Untuk Indonesia

Ade Armando Heran Ahok Sebut PSI Partai Baru Mulut Besar

Saya heran mendengar Ahok bilang PSI partai baru yang cuma bisa omong gede. Tidakkah ia melihat apa yang terjadi di DPRD DKI? Tulisan Ade Armando.
Basuki Tjahaja Purnama menunjukkan buku karangannya yang berjudul Panggil Saya BTP di Gedung Tempo, Senin, 16 Februari 2020. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Oleh: Ade Armando*

Pekan lalu ada cerita memprihatinkan. Ahok menyerang Partai Solidaritas Indonesia secara terbuka. Saya sih selalu percaya orang baik seharusnya bersatu dengan orang baik melawan orang-orang jahat. Ahok orang baik. PSI juga adalah kumpulan orang baik. Karena itu saya tidak paham mengapa Ahok malah memilih menjelekkan orang-orang PSI yang pernah mendukungnya dengan tulus.

Di majalah Tempo, Ahok bercerita soal ketidaksukaannya terhadap PSI, tapi alasannya sih tidak jelas. Dia cuma bercerita bahwa dia sempat didatangi utusan PSI ketika ia masih ditahan di Mako Brimob. Ahok tidak menyebut siapa nama utusan PSI itu. Tapi kata Ahok, dia kesal karena PSI mau mengajak Ahok bergabung ke PSI, mengingat nama Ahok bisa menaikkan perolehan suara PSI.

Dengan ketus Ahok berkata kepada PSI: "Kalian ini, saya sudah masuk penjara saja masih mau dimanfaatkan." Di media online Kumparan, kalimat Ahok bahkan lebih menohok PSI. Menurut Ahok, partai baru cuma bisa omong gede (bermulut besar). Belum teruji. Dan yang penting mereka akan menggerogoti PDIP. Mereka itu maksudnya PSI.

Kalimat terakhir itu kurang lebih samalah dengan kesinisannya terhadap PSI menjelang Pilkada 2019. Waktu itu Ahok baru saja keluar penjara, dan langsung melancarkan kampanye anti PSI. Ketika itu ia mengingatkan pemilih untuk mendukung partai nasionalis yang besar, jangan yang baru lahir.

Di Kumparan, Ahok juga menyatakan ia kini bergabung dengan PDIP karena PDIP adalah partai yang konsisten memperjuangkan kebenaran, keadilan dan kemanusiaan.

Bagi saya, apa yang dilakukan Ahok sangat mengecewakan. Sikap Ahok ini adalah contoh terbaik tentang bagaimana perjuangan masyarakat sipil dihabisi oleh pertikaian di dalam diri sendiri.

Saya tidak meragukan sedikit pun integritas Ahok. Dia salah seorang warga terbaik di Indonesia. Tapi mungkin cara berpikirnya yang memang sangat sederhana. Atau mungkin juga dia baperan. Pasti ada sesuatu yang menyebabkan ia marah kepada PSI. Tapi kemarahannya itu membuatnya gelap mata. Dan kebaperannya itu jelas digunakan oleh kelompok-kelompok yang membenci PSI.

Saya terus terang berharap Ahok kembali menggunakan akal sehat. Karena hanya dengan akal sehat, negara ini akan selamat.

Ahok kehilangan pandangan objektif tentang PSI. Saya kenal dengan banyak orang PSI, termasuk Ketua dan Sekjennya. Bagi saya, sulit untuk menafikan kenyataan bahwa PSI adalah partai politik anak-anak muda yang paling bisa diharapkan membawa Indonesia menjadi sejahtera.

Saat ini salah satu sumber utama masalah Indonesia adalah terlalu banyak politikus kotor di partai politik dan di parlemen. Contoh terbaiknya adalah lahirnya UU Revisi KPK. Sebagaimana dilaporkan majalah Tempo, UU yang jelas melemahkan KPK ini didorong-dorong oleh partai-partai besar agar bisa langsung gol di awal pemerintahan Jokowi. Dan efeknya kini sudah terlihat.

Kalau Ahok juga peduli dengan perjuangan keberagaman, PSI adalah parpol yang jelas-jelas melawan penindasan keberagaman. Mana ada Ketua Parpol yang beretnik Tionghoa, perempuan, beragama Kristen dalam pidatonya menyuarakan perlawanan atas penindasan terhadap kaum minoritas? Cuma Grace Natalie yang berani melakukan itu. Ahok pun, saya yakin, tidak berani.

