AHY dan Kado Pahit di Hari Ulang Tahun

AHY dan kado pahit di hari ulang tahun. Jumat 10 Agustus 2018 usianya tepat 40 tahun, namun kado cawapres lepas dari genggaman.
AHY dan Kado Pahit di Hari Ulang Tahun | Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Komisi Pemilihan Umum, Jumat 10/8/2018. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Jakarta, (Tagar 12/8/2018) - Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) putra sulung Soesilo Bambang Yudhoyono gagal jadi cawapres Prabowo Subianto. Hal ini terjadi tepat di hari ulang tahunnya ke-40 pada 10 Agustus 2018. 

Walaupun berat untuk tersenyum, pada hari itu juga AHY sanggup pergi ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) mewakili Partai Demokrat, menandatangani formulir pada berkas pendaftaran pasangan capres-cawapres Prabowo-Sandiaga. 

Dalam pilpres lima tahun silam Partai Demokrat tidak berpihak pada koalisi mana pun saat pendaftaran capres-cawapres di KPU. Kini aturan KPU mengharuskan semua partai menyatakan dukungan pada salah satu pasangan capres-cawapres. Kalau tidak, partai terancam di-banned dalam pemilu lima tahun berikutnya. 

Pada momen di KPU itu calon wakil presiden Sandiaga Uno mengucapkan selamat ulang tahun kepada Komandan Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.

"Kami ingin mengucapkan selamat ulang tahun kepada sahabat saya Agus Yudhoyono, angkanya ini unik, 40 tahun, life begins at 40," kata Sandiaga.

Sandiaga bersama dengan calon presiden Prabowo Subianto mendaftarkan diri ke KPU untuk mengikuti pilpres 2019. Keduanya diantar oleh para ketua umum partai politik pendukung yaitu Ketua Umum Partai Keadilan Sejahtera Sohibul Iman, Ketum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan, Komandan Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (menggantikan Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono).

Agus di ruang pendaftaran KPU lantai 2 sebelumnya juga sudah mendapat nyanyian "Selamat Ulang Tahun" yang dipimpin oleh politikus PKS Aboe Bakar Al Habsyi.

"Kita benar-benar berterima kasih, pendaftaran lancar, kami mohon doa restu juga dalam beberapa bulan ke depan kami akan berjuang bersama rakyat untuk menghadirkan pertumbuhan dan pembaruan dalam sistem ekonomi dimana kita ingin buka lapangan kerja sebanyak-banyaknya," tambah Sandiaga.

Sandiaga juga mengaku ingin membuat partai emak-emak.

"Belum ada partai emak-emak, partai emak-emak juga terepresentasi di sini dan kami akan berjuang untuk partai emak-emak, kami ingin harga pangan stabil, kami ingin percepatan pembangunan dengan pemerintahan yang bersih," kata Sandiaga yang disambut teriakan sejumlah pendukungnya yang mayoritas perempuan.

Namun Sandiaga yang mengenakan kemeja biru muda itu tidak menjelaskan apa yang ia maksud dengan "partai emak-emak tersebut".

KPU menyatakan berkas Prabowo-Sandiaga sudah lengkap. Keduanya akan melakukan pemeriksaan kesehatan pada 13 Agustus 2018.

Ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi berdasarkan Peraturan KPU No 22 tahun 2018 tentang Pencalonan Peserta Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden.

Sejumlah syarat itu misalnya surat pencalonan yang ditandatangani oleh pimpinan partai politik atau para pimpinan gabungan partai politik; surat pernyataan bermaterai berisi 14 butir pernyataan yang salah satunya adalah mengajukan permohonan izin kepada presiden bagi gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati; daftar riwayat hidup; tanda terima penyerahan LHKPN dari KPK; surat keterangan dari kepolisian; surat keterangan dari pengadilan; ijazah dan keterangan lain.

Dokumen persyaratan itu dibuat dalam 2 rangkap. Setelah pendaftaran, KPU akan melakukan verifikasi hingga 24 Agustus 2018.

Baca juga: Demokrat Tolak Sandiaga Uno

Ketinggalan Kereta

Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Kupang Dr Ahmad Atang menilai Partai Demokrat selalu kalah dalam bergaining atau daya tawar politik.

"Partai yang ketinggalan kereta dalam pilpres adalah partai Demokrat. Nasib Demokrat kali ini sama dengan lima tahun lalu tanpa figur," katanya di Kupang, Sabtu (11/8) mengutip Antara.

Menurut dia, Demokrat sepertinya tidak memiliki pengalaman politik yang baik walaupun elitnya punya kematangan politik. 

Gerindra, kata dia, lebih memilih PKS dan PAN karena ada win-win solution dibandingkan Demokrat yang cenderung mendikte.

