9 Pengungsi Merapi di Magelang Reaktif, 2 di Antaranya Bayi

Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang mendapati sembilan pengungsi Merapi reaktif, dua di antaranya bayi lima dan delapan bulan.
Para pengungsi Merapi di Kabupaten Magelang diwajibkan mengikuti rapid test terlebih dahulu sebelum masuk ke tempat pengungsian. Sebanyak 9 pengungsi reaktif, 2 di antaranya bayi. (Foto: Tagar/Solikhah Ambar Pratiwi)

Magelang - Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang mendapati sembilan orang pengungsi Merapi reaktif saat dilakukan rapid test. Dua di antaranya merupakan bayi berumur lima dan delapan bulan.

Jumlah tersebut merupakan akumulasi hasil rapid test sejak hari pertama, Jumat, 6 November 2020.

"Sesuai dengan protokol kesehatan, semua (pengungsi) di-rapid. Sejak hari pertama sampai sekarang ditemukan ada sembilan orang yang reaktif di tiga tempat pengungsian," jelas Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Edi Susanto, Minggu, 8 November 2020.

Sesuai dengan protokol kesehatan, semua (pengungsi) di-rapid.

Terhadap kesembilan orang tersebut, lanjut Edi, langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Merah Putih Kabupaten Magelang untuk dilakukan swab test.

"Untuk hasil swab belum keluar, diperlukan waktu. Kalau biasanya satu minggu, semoga ini tidak sampai selama itu karena kita berada di tempat pengungsian yang jumlah orangnya banyak. Kami berharap lebih cepat," tutur Edi.

Sementara, Sekretaris Dinas Kesehatan Sunaryo mengatakan, pihaknya telah melakukan rapat internal terkait proses pengungsian untuk mengurangi transmisi dampak Covid-19. Hasilnya, warga harus melakukan rapid test sebelum masuk ke tempat pengungsian.

"Untuk beberapa warga pengungsi yang teridentifikasi reaktif kemarin sudah dilakukan swab, namun kami juga masih menunggu hasilnya karena butuh waktu 2-3 hari," sebut Sunaryo.

Menurutnya, warga yang hasilnya reaktif saat tes cepat akan langsung dirujuk ke RSUD Merah Putih. Di rumah sakit tersebut saat ini sudah disiapkan kapasitas 33 hingga 40 tempat tidur.

Baca juga: 

Sementara itu, berdasarkan data BPBD, jumlah pengungsi Merapi hingga pukul 18.00 WIB hari ini mencapai sebanyak 795 jiwa. Mereka tersebar di sembilan titik pengungsian di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Mertoyudan, Muntilan, dan Mungkid.

Rincian data pengungsi tersebut yakni :

1. Desa Paten.

  • Dusun Babadan 1 (250 jiwa) di gedung TEA Desa Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan.
  • Dusun Babadan 2 (171 jiwa) di dedung TEA Desa Mertoyudan, Kecamatan Mertoyudan.

2. Desa Krinjing.

  • Dusun Trono (23 jiwa) di gedung Balai Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan.
  • Dusun Pugeran (47 jiwa) di gedung Balai Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan.
  • Dusun Trayem (52 jiwa) di gedung Balai Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan.

3. Desa Ngargomulyo.

  • Dusun Batur Ngisor (18 jiwa) di gedung NU Dusun Ketaron, Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan.
  • Dusun Gemer (43 jiwa) di gedung futsal Dusun Tejowarno, Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan.
  • Dusun Ngandong (31 jiwa) gedung PPP Dusun Sidoharjo, Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan.
  • Dusun Karanganyar (28 jiwa) PAY Muhammadiyah Dusun Nglawisan, Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan.

4. Desa Keningar

  • Dusun Banaran, Dusun Gondangrejo, Dusun Keningar (132 jiwa) di gedung SDN 1 Ngrajek dan rumah bapak kades. []
Berita terkait
Trauma Erupsi Merapi 2010, Warga Keningar Magelang Mengungsi
Warga Desa Keningar, Dukun, Magelang, ikut mengungsi meski tak masuk dalam KRB III ancaman erupsi Merapi. Mereka trauma erupsi 2010.
Bayi 15 Hari Magelang Ikut Mengungsi Hindari Erupsi Merapi
Demi menghindari potensi bahaya erupsi Merapi, bayi 15 hari ikut diungsikan orang tuanya di tempat pengungsian di Desa Deyangan, Mertoyudan.
Tempat Pengungsian Merapi di Magelang Terapkan Prokes
Tempat pengungsian ancaman erupsi Merapi di Magelang mengacu protokol kesehatan. Dibuat sekat dan pengungsi jalani rapid test.