Ahok Masuk PDIP, Politisi PDIP: Ini Rumah Aspirasi Politik Ahok

Politisi PDIP Charles Honoris menganggap bergabungnya Ahok adalah hal yang wajar.
Politisi PDIP Charles Honoris menganggap bergabungnya Ahok adalah hal yang wajar. (Foto: Instagram/charleshonoris)

Jakarta, (Tagar 12/2/2019) - Masuknya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ke  Partai PDI Perjuangan bukanlah suatu hal yang dipandang negatif. Politisi PDIP Charles Honoris justru memandang hal itu wajar.

Charles Honoris mengatakan masuknya Ahok menjadi anggota partai PDIP itu merupakan bagian dari aspirasi politik Ahok.

Dia menipis adanya isu gabungnya Ahok di PDIP hanya untuk melakukan balas dendam terhadap kasus penistaan agama yang pernah menimpa Ahok.

"Kalau dikatakan masuk ke PDI Perjuangan dan gabung parpol untuk balas dendam, itu saya kira enggak tepat. Karena beliau sendiri sudah  tidak ingin aktif di politik. Tapi dia (Ahok) hanya memilih PDIP sebagai rumah untuk menyampaikan aspirasi politiknya," kata Charles Honoris saat ditemui di Jalan Adityawarman, Melawai Jakarta Selatan, Senin (11/2).

Dia memang tak bisa memungkiri Ahok pernah tersangkut kasus penistaan agama. Tapi bukan berarti Ahok tak mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam politik di Indonesia.

"Pak Ahok adalah warga Indonesia yang sudah menjalankan keputusan pengadilan ya dan dia (Ahok) memiliki hak konstitusional sebagai warga negara  untuk ikut berpartisipasi dalam politik," ucap dia.

Charles mengatakan, bukan hanya Ahok yang pernah tersangkut persoalan tindak pidana. Jika melihat situasi kader politik lainnya, ternyata masih banyak kader politik yang juga juga pernah tersangkut kasus pidana.

"Siapapun kita bicara kalau bicara kader partai di berbagai macam partai banyak sekali kader partai yang pernah menjalankan hukuman pindana," ujarnya.

Menurut dia, partai politik manapun pasti ada kader politiknya yang merupakan mantan narapidana. Namun demikian, bukan berarti berhubungan terhadap penilaian partai politik tersebut dengan pidana yang pernah dialami oleh kader politiknya.  

"Dalam sebuah politik ada saja pihak yang pernah menjalankan hukuman pidana itu fakta itu semua partai ada. Tapi apakah lalu lantas partai tersebut bisa dikaitkan dengan pidana yang sudah dijalankan oleh orang tersebut," tuturnya.

Jika melihat partai Golkar, partai Gerindra, lanjut dia menambahkan masih ada kader dari partai tersebut yang juga pernah tersangkut kasus pidana.

"Misal mantan koruptor ada saja di partai Golkar misalnya. Lalu bukan berarti partai Golkar itu partai koruptor, atau partai Gerindra misalnya Muhammad Taufik seseorang yang sebelumnya pernah dipidana dengan kasus korupsi. Apakah sekarang ini partai Gerindra adalah partai koruptor, karena kadernya, bahkan wakil ketua DPRD adalah seseorang yang pernah melakukan pidana korupsi," ungkapnya.

Dalam hal ini dia menegaskan PDIP selalu menjujung tinggi Pancasila. Meskipun Ahok pernah terjaring kasus penistaan agama, bukan berarti PDIP adalah partai penista agama.

" Isu yang berkembang di tengah masyarakat yang mengatakan bahwa PDIP partai penista agama. Tetapi sampai saat ini elektabilitas PDIP masih tetap tinggi. Artinya apa masyarakat tidak percaya dengan anggapan seperti itu karena faktanya tidak seperti itu. PDIP adalah Partai yang berasaskan dan berideologi Pancasila yang tentu saja dari sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa," pungkasnya. []

Berita terkait
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.