AHY 'Golden Boy' Partai Demokrat

Ferdinand Hutahaean menyatakan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) merupakan kandidat terkuat menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). (foto: Instagram/@agusyudhoyono).

Jakarta - Menjelang Kongres pada 2020 mendatang, Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menyatakan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) merupakan kandidat terkuat untuk menjadi ketua umum (ketum) partai tersebut.

Baginya, minim pengalaman tidak berpengaruh untuk duduk menjadi pemimpin partai. 

AHY juga sudah memimpin Kogasma, tim pemenangan Partai Demokrat pada Pileg dan Pilpres 2019, dan sukses mengemban misinya.

Baca juga: PKS Siap Pasang Badan Buat DWP, Anies Baswedan?

Ferdinand meyakini latar belakang AHY sebagai anggota TNI dan sempat menjabat sebagai Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat pada Pemilu 2019, dapat menghantarkan putra sulung Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke kursi ketum Demokrat.

"AHY figur kenyang pengalaman memimpin sejak di militer sudah memimpin batalyon yang artinya mengorganisir pasukan yang cukup besar. Jadi tidak ada alasan menyatakan AHY minim pengalaman," kata Ferdinand kepada Tagar, Selasa, 10 Desember 2019.

"AHY juga sudah memimpin Kogasma, tim pemenangan Partai Demokrat pada Pileg dan Pilpres 2019, dan sukses mengemban misinya. Jadi sekali lagi, tidak ada istilah minim pengalaman bagi AHY," tambahnya.

Mantan anggota Bara JP itu melanjutkan, Agus memang dapat diumpamakan banting setir dari dunia militer menyeberang ke politik

Hal tersebut yang menurutnya justru membuat daya pikat AHY besar, yang Ferdinand yakini kansnya bisa moncer, suatu saat nanti bisa jadi pimpinan negara.

Baca juga: Pedemo DWP: Anies Baswedan Pilihan Umat Pro Maksiat

Ke depan, lanjutnya, sebagai bekal menaikkan popularitas menuju Kongres Demokrat 2020, AHY bakal sibuk membagikan ilmu dan pengalamannya kepada generasi milenial. Jadi, gagal jadi Menteri Kabinet Indonesia Maju bukan akhir dari karir politiknya.

"AHY ini ikon baru Demokrat. Ini tampak jelas ketika namanya selalu muncul dalam survei-survei politik untuk menjadi kandidat capres maupun cawapres. Maka kami meyakini bahwa AHY kelak akan jadi pemimpin yang kuat karena memang dari segala aspek ia jelas mampu," tuturnya.

Ferdinand meminta publik tidak pandang sebelah mata tatkala Wakil Ketua Umum Partai Demokrat itu memilih pensiun dini dari dunia militer. Sebab, keraguan-keraguan itu menurutnya akan sirna seiring waktu berjalan.

"Orang mungkin sebagian bicara bahwa AHY hanya pensiunan seorang Mayor, bahkan itu dijadikan delegitimasi terhadap kemampuannya. Saya tegaskan bahwa pangkat itu hanya sebuah jenjang militer yang ditinggalkan oleh AHY dan memulai pengabdian di luar militer," ujarnya.

Baca juga: Pernusa: Dulu FPI Ditakuti, Sekarang Macan Ompong

Dia melanjutkan, langkah yang diambil AHY terjun menjadi seorang politikus sudah tepat, selain memiliki kapabilitas, karir politiknya pun masih tergolong panjang. 

"AHY kalau terus berkarir militer, dapat dipastikan akan jadi jenderal bila tidak ada masalah, jadi jangan lihat pensiunan mayornya. Tapi lihat dia seorang perwira muda yang menapaki jalan politik merubah jalur pengabdian dari seorang prajurit menjadi politisi Demokrat. Dan saat ini AHY sejajar dengan elite nasional, yang kalau kira-kira dikasih pangkat, ya bintang 3 lah," kata Ferdinand Hutahaean. []

Berita terkait
AHY: Jangan Sampai Bangsa Kita Seperti Dinosaurus
AHY mengatakan pada era 4.0 revolusi industri sekarang ini tidak cukup hanya dengan semboyan merdeka atau mati saja.
Langkah AHY Setelah Jelas Tak Dapat Kursi Menteri
AHY mengatakan posisi politik Demokrat sekarang klir, tidak berada dalam partai koalisi dan juga tidak di Kabinet Indonesia Maju.
Ferdinand Hutahaean Pastikan Demokrat Oposisi Jokowi
Politikus Demokrat Ferdinand Hutahaean menegaskan partainya berada di jalan oposisi pemerintah Jokowi.
0
Menkeu AS dan Deputi PM Kanada Bahas Inflasi dan Efek Perang di Ukraina
Yellen bertemu dengan Freeland dan janjikan kerja sama berbagai hal mulai dari sanksi terhadap Rusia hingga peningkatan produksi energi