Afghanistan Klaim Bunuh Pemimpin Senior Al-Qaidah Abu Mushin

Pertempuran antara Taliban dan pasukan pemerintah Afghanistan terus berlanjut dalam beberapa pekan terakhir.
Direktorat Keamanan Nasional Afghanistan mengumumkan kematian Abu Muhsin al-Masri dalam tweet pada Sabtu malam. (Foto: Tagar/Xinhua via Getty)

Kabul - Pasukan keamanan Afghanistan telah membunuh seorang pemimpin senior Al-Qaida, Abu Muhsin al-Masri yang masuk dalam daftar orang paling dicari FBI. Hal ini disampaikan Direktorat Keamanan Nasional (NDS) Afghanistan dalam sebuah tweet pada Sabtu malam.

Al-Masri telah didakwa di Amerika Serikat karena telah memberikan dukungan material dan sumber daya kepada organisasi teroris asing dan konspirasi untuk membunuh warga negara AS.

NDS mengatakan Al-Masri yang diyakini sebagai orang kedua di Al-Qaeda, tewas dalam operasi khusus di Provinsi Ghazni. "Menurut FBI, operasi Al-Qaeda juga menggunakan nama Husam Abd-al-Ra'uf, adalah warga negara Mesir," kata NDS.

Bulan lalu, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengatakan kurang dari 200 anggota Al-Qaeda tetap berada di Afghanistan. Bulan ini menandai 19 tahun sejak AS menginvasi Afghanistan untuk menggulingkan penguasa Taliban, yang menyembunyikan militan Al-Qaeda di balik serangan 11 September.

Negosiasi akan berlangsung lama dan rumit, ada jurang yang menganga antara visi Taliban tentang negara Islam yang keras dan komitmen pemerintah terhadap konstitusi yang menjamin demokrasi dan hak-hak perempuan, bahkan jika implementasinya beragam.

AS secara bertahap menarik pasukannya dari Afghanistan setelah mencapai kesepakatan dengan Taliban pada Februari. Berdasarkan kesepakatan itu, pasukan asing akan meninggalkan Afghanistan pada Mei 2021 dengan imbalan jaminan kontra-terorisme dari Taliban yang setuju untuk merundingkan gencatan senjata permanen dan formula pembagian kekuasaan dengan pemerintah Afghanistan.

Proses perdamaian intra-Afghanistan dimulai di Doha bulan lalu. Para negosiator Taliban dan pemerintah Afghanistan meluncurkan pembicaraan damai bersejarah pada hari Sabtu 19 September 2020 lalu, yang bertujuan untuk mengakhiri perang selama beberapa dekade melalui penyelesaian politik yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah negara itu baru-baru ini.

Baca juga : 11 Perempuan Afghanistan Tewas Ketika Antre Visa Pakistan

Baca juga : Belasan Orang Tewas Akibat Bom Bunuh Diri di Afghanistan

Negosiasi akan berlangsung lama dan rumit, ada jurang yang menganga antara visi Taliban tentang negara Islam yang keras dan komitmen pemerintah terhadap konstitusi yang menjamin demokrasi dan hak-hak perempuan, bahkan jika implementasinya beragam.

Terlepas dari pembicaraan damai tersebut, pertempuran antara Taliban dan pasukan pemerintah Afghanistan terus berlanjut dalam beberapa pekan terakhir.

Pekan lalu, utusan khusus AS Zalmay Khalilzad mengatakan Taliban telah setuju untuk mengatur ulang komitmen mereka di bawah kesepakatan penarikan pasukan dan mengurangi jumlah korban di negara itu. (The Reuters) []

Berita terkait
11 Perempuan Afghanistan Tewas Ketika Antre Visa Pakistan
Sedikitnya 11 perempuan tewas akibat terinjak-injak ketika ketika sedang menunggu untuk mendapatkan visa ke Pakistan
Belasan Orang Tewas Akibat Bom Bunuh Diri di Afghanistan
Akibat ledakan itu, jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat.
Donald Trump Tarik Pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan
Presiden AS, Donald Trump, dalam cuitan di Twitter sebut akan menarik semua pasukan dari Afghanistan jelang Natal
0
Pandemi dan Krisis Iklim Tingkatkan Buruh Anak di Dunia
Bencana alam, kelangkaan pangan dan perang memaksa jutaan anak-anak di dunia meninggalkan sekolah untuk bekerja