"Bahwa beberapa remaja perempuan yang melakukan perjalanan sejak lahir sudah menganut agama Kristen .... (para suster) diancam dan diperlakukan seolah-olah mereka adalah teroris," kata Joseph seperti dikutip Hindustan Times.

Polisi menginterogasi para suster selama beberapa jam sebelum membolehkan mereka untuk melanjutkan perjalanan.

Salah seorang suster kepada Hindustan Times mengatakan, "Ini pengalaman yang menakutkan."

"Mereka tidak peduli bahwa yang mereka hadapi adalah perempuan. Sekitar 150 aktivis mengelilingi kami dan mereka bertindak seakan-akan kami ini penjahat," kata salah seorang suster yang tidak bersedia disebut namanya.

Konferensi Uskup Kerala, KCBC, mengatakan insiden tersebut sama sekali tidak bisa diterima. "Ribuan suster dan pastor terlibat dalam kegiatan kemanusiaan di seluruh penjuru negeri. Kami mendesak adanya intervensi tingkat tinggi," kata KCBC dalam satu pernyataan.

Banyak organisasi hak asasi manusia mengatakan perlakuan buruk, pelecehan dan serangan terhadap pemeluk agama minoritas dan kelompok-kelompok sosial yang termarjinalkan meningkat sejak partai Hindu nasionalis BJP naik ke tampuk kekuasaan pada tahun 2014 (bbc.com/indonesia). []

Berita terkait
India Gelar Festival Kumbh Mela di Tengah Pandemi Covid-19
Festival keagamaan umat Hindu, Kumbh Mela, diadakan di Kota Haridwar hingga akhir April 2021 mendatang