Yogyakarta, (Tagar 10/3/2018) – Memperingati Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1940, belasan ogoh-ogoh dengan berbagai bentuk dan ukuran diarak di sepanjang Jalan Malioboro, Yogyakarta, Sabtu (10/3).
Pawai budaya yang mengarak 15 ogoh-ogoh itu dimulai dari Gedung DPRD DIY menyusuri Jalan Malioboro hingga Titik Nol Kilometer dan berakhir di Alun-Alun Utara Yogyakarta.
Selama pawai berlangsung akses sepanjang Jalan Malioboro ditutup mulai pukul 14.30 WIB hingga pawai berakhir.
"Kami berharap kegiatan ini juga bisa mendukung pariwisata di Yogyakarya," kata Koordinator Pawai Budaya I Nyoman Santiawan.
Belasan ogoh-ogoh yang ditampilkan antara lain berbentuk raksasa atau tokoh di dalam cerita Mahabarata atau Ramayana, misalnya tokoh Sugriwa dan Subali.
Ribuan warga maupun wisatawan yang menyaksikan pawai itu tampak antusias dengan memadati sepanjang pedestrian di sisi kanan dan kiri Jalan Malioboro.
Menurut Nyoman, ogoh-ogoh yang ditampilkan oleh Keluarga Mahasiswa Hindu Darma (KMHD) dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta itu merupakan kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan sejak empat tahun lalu.
Seluruh ogoh-ogoh yang tampil dalam pawai tersebut nantinya akan diarak dalam pawai di tiga pura yaitu di Pura Jagatnata, Pura Padmabuwana dan Pura Widyadarma pada 16 Maret untuk kemudian dibakar.
Sementara itu, dalam rangkaian parade menyambut Hari Raya Nyepi, sejumlah anak-anak juga mengarak ogoh-ogoh atau boneka raksasa di Taman Kota Lumintang, Denpasar, Sabtu (10/3).
Parade tahunan yang diikuti siswa taman kanak-kanak se-Kota Denpasar tersebut bertujuan untuk menumbuhkembangkan kreativitas dan pendidikan budaya Bali sejak usia dini. (ant/yps)