Ahok Balas Dendam, PDI Perjuangan: PA 212 Asbun

PDI Perjuangan itu partai modern dan digerakan oleh keputusan-keputusan Kongres.
Kader dan simpatisan PDI Perjuangan melakukan senam bersama pada acara Parade Akhir Pekan di kawasan Kemayoran, Jakarta, Minggu (6/1/2019). Acara tersebut diselenggarakan dalam rangka menyambut HUT ke-46 PDIP yang akan diselenggarakan pada 10 Januari 2019 mendatang. (Foto: Antara/Muhammad Adimaja)
Jakarta, (Tagar 12/2/2019) - Juru Bicara Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) Novel Bakmukmin khawatir, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok menjadi kader PDI Perjuangan. Novel menganggap masuknya Ahok ke PDI Perjuangan akan dijadikan ajang balas dendam, terhadap kasus yang menimpanya dulu.

Menurut Sekretaris Badan Pelatihan DPP PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari, partainya merupakan partai modern. Keputusannya pun tidak dihasilkan sembarang karena mesti dari Kongres, yang sudah jelas tidak ada unsur Ahoknya.

"PDI Perjuangan itu partai modern dan digerakan oleh keputusan-keputusan Kongres. Didalam Kongres kita tidak ada unsur Ahok-Ahok begitu," bebernya kepada Tagar News, Senin (11/2).

Kendati Ahok kini menjadi kader PDI Perjuangan, menurut Anggota Komisi XI DPR ini tetap saja Ahok bukan bagian dari PDI Perjuangan. Karena, hitungannya Ahok baru masuk menjadi kader PDI Perjuangan, agendanya ditentukan oleh Pleno bukan per orangan.

"Jadi Ahok itu bukan bagian dari PDI Perjuangan, wong masuknya saja baru. Dan agenda ditentukan oleh Pleno bukan orang per orang," jelasnya.

Atas pernyataan Novel, ia menyimpulkan bahwa Novel telah asal bunyi (asbun). Sebab ia tak paham dengan sistem pengelolaan partai dan organisasi yang bergerak atas dasar ideologi. 

"Asal bunyi itu si Novel 212 karena tidak paham bagaimana mengelola partai, bagaimana pengorganisasian modern dan bagaimana juga menjadi organisasi yang digerakan oleh ideologi, digerakan oleh keputusan-keputusan partai, bukan orang per orang," pungkasnya. []
Berita terkait