Aktifitas Gunung Agung Meningkat, Pengungsi ke Lombok Bertambah

Jumlah pengungsi terdampak Gunung Agung di Bali yang datang ke Pulau Lombok bertambah.
PENINGKATAN AKTIFITAS GUNUNG AGUNG: Asap putih menyembur dari kawah Gunung Agung yang saat ini masih level awas, terlihat dari Desa Datah, Karangasem, Bali, Minggu (8/10). Sejumlah warga melintas di jalan Desa Datah yang berjarak sekitar 10 Km dari kawah Gunung Agung. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mencatat aktivitas Gunung Agung kembali meningkat yang disertai semburan asap putih dengan tinggi hingga 1.000 meter dari kawah sejak Sabtu (7/10) malam. (Foto: Ant/Nyoman Budhiana).

Mataram, (Tagar 8/10/2017) – Jumlah pengungsi terdampak Gunung Agung di Bali yang datang ke Pulau Lombok bertambah.

“Jumlah pengungsi yang terdata hingga 8 Oktober 2017 sebanyak 105 kepala keluarga (KK) atau 376 jiwa. Empat hari sebelumnya berjumlah sebanyak 54 KK atau 161 jiwa. Ratusan pengungsi itu tersebar di Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, dan Lombok Timur. Tapi sebagian besar di Kota Mataram," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Nusa Tenggara Barat (BPBD NTB) H Muhammad Rum di Mataram, Minggu (8/10).

Menurut dia, kedatangan para pengungsi dari Bali sudah terjadi sejak status Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, naik dari level III (siaga) menjadi level IV (awas), pada Jumat (22/9).

Mereka datang ke Pulau Lombok, secara bertahap. Ada yang datang melalui melalui Pelabuhan Lembar di Kabupaten Lombok Barat. Bahkan, ada yang menggunakan perahu dari Bali menuju Kabupaten Lombok Utara.

Para pengungsi, kata Rum, tidak ditampung di posko pengungsian, melainkan tinggal di rumah keluarganya dengan alasan keamanan dan kenyamanan.

"Kami mempersilakan pengungsi untuk tinggal di posko yang sudah ada. Tapi mereka lebih memilih berkumpul di rumah keluarga," ujarnya.

Meskipun menyebar, pihaknya tetap memberikan perhatian kepada para pengungsi dengan mendatangi mereka untuk memberikan bantuan logistik dan obat-obatan yang dibutuhkan. Jenis bantuan yang diberikan berupa paket lauk pauk, makanan siap saji, perlengkapan makan, selimut, kebutuhan anak-anak, kebutuhan keluarga dan paket sandang.

Ada juga bantuan paket perlengkapan sekolah agar anak-anak pengungsi tetap bersekolah meskipun berada di luar Pulau Bali.

"Ada lebih dari 50 anak-anak sudah kami bagikan peralatan sekolah. Sebagian besar anak sekolah dasar, sisanya SMP dan SMA," ucapnya.

BPBD NTB terus melakukan pemantauan kondisi para pengungsi dan menjamin kebutuhannya tetap terpenuhi dengan layak, termasuk memfasilitasi anak-anak untuk tetap memperoleh pendidikan.

Pemerintah Provinsi NTB juga sudah menggelar rapat koordinasi dengan mengundang seluruh pihak terkait dalam rangka penanganan arus pengungsi Gunung Agung yang memilih Pulau Lombok sebagai tempat berlindung.

Seperti diketahui, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, meningkatkan status Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, dari level III (siaga) menjadi level IV (awas), pada Jumat (22/9) malam.

Dengan peningkatan status itu maka wilayah steril yang semula radius enam kilometer dari puncak gunung diperluas menjadi sembilan kilometer, serta ditambah perluasan wilayah sektoral yang semula 7,5 kilometer menjadi 12 kilometer ke arah utara, timur laut, tenggara, dan selatan-barat daya. (ant/yps)

Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.