"Dengan PKS dan PAN, Gerindra telah membuktikan tesis politik di Pilgub DKI dulu, apalagi PKS dan PAN lebih menjanjikan dari segi basis massa ketimbang Demokrat," katanya.

Ke mana pun pilihan koalisi Demokrat, kata dia, tidak menguntungkan Jokowi maupun Prabowo dalam konstetasi Pilpres 2019, kata mantan Pembantu Rektor I UMK itu.

Baca juga: Prabowo Gandeng Sandiaga, Demokrat Rapat Darurat

Tidak Lamban

Dalam diskusi Polemik: Melodramatik Capres-Cawapres di Cikini, Jakarta, Sabtu (11/8), Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo menegaskan Partai Demokrat tetap komit berada dalam koalisi partai politik pendukung calon presiden Prabowo Subianto.

"Kalau ketua umum Partai Demokrat tidak hadir saat parpol koalisi berkumpul di kediaman Pak Prabowo pada Kamis (9/8) malam, dan Jumat (10/8) pagi, bukan berarti Partai Demokrat tidak komit, tapi masih dilakukan rapat Majelis Tinggi Partai," kata Roy.

Menurut Roy Suryo, Partai Demokrat tidak terlambat, tapi harus membuat keputusan secara cermat, akurat, dan sesuai prosedur. Keputusan sangat penting, diputuskan oleh Majelis Tinggi Partai (MTP), tidak diputuskan sendiri oleh ketua umum, dan MTP baru membuat keputusan pada Jumat pagi sekitar pukul 10:00 Wib.

Kalau ketua umum parpol koalisi sudah berkumpul di kediaman Prabowo Subianto, di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jumat (10/8) pukul 09.00 dan ketua umum Partai Demokrat tidak hadir, menurut Roy Suryo, karena sedang ada rapat MTP.

"Setelah ada keputusan, Mas Agus Harimurti Yudhoyono langsung datang ke KPU dan ikut menandatangani formulir pada berkas pendaftaran pasangan capres-cawapres," katanya. Roy 

Suryo menegaskan, syarat yang diminta KPU, bukan kumpul dan jalan bersama-sama tapi hadir di KPU dan menandatangani berkas pendaftaran.

Pada kesempatan tersebut, Roy Suryo juga memuji Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai sosok cermat dan tenang. 

"Pak SBY dalam setiap tindakan dan pembuatan keputusan, selalu tenang, tidak grusah-grusuh. Karena itu, keputusannya selalu cermat, tidak perlu dikoreksi lagi," katanya.

Roy Suryo menegaskan, kalau ada orang lain yang menganggap SBY lamban atau sering terlambat, persepsi itu keliru, karena SBY selalu mempertimbangkan semua hal secara cermat.

Baca juga Demokrat: GNPF Jangan Tekan Prabowo

Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Syarief Hasan juga menegaskan bahwa partainya akan atau maksimal dalam memenangkan pasangan bakal calon presiden-calon wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.Serius

Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Syarief Hasan juga menegaskan bahwa partainya akan all out atau maksimal dalam memenangkan pasangan bakal calon presiden-calon wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Demokrat akan all out menangkan pasangan Prabowo-Sandiaga dalam Pilpres 2019," kata Syarief Hasan di Kantor KPU, Jakarta, Jumat.

Dia membantah pernyataan beberapa pihak bahwa Demokrat tidak serius memenangkan pasangan yang diusung empat partai politik tersebut.

Menurut dia, ada proses-proses yang harus dilalui sebelum membuat keputusan politik di Pilpres 2019.

"Banyak proses yang harus dilewati seperti rapat Majelis Tinggi Partai Demokrat yang harus dilewati karena tanpa itu kan tidak bisa," ujarnya.

Selain itu Syarief menjelaskan Partai Demokrat telah menugaskan beberapa pengurus partai untuk hadir dalam proses pendaftaran Prabowo-Sandiaga di KPU.

Hal itu menjelaskan polemik terkait ketidakhadiran Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang tidak ikut mengantarkan Prabowo-Sandiaga mendaftar di KPU.

"Ini kan organisasi, SBY sudah meneken surat dukungan koalisi," katanya.

Dia menjelaskan beberapa pengurus Partai Demokrat yang hadir di KPU antara lain Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan, Komandan Kogasma Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Edhie Baskoro Yudhoyono Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI. []

Berita terkait
0
Gempa di Afghanistan Akibatkan 1.000 Orang Lebih Tewas
Gempa kuat di kawasan pegunungan di bagian tenggara Afghanistan telah menewaskan lebih dari 1.000 orang dan mencederai ratusan lainnya