Ada Lockdown, Wanita di India Tak Bisa Aborsi

Kebijakan lockdown yang rumit, untuk menekan penyebaran Covid-19, mempersulit wanita di India untuk mengakses lokasi aborsi yang aman.
Lebih dari satu juta wanita di India yang ingin melakukan aborsi terhalang oleh pandemi Covid-19. (Foto: Getty Images).

Jakarta - Kebijakan penguncian atau lockdown yang rumit, untuk menekan penyebaran virus corona Covid-19, mempersulit wanita di India untuk mengakses lokasi pengguguran kandungan atau aborsi yang aman. Apalagi sekarang, kota-kota memberlakukan kembali pembatasan, kata lapor jurnalis bernama, Menaka Rao.

Pada minggu terakhir Mei, seorang wanita berusia 20 tahun yang sedang kuliah di Delhi, mengaku tengah hamil. Wanita bernama Kiran, namanya diganti untuk melindungi identitasnya, sudah minum pil aborsi atas saran seorang teman yang seorang dokter. Namun, dokter itu idak bekerja dan karenanya, satu-satunya pilihannya adalah aborsi bedah.

Di India setiap tahun diperkirakan terdapat sekitar 15,6 juta kasus aborsi.

Baca Juga: Kondisi Memburuk, India Malah Perpanjang Lockdown 

Dalam kebijakan lockdown, India memberlakukan beberapa pembatasan paling parah di dunia, seperti menghentikan perjalanan udara, kereta api dan bus. Meskipun rumah sakit tetap buka, mereka diperintahkan untuk hanya menyediakan layanan penting. Selain itu, unit rawat jalan ditutup dan tindakan operasi elektif.

Seperti diberitakan dari BBC News, Senin, 13 Juli 2020, lockdown semakin membuat wanita semakin kesulitan untuk mengakses layanan kesehatan seksual atau reproduksi seperti seperti alat kontrasepsi.

Menurut penelitian terbaru, ada sekitar 1,85 juta wanita yang akan melakukan aborsi terhalang oleh Covid-19. Sementara di India setiap tahun diperkirakan sekitar 15,6 juta kasus aborsi. Tidak adanya tindakan medis, membuat mereka terpaksa memilih jalur aborsi ilegal yang membahayakan keselamatan nyawa.

Aborsi di IndiaKasus praktik aborsi di India setiap tahun mencapai 15,6 juta orang. (Foto: Getty Images|BBC News).

Akses Buruk

Jasmine Lovely George, pengelola Hidden Pockets - platform untuk meningkatkan akses kesehatan seksual dan reproduksi - mengatakan, setiap kali terjadi bencana, tidak ada yang berbicara tentang kesehatan seksual dan reproduksi. Kasus menyangkut kesehatan seksual dan reproduksi termasuk aborsi semakin melonjak selama lockdown.

Bahkan menurut George, untuk membeli alat tes kehamilan sulit bagi beberapa wanita karena mereka terjebak di rumah. "Kami mendengar bahwa biasanya sang ayah yang keluar, dan yang paling mereka minta adalah pembalut wanita," ucapnya.

Saya mendengar kasus yang meminta aborsi dari rumah sakit pemerintah di Mumbai yang  ditolak

Dokter dan pendukung kesehatan masyarakat di berbagai kota di India menyebutkan bahwa mereka telah menerima panggilan untuk membantu wanita yang tidak dapat mengakses aborsi dengan aman.

Dokter Suchitra Wadhwa dari Asosiasi Keluarga Berencana Delhi mengatakan dia mendapat telepon dari Delhi, dan Uttar Pradesh mencari bantuan terkait aborsi medis.

Namun dokter Suchitra tidak berani karena aborsi tanpa dilengkapi dokumen yang menyebutkan alasan yang jelas merupakan praktik ilegal. Dokter merasa tidak nyaman untuk melakukana aborsi.

"Saya mendengar kasus yang meminta aborsi dari rumah sakit pemerintah di Mumbai yang ditolak. Para dokter akan meminta mereka untuk menunggu beberapa minggu lagi. Kami harus menemukan dokter lain yang akan membantu para wanita ini," kata Dr Shilpa Shroff , yang bekerja dengan Kampanye Aborsi Aman Asia.

Para wanita miskin yang tinggal di pedesaan India semakin kesulitan untuk mendapatkan akses aborsi yang aman. Vijaylaxmi Rao, yang membuka klinik Asosiasi Keluarga Berencana di selatan kota Bellary, mengatakan seorang janda berusia akhir 30-an datang ke kliniknya dengan becak. Dia hampir empat setengah bulan hamil.

Baca Juga: India Perpanjang Lockdown Dua Minggu

"Dia tidak bisa keluar selama hampir sebulan setelah tahu dia hamil karena ada lockdown," kata Rao. []

Berita terkait
Kondisi Memburuk, India Malah Perpanjang Lockdown
Para menteri mendesak Perdana Menteri India, Narendra Modi untuk memperpanjang lockdown yang akan berakhir pada Selasa mendatang.
Narendra Modi di Tengah Kekacauan Lockdown India
Narendra Modi meminta maaf pada rakyatnya yang miskin, makin susah akibat lockdown yang ia buat. Ini profil lengkap Perdana Menteri India tersebut.
Nestapa Warga Migran India Pasca Lockdown
Jutaa warga India yang bekerja sebagai buruh migran melakukan eksodus ke kampung halaman pasca pemerintah memberlakukan karantina total (lockdown).
0
26 Pemain untuk Satu Tim di Piala Dunia FIFA 2022 Qatar
FIFA telah menyetujui 26 pemain untuk Piala Dunia FIFA 2022 tahun ini di Qatar yang merupakan perluasan dari 23 pemain sebelumnya