Makassar - Kompetisi Liga 1 dan Liga 2 musim 2019-20 sebaiknya ditiadakan. Menurut mantan Direktur Utama Badan Liga Indonesia (BLI), Andi Darussalam Tabusalla sepak bola nasional tidak hanya menghadapi pandemi Covid-19, tetapi juga Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) sehingga diprediksi menghadapi banyak kendala dalam pelaksanaannya.
Andi Darussalam menilai tidak tepat bila PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) berusaha melanjutkan kompetisi musim 2019-20. Menurut dia upaya melaksanakan kompetisi di tengah pandemi yang masih menunjukkan peningkatan dan pelaksanaan Pilkada serentak bakal meningkatkan kerumunan. Ini berpotensi memunculkan klaster baru.
Kegagalan PSSI mendapat izin menggelar keramaian dari Polri menunjukkan bila liga bisa memunculkan klaster. Pasalnya pandemi yang menunjukkan peningkatan menjadi pertimbangan kepolisian untuk tidak mengeluarkan izin.
Sebaiknya PSSI dan PT LIB bertemu dengan klub. Sampaikan saja bila tidak ada kompetisi musim 2019-20
"Lebih baik dihentikan kompetisi musim ini. Sepak bola tidak hanya menghadapi pandemi tetapi juga Pilkada yang digelar secara serentak," ucap Andi Darussalam kepada Tagar di Makassar, Kamis, 8 Oktober 2020.
Mantan manajer tim nasional Indonesia ini juga ragu bila rencana melanjutkan kembali Liga 1 pada November 2020 bisa diwujudkan. Menurut dia liga kemungkinan tidak mendapat izin dari kepolisian. Pasalnya PSSI maupun PT LIB belum memegang surat kepastian kompetisi.
"Saya yakin PSSI tidak mendapat izin menggelar kompetisi pada bulan November," ujar ADS, sapaannya.
Melihat situasi yang belum ada kepastian, PSSI dan PT LIB lebih baik bertemu dengan klub. Mereka bisa menyampaikan bila kompetisi tidak bisa dilanjutkan. Apa pun bila bermain dalam kondisi pandemi, klub tetap yang akan dirugikan.
"Sebaiknya PSSI dan PT LIB bertemu dengan klub. Sampaikan saja bila tidak ada kompetisi musim 2019-20," kata dia lagi.
PSSI Sampaikan ke FIFA
Bila memutuskan kompetisi berhenti, PSSI selanjutnya bisa menyampaikan kepada FIFA terkait situasi yang berkembang di Indonesia. Dengan demikian PSSI tidak akan mendapat sanksi dari FIFA karena situasi yang sulit bila kompetisi dilanjutkan di tengah pandemi.
"PSSI harus bersurat ke FIFA karena kondisi. Kalau pada akhirnya kompetisi dilanjutkan dengan format umpamanya turnamen, itu juga tidak tepat. Ini sudah bukan lagi kompetisi. Tentu kasihan klub," kata
mantan Direktur Teknik PSM Makassar ini.
Sebelumnya, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mengumumkan bila kompetisi ditunda setelah tidak mendapat izin dari Polri. Ketum PSSI menyampaikan pengumuman itu hanya beberapa hari sebelum digulirkannya kembali liga yang dibuka dengan laga PSS Sleman melawan Persik Kediri di Stadion Maguwoharjo, Sleman, 1 Oktober 2020.
Baca juga:
Liga 1 Ditunda, PSM Makassar Tetap Bertahan di Yogyakarta
Liga 1 Mundur Sampai Desember, Persiraja Pastikan Absen
Saat pengumuman, tim-tim dari luar Jawa, termasuk PSM, sudah berada di Yogyakarta. Saat hendak melanjutkan kompetisi, PT LIB menetapkan Liga 1 dipusatkan di Jawa. Sedangkan tim-tim dari luar Jawa diminta memindahkan markas di Yogyakarta dan sekitarnya.
Karena sudah terlanjur berada di Yogyakarta, mereka memilih tak kembali ke daerah asal sambil menunggu kepastian dari PSSI atau PT LIB, apakah liga dilanjutkan atau tidak. []