TAGAR.id - Setiap menit, satu orang meninggal di dunia akibat komplikasi penyakit yang terkait dengan HIV/AIDS. Fakta bahwa HIV/AIDS masih jauh dari pemberantasan juga disebabkan oleh stigmatisasi yang masih berlangsung. Hal ini dikatakan oleh PBB di konferensi AIDS Internasional ke-25 di München, Jerman.
Pada tahun 2030, AIDS seharusnya sudah dilumpuhkan - itulah tujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Namun PBB masih jauh dari tujuan ini, seperti yang dijelaskan oleh organisasi tersebut dalam laporannya pada Konferensi AIDS Sedunia ke-25. Konferensi itu berlangsung pekan ini di kota München, Jerman.
"Ketimpangan yang memicu epidemi HIV tidak ditangani secara memadai. Satu orang meninggal setiap menit karena AIDS,” kata laporan terbaru badan PBB untuk AIDS, UNAIDS.
Menurut PBB, jumlah infeksi baru, jumlah orang yang terinfeksi dalam pengobatan, dan kematian akibat AIDS menurun pada tahun 2023 dibandingkan tahun 2022. Tahun lalu, tercatat 1,3 juta infeksi baru. Jumlah ini berkurang 100.000 dibandingkan tahun 2022 dan merupakan penurunan yang signifikan sejak puncak 3,3 juta infeksi baru pada tahun 1995.
Penurunan angka tersebut juga dapat dikaitkan dengan peningkatan akses terhadap obat-obatan, kata PBB. Secara signifikan lebih banyak orang yang terkena dampak menerima pengobatan tahun lalu. Mungkin inilah sebabnya jumlah kematian terkait AIDS pada tahun 2023 turun 40.000 menjadi 630.000 kasus dibandingkan tahun sebelumnya.
Stigmatisasi
Namun, dunia masih jauh dari tujuan membatasi jumlah infeksi baru menjadi 330.000 kasus pada tahun depan. Dan fakta bahwa AIDS masih sulit diberantas adalah karena juga stigmatisasi yang masih berlangsung. Stigmatisasi dan diskriminasi khususnya menghalangi mereka yang terkena dampak untuk menerima pengobatan, keluh PBB.
Di Eropa Timur dan Asia Tengah, hanya sekitar setengah yang terinfeksi HIV menerima pengobatan. Meskipun ada kemajuan besar dalam memerangi penyakit ini, sekitar seperempat dari seluruh orang dengan HIV di seluruh dunia masih tidak memiliki akses terhadap pengobatan yang bisa menyelamatkan nyawa.
Afrika Timur dan Selatan paling terkena dampaknya
Wilayah yang paling terkena dampak di dunia adalah Afrika Timur dan Selatan, dengan 450.000 infeksi baru tahun lalu dan 20,8 juta orang terinfeksi HIV secara keseluruhan. Menurut PBB, 260.000 orang yang terinfeksi meninggal di sana akibat AIDS pada tahun 2023.
Meskipun jumlah infeksi baru di beberapa negara Afrika sub-Sahara telah turun lebih dari setengahnya sejak tahun 2010, ada wilayah di Eropa Timur, Asia Tengah dan Amerika Latin "di mana infeksi baru bergerak ke arah yang salah dan terus meningkat,” menurut juru bicara PBB.
Stigmatisasi dan diskriminasi khususnya menghalangi mereka yang terkena dampak untuk menerima pengobatan, keluh PBB. Di Eropa Timur dan Asia Tengah, hanya sekitar setengah dari mereka yang terinfeksi HIV menerima pengobatan. Meskipun ada kemajuan besar dalam memerangi penyakit ini, sekitar seperempat dari seluruh orang dengan HIV di seluruh dunia masih tidak memiliki akses terhadap pengobatan yang bisa menyelamatkan nyawa. [ap/hp (afp, dpa)]/dw.com/id. []