Jakarta - Umat Islam wajib hukumnya mengimani atau percaya bahwa Nabi dan Rasul adalah benar adanya meskipun belum pernah melihat sosoknya sekalipun. Perlu diketahui bahwa Nabi dan Rasul memiliki perbedaan. Nabi belum tentu rasul, tapi rasul sudah pasti nabi.
Dalam ajaran Islam, Nabi dan Rasul merupakan seorang yang diberi anugerah lebih untuk menjdi suri tauladan yang perilakunya patut dicontoh manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Pengertian Nabi dan Rasul
Secara etimologi, kata “nabi” berasal dari kata naba yang berarti “dari tempat yang tinggi”. Sementara pengertian Nabi secara umum adalah seorang manusia hamba Allah SWT yang diberikan kepercayaan berupa wahyu dari Allah SWT untuk dirinya sendiri.
Wahyu berupa syariat itu diturunkan kepada nabi tidak disampaikan kepada umatnya. Dalam kata lain, wahyu tersebut kemudian hanya diamalkan oleh dirinya sendiri dan tidak ada kewajiban menyampaikan kepada umat atau kaumnya.
Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu.
Sedangkan, kata “rasul” berasal dari kata risala yang berarti penyampaian. Rasul adalah seorang yang diberikan wahyu dan kepercayaan oleh Allah SWT yang kemudian diamalkan dan berkewajiban menyampaikan wahyu tersebut kepada umatnya.
Berapa jumlah Nabi dan Rasul, ada yang berpendapat Nabi berjumlah 124.000 dan Rasul berjumlah 312. Dalam Alquran dijelaskan hanya 25 nama Nabi dan Rasul yang disebutkan dalam surat Al-Ghafir ayat 787:
“Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat melainkan dengan seizin Allah.” (Qs. Al-Ghafir: 787)
Nabi tersebut ialah: Adam AS, Idris AS, Nuh AS, Hud AS, Saleh AS, Ibrahim AS, Luth AS, Ismail AS, Ishaq AS, Yaqub AS, Yusuf AS, Syuaib AS, Ayyub AS, Zulkifli AS, Musa AS, Harun AS, Daud AS, Sulaiman AS, Ilyas AS, Ilyasa AS, Yunus AS, Zakaria AS, Yahya AS, Isa AS, Muhammad SAW.
Perbedaan Nabi dan Rasul
Berikut beberapa perbedaan Nabi dan Rasul.
1. Nabi menerima wahyu dari Allah SWT untuk dirinya sendiri, sedangkan Rasul menerima wahyu dari Allah SWT untuk disampaikan kepada umatnya.
2. Nabi diutus kepada kaum yang sudah beriman, sedangkan Rasul diutus kepada kaum yang belum beriman (kafir).
3. Perbedaan Nabi dan Rasul ada pada jumlahnya. Jumlah Nabi sangat banyak yaitu kurang lebih 124.000 sedangkan jumlah Rasul adalah 312.
4. Nabi tidak berarti Rasul, Rasul sudah pasti Nabi.
5. Perbedaan Nabi dan Rasul berdasarkan cara turunnya wahyu. Nabi mendapatkan wahyu melalui mimpi, sedangkan Rasul dapat menerima wahyu melalui mimpi maupun melalui malaikat serta dapat melihat dan berkomunikasi secara langsung dengan malaikat.
6. Ada nabi yang dibunuh oleh kaumnya, namun seluruh rasul yang diutus Allah SWT diselamatkan dari percobaan pembunuhan yang dilancarkan oleh kaumnya.
Nuh Menjadi Rasul Pertama
Dalam Alquran dijelaskan bahwa rasul pertama adalah Nuh AS, sedangkan nabi pertama adalah Adam AS.
إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَى نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ
“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang setelahnya”. (QS. An-Nisa`: 163)
Hal tersebut juga dijelaskan dalam hadis Nabi, bahwa Nabi Adam berkata kepada manusia ketika mereka meminta syafaat kepadanya di padang mahsyar:
وَلَكِنِ ائْتُوْا نُوْحًا فَإِنَّهُ أَوَّلُ رَسُوْلٍ بَعَثَهُ اللهُ إِلَى أَهْلِ الْأَرْضِ
“Akan tetapi kalian datangilah Nuh, karena sesungguhnya dia adalah rasul pertama yang Allah utus kepada penduduk bumi”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik)
Dijelaskan dalam beberapa riwayat hadis, jarak waktu antara Adam dan Nuh adalah 10 abad. Hal itu seperti dijelaskan dalam sebuah hadis sahih diriwayatkan Ibnu Hibban, Al-Hakim, dan Ath-Thobarony.
Alquran mengungkapkan bahwa seluruh rasul yang diutus Allah selalu diselamatkan dari percobaan pembunuhan yang dilancarkan oleh kaumnya. Sementara nabi, ada di antara mereka yang berhasil dibunuh oleh kaumnya, sebagaimana yang Allah nyatakan dalam surah Al-Baqarah ayat 91:
فَلِمَ تَقْتُلُونَ أَنْبِيَاءَ اللَّهِ مِنْ قَبْلُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Mengapa kalian dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kalian orang-orang yang beriman?”.
Juga dalam firman-Nya:
وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ حَقٍّ
“Mereka membunuh para nabi tanpa hak”. (QS. Al-Baqarah : 61)
Allah menyebutkan dalam surat-surat yang lain bahwa yang terbunuh adalah nabi, bukan rasul. []
Baca juga: