90 Persen Pengguna Narkoba di Papua Kalangan Muda

BNN Provinsi Papua tengah menangani 18 kasus narkotika dan obat terlarang (Narkoba) dengan total tersangka 18 orang, sepanjang 2019.
Pemusnahan barang bukti Ganja dan Sabu di halaman Kantor BNN Provinsi Papua, Selasa 10 Desember 2019. (Foto: Tagar/Paul Manahara Tambunan)

Jayapura – Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Papua tengah menangani 18 kasus narkotika dan obat terlarang (Narkoba) dengan total tersangka 18 orang, sepanjang 2019. Dua tersangka merupakan warga negara Papua New Guinea (PNG). Proses hukum 15 kasus di antaranya telah selesai, sementara tiga kasus lagi masih dalam tahap pemberkasan.

Adapun barang bukti Narkoba yang berhasil diungkap antara lain ganja 19,33 kilogram, dan Sabu seberat 738,7 gram. Jumlah ini merupakan gabungan dari hasil penindakan BNN Provinsi Papua dan BNN Kabupaten Mimika.

Kepala BNNP Papua, Brigjen Pol Jackson Lapalonga menyebut, dua persen dari total penduduk Papua terpapar Narkoba. Mereka umumnya berasal dari kalangan pelajar yang masuk dalam kategori usia produktif. Selain itu, 90 persen penyalahguna ganja adalah anak asli Papua.

“Ironis sekali jika anak-anak Papua di sini 90 persen pengguna Narkotika, dan ini harus menjadi perhatian kita semua,” pesan Jackson dalam penyampaian kinerja BNNP Papua di Kota Jayapura, Selasa 10 Desember 2019.

Kata Jackson, masuknya ganja ke wilayah Papua melalui perairan laut dan jalur darat Papua New Guinea (PNG), negara yang berdekatan langsung dengan Kota Jayapura. Selebihnya, tiga kabupaten yakni Keerom, Pegunungan Bintang dan Boven Digoel menjadi pemasok ganja di Papua. BNN menemukan lahan ganja di tiga daerah tersebut.

Ironis sekali jika anak-anak Papua di sini 90 persen pengguna Narkotika.

Menurutnya, menjamurnya ganja di kalangan pelajar dan usia produktif lainnya lantaran mudah didapat. Pengedar menyediakan ganja dengan paket kecil serta harga relatif murah. Begitu juga dengan penguna lem Aibon. Sementara, BNN Papua selama ini telah gencar memberikan sosialisasi ke berbagai sekolah dan instansi di wilayah hukumnya, terkait bahaya laten Narkoba.

“BNN Papua tidak mungkin bisa mengatasi ini sendiri tanpa adanya kerjasama dari seluruh pihak. Tanggung jawab dari sekolah, guru dan orangtua serta yang bersangkutan (pengguna) sangat kami harapkan,” ujarnya.

BNN Papua juga meminta komitmen semua institusi serta instansi agar sama-sama memberantas Narkoba di Bumi Cenderawasih. Misalnya, melakukan kegiatan pencegahan dengan cara test urine secara berkala, atau dengan cara menyelipkan kampanye menolak Narkoba di tiap-tiap sekolah maupun giat apel di perkantoran.

Detektor Diperlukan Memutus Akses Sabu

Sementara itu, Jakcson mengakui jika pihaknya agak kesulitan mengungkap peredaran Sabu lewat Bandar Udara dan juga Pelabuhan Laut. Sebab, anggaran dana BNNP Papua masih terbatas untuk membeli Evident Investigator (alat pendeteksi Narkoba) yang harganya diperkirakan cukup fantastis.

“Memang sebelumnya itu pernah kita minta tapi belum dapat dipenuhi. Di Security Gate Bandara kita ini yang ada adalah metal detector. Sementara X-ray belum, sehingga apabila Narkoba diselipkan di badan atau sepatu, agak kesulitan mendeteksinya. Beda halnya di Bandara Soekarno Hatta,” katanya.

Tak hanya itu, kesulitan yang sama juga dirasakannya saat mengungkap peredaran ganja lewat PNG di Pos Lintas Batas Negara (PBLN) Skouw, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura. Hal ini mengingat PBLN Skouw belum memiliki Evident Investigator serta Vehicle Scan untuk memutus peredaran ganja di perbatasan.

Menurut Jackson, masuknya Sabu ke Papua melalui jasa pengiriman barang, baik lewat laut dan udara. Umumnya, Sabu telah beredar hampir di seluruh wilayah Papua. Barang terlarang itu pun dipasok dari Kalimantan dan Makassar.

BNN juga telah mengantongi dua nama jaringan Sabu di Papua. Pelakunya hidup secara berpindah pindah. Adapun jaringannya yakni Kalimantan, Makassar dan Jayapura. Bahkan, ada juga dikendalikan dari Lapas Narkotika Doyo, di Sentani. “Kedua, jaringan antara Biak dan Nabire. Pemasoknya ada di Makassar. Ini hasil pengamatan kami," kata Jackson.

Meski demikian, Jackson mengakui jika pihaknya masih melakukan pendalaman terhadap jaringan yang dimaksud. []

Baca juga: 

Berita terkait
Proyek APBN Papua Diduga Berbau Korupsi
Sejumlah proyek infrastruktur di pedalaman Papua diduga sarat dengan praktek korupsi akan segera diselidiki.
Papua Rekrut 36.000 Relawan untuk PON XX
Perekrutan petugas penghubung Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua resmi dibuka. Ini persyaratannya.
Polisi Tangkap Terduga Teroris di Papua
Polisi menangkap seorang terduga teroris di Perumahan Grand Doyo Sentani, Distrik Waibu di Kabupaten Jayapura, Papua.