Jakarta - Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito meminta seluruh gubernur, walikota, dan bupati dari 9 provinsi yang mengalami peningkatan kasus Covid-19 untuk terus memantau perkembangannya secara rutin.
“Kita perlu memantau secara rutin perkembangan Covid-19 di Indonesia dan mengidentifikasi jika mulai muncul tren kenaikan kasus. Berdasarkan pemantauan per tanggal 31 oktober 2021, terdapat 9 provinsi yang mengalami kecenderungan peningkatan rata-rata jumlah kasus positif Covid-19 pada 7 hari terakhir dibandingan dengan 7 hari sebelumnya,” ujar Wiku dalam Keterangan Pers Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan Covid-19 di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis, 4 November 2021.
Kesembilan provinsi yang mengalami kecenderungan peningkatan rata-rata kasus positif tersebut antara lain Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Bali, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, dan Papua.
Untuk itu saya mohon kepada seluruh gubernur, walikota, dan bupati terutama dari provinsi yang saya sebutkan untuk tidak lengah ditengah kondisi yang terkendali ini.
“Kesembilan provinsi ini masih dapat dikatakan terkendali karena kecnderungan peningkatan rata-rata kasus positif yang terlihat masih rendah, namun pergerakan ini harus terus dipantau untuk dilakukan mitigasi terhadap potensi kenaikan kasus di masa libur panjang,” katanya.
Dari kesembilan provinsi, Wiku menyebut Jawa Barat menjadi daerah dengan jumlah penambahan kasus positif mingguan tertinggi sekitar 741 kasus yang diikuti dengan Jawa Timur (439 kasus), Banten (154 kasus), dan Bali (154 kasus).
- Baca Juga: Poin Penting dalam Surat Edaran Satgas Covid Soal Larangan Mudik 2021
- Baca Juga: Protokol Kesehatan Perjalanan Internasional Berlaku Mulai 6 Juli 2021
“Selain itu, penting untuk mengacu pada angka nasional sebagai target penanganan Covid-19 di daerah. Jika dibandingkan dengan angka nasional, maka dari 9 provinsi saat ini kasus aktif nasionalnya adalah sebesar 0,29 persen. Provinsi dengan kasus aktif tertinggi dari angka tersebut adalah Lampung (1,68 persen), Sulawesi Utara (1,27 persen), Sulawesi Tenggara (0,35 persen), Maluku Utara (0,47 persen), dan Papua (5,03 persen),” ujar Wiku.
Sementara itu, jika dilihat dari total kesembuhan nasional yang berada diangka 96,33 persen, Lampung (90,63 persen), Jawa Timur (92,44 persen), Sulawesi Utara (95,73 persen), Papua (93,3 persen) menjadi provinsi dengan presentase tingkat kesembuhan yang berada di bawah angka nasional.
“Presentase kematian nasional saaat ini yaitu sebesar 3,38 persen. Provinsi dengan presente kematian lebih tinggi dari angka nasional adalah Lampung (7,69 persen), Jawa Timur (7,44 persen), dan bali (3,54 persen),” kata Wiku.
Sementara itu, Bali (5,41 persen), Sulawesi Utara (5,9 persen), Maluku Utara (6,77 persen), dan Papua (11,41 persen) menjadi provinsi dengan angka Keterisian Tempat Tidur (BOR) yang lebih tinggi dibanding angka nasional yang berkisar 3,62 persen.
“Capaian vaksinasi lengkap nasional adalah 35,51 persen. Provinsi dengan cakupan vaksinasi dosis lengkap yang masih dibawah nasional ini adalah Lampung (20,76 persen), Sulawaesi Utara (28,81 persen), Sulawesi Tenggara (20,31 persen), Maluku Utara (17,5 persen), dan Papua (17,56),” katanya.
Selain itu, Wiku menambahkan bahwa kini Jawa Barat telah menjadi provinsi dengan jumlah Kabupaten/Kota yang mengalami kenaikan tertinggi dibanding provinsi lain dengan total 38 Kabupaten/Kota.
- Baca Juga: Pemakaman 2 Jenazah Covid-19 di Kota Langsa di Malam Hari
- Baca Juga: Satgas Covid-19 Poso Edukasi Masyarakat Patuh Aturan PPKM Level 4
“Untuk itu saya mohon kepada seluruh gubernur, walikota, dan bupati terutama dari provinsi yang saya sebutkan untuk tidak lengah ditengah kondisi yang terkendali ini. Terlebih sebentar lagi Indonesia akan memasuki periode libur Natal dan tahun baru," ucap Wiku.
"Dengan membaca data maka perubahan sekecil apapun dapat terdeteksi dan persiapannya dapat dilakukan dengan baik sebelum kasus kembali meningkat. Tetap upayakan untuk menekan penularan hingga tidak ada sama sekali dan juga perlu fokus pada kasus aktif, baik di rumah sakit maupun isolasi mandisi agar seluruhnya dapat sembuh dan tidak ada yang meninggal,” ujarnya.
(Eka Cahyani)