Dalam hitung-hitungan politik Indonesia, mengambil langkah seberani Grace adalah bunuh diri. Dan ternyata benar. PSI menjadi salah satu partai yang jadi pusat serangan dan fitnah berbasis SARA. PSI kalah, tapi mereka kalah dengan terhormat. Mereka kalah karena mereka memperjuangkan kebenaran. Sekarang, kok Ahok malah mempertanyakan integritas PSI?

Saya juga heran mendengar Ahok menggambarkan PSI sebagai partai yang cuma bisa omong gede dan belum teruji. Tidakkah ia melihat apa yang terjadi di DPRD DKI? Bukankah anak-anak muda PSI yang secara konsisten membongkar mismanajemen pemerintah provinsi di bawah Anies Baswedan. Dan sudah terbukti mereka tidak gentar, kendatipun diancam diberi sanksi. Mereka tidak gentar karena mereka tahu mareka benar.

Dan saya ingat, PSI adalah partai yang berani menjalankan kampanye bersih-bersih DPR. Apa yang mereka perjuangkan persis seperti yang pernah diperjuangkan Ahok ketika masih menjadi anggota DPR. PSI mendorong para anggota DPR tidak lagi menerima pemasukan berlimpah lain di luar gaji dan tunjangan. PSI mengkampanyekan anggota DPR tidak boleh menerima amplop di luar yang seharusnya mereka peroleh.

Salah satu yang PSI perjuangkan adalah adanya peraturan yang memastikan transparansi anggaran anggota DPR. Ini namanya membuka front terbuka dengan partai-partai politik lain. Karena itulah PSI menjadi common enemy para petinggi parpol lain.

Apa di partai-partai lain tidak ada orang sebersih dan seberani anak-anak muda PSI? Banyak. Tapi posisi mereka sulit. Mereka dalam sistem yang korup. Karena itu kalau kita berharap DPR kita membaik, memang perlu ada darah segar seperti PSI yang berani merombak seperti yang sudah terjadi di DPRD DKI.

Jadi kalau begitu halnya, kenapa Ahok justru harus merasa berseteru dengan PSI. Langkah Ahok masuk PDIP sudah sangat tepat. PDIP adalah partai besar yang menentukan jalan Indonesia ke depan. Kalau PDIP diisi orang-orang seperti Ahok, partai besar ini akan menjadi kekuatan utama perang melawan korupsi dan intoleransi. Tapi untuk itu, Ahok harus berada di pusat kekuasaan PDIP. Kalau tidak, seperti sekarang ini, Ahok bisa jadi hanya menjadi simbol yang diperlukan untuk membangun citra.

Ahok seharusnya sadar, perjuangan Indonesia memerlukan kerja sama semua elemen prodemokrasi, elemen penegakan HAM, dan elemen antikorupsi. Para pejuang ini ada di mana-mana. Ada di PSI, PDIP, Golkar, TNI, Polri, di kabinet, MA, LSM, di kampus, dan seterusnya. Lawannya: raksasa.

Karena itu menyerang sesama pejuang sipil hanya karena sakit hati sama sekali tidak menguntungkan. Kalau Ahok menganggap PSI terlalu muda, ya ajari, ajak bicara. Bukan malah dijelek-jelekkan di depan publik.

Mudah-mudahan peristiwa ini tidak menjadikan PSI kehilangan semangat untuk memperjuangkan Indonesia. Saya terus terang berharap Ahok kembali menggunakan akal sehat. Karena hanya dengan akal sehat, negara ini akan selamat.

*Pengamat politik dari Universitas Indonesia

Tulisan ini sebelumnya telah di-publish dalam bentuk video di Cokro TV dengan judul: Aneh, Ahok Kok Malah Menyerang PSI

Baca juga:

Berita terkait
Proyek Revitalisasi Monas Janggal, PSI Lapor ke KPK
PSI membuat laporan ke KPK soal kejanggalan proyek revitalisasi Monas yang diperkirakan menelan anggaran Rp 114 miliar.
Pengadaan Toa Rp 4 Miliar, PSI: Penggerogotan APBD
Anggota Fraksi PSI Komisi A DPRD DKI Jakarta, August Hamonangan, mengkritik pengadaan toa yang menguras dana Rp 4 miliar dari anggaran APBD.
PSI: Peringatan Bencana DKI Seperti Perang Dunia II
Anggota DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana menilai peringatan bencana dengan pengeras suara adalah kuno seperti era Perang Dunia II.
0
Gempa di Afghanistan Akibatkan 1.000 Orang Lebih Tewas
Gempa kuat di kawasan pegunungan di bagian tenggara Afghanistan telah menewaskan lebih dari 1.000 orang dan mencederai ratusan lainnya