Ada Tes Covid-19, Pengungsi Rohingya Lari Ketakutan

Para pengungsi Rohingya yang terinfeksi Covid-19 melarikan diri dari karantina di kamp-kamp di Bangladesh.
Para pejabat kesehatan khawatir virus corona Covid-19 bisa menyebar di kamp-kamp pengungsi Rohingya yang penuh sesak. (Foto: AFP|Suzauddin Rubel|CNA).

Jakarta- Para pengungsi Rohingya yang terinfeksi virus corona Covid-19 melarikan diri dari karantina di kamp-kamp di Bangladesh. Mereka ketakutan akan dipindahkan ke pulau terpencil di Teluk Benggala, kata toko masyarakat, Kamis, 4 Juni 2020.

Tidak jelas berapa banyak tes Covid-19 yang telah dilakukan di kamp pengungsi Rohingya

Setidaknya dua pengungsi yang positif terinfeksi Covid-19 menghilang sejak pemerintah Bangladesh memberlakukan tes. Negara itu melaporkan kematian pertama yang dilaporkan pada Selasa, 4 Juni 2020.

Baca Juga: Dua Pengungsi Rohingya Positif Terpapar Covid-19 

Tidak jelas berapa banyak tes Covid-19 yang telah dilakukan di kamp. Namun menurut seorang pejabat kesehatan senior mengatakan dua orang yang terbukti positif telah melarikan diri dari rumah sakit isolasi.

Pejabat kesehatan itu mengatakan hanya 20 pengungsi yang diuji dalam dua hari terakhir. Sebagian besar warga Rohingya percaya bahwa mereka yang terinfeksi akan dikirim ke pulau Bhashan Char di Teluk Benggala.

"Itu telah menciptakan kepanikan massal," kata Nurul Islam, seorang tokoh masyarakat, kepada AFP.

Sejauh ini hanya 29 infeksi telah terdeteksi, meskipun 16.000 Rohingya berada di zona karantina di dalam kamp

Seperti diberitakan dari Channel News Asia, sekitar satu juta warga Rohingya - sebagian besar dari mereka melarikan diri saat penumpasan militer terhadap etnis itu di Myanmar pada 2017 - berada di dalam kamp-kamp di sepanjang perbatasan Bangladesh. Pandemi Covid-19 menjadi penyebab kesengsaraan baru etnis itu.

Pengungsi RohingyaRibuan pengungsi Rohingya di kamp terbesar di dunia, Cox\'s Bazar, Bangladesh terancam terpapar virus Covid-19, setelah dua orang dinyatakan positif. (Foto: Getty Images|BBC News).

Lembaga-lembaga bantuan internasional telah lama memperingatkan bahwa virus Covid-19 itu dapat menyebabkan kekacauan di kamp-kamp pengungsi yang penuh sesak, di mana jarak sosial (social distancing) hampir tidak mungkin. Sejauh ini hanya 29 infeksi telah terdeteksi, meskipun 16.000 Rohingya berada di zona karantina di dalam kamp.

Pihak berwenang Bangladesh telah lama ingin mendirikan sebuah kamp untuk 100.000 orang di pulau terpencil, dan telah mengirim 306 Rohingya ke sana. "Orang-orang Rohingya ketakutan," kata pejabat kesehatan itu kepada AFP tanpa menyebut nama.

"Kami telah memberi tahu bahwa mereka tidak akan dikirim ke mana pun," katanya lagi.

Sekitar 500 tempat tidur isolasi telah disiapkan di kamp-kamp pengungsi Rohingya. Namun, kebanyakan kosong karena begitu sedikit kasus Covid-19 yang dikonfirmasi telah ditemukan, menurut pejabat itu.

Simak Pula: Bangladesh Buat Pagar untuk Halau Pengungsi Rohingya

Pejabat kesehatan menyebutkan bahwa pemerintah sangat perlu meningkatkan tes untuk melihat seberapa luas penyebaran virus itu. []

Berita terkait
Dua Pengungsi Rohingya Positif Terpapar Covid-19
Dua pengungsi Rohingya dinyatakan positif terpapar virus Covid-19 di kamp pengungsi terbesar di dunia, Coxs Bazar, Bangladesh.
Rohingya Belum Terdeteksi di Perairan Aceh
Hingga hari ini perairan Aceh masih aman dan tidak terpantau adanya etnis Rohingya.
Bangladesh Buat Pagar untuk Halau Pengungsi Rohingya
Tentara Bangladesh mulai membangun pagar di perbatasan dengan Myanmar yang menjadi kam-kamp pengungsi Rohingya.
0
Serangan ke Suharso Monoarfa Upaya Politik Lemahkan PPP
Ahmad Rijal Ilyas menyebut munculnya serangan yang ditujukan kepada Suharso Manoarfa merupakan upaya politik untuk melemahkan PPP.