Surabaya - Pemprov Jawa Timur kesulitan memadamkan kebakaran Gunung Arjuno, Kabupaten Pasuruan, karena terkendala cuaca. Akibatnya 850 hektare lahan Tanaman Hutan Rakyat (Tahura) hangus terbakar.
Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Provinsi Jawa Timur, Satrio Nurseno mengatakan, lahan yang hangus terbakar merupakan area konservasi yang dilindungi.
Pihaknya sudah berusaha memadamkan titik api dengan mendatangkan heli water bombing milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Satrio menjelaskan, saat pemadaman, petugas BPBD kesulitan melihat titik api secara jelas karena terkendala cuaca. Heli water bombing akhirnya tidak dapat memadamkan titik api keseluruhannya karena membahayakan keselamatan.
Karena harus jalan kaki untuk naik gunung membawa air
"Ada kabut tebal di atas gunung. Kalau heli tetap dipaksa terbang, sementara kita tidak tahu titik api, ini bisa bahaya. Kendalanya karena titik api tidak ada," ujar Satrio, Kamis 17 Oktober 2019.
Satrio mengaku, sebelumnya bara api sangat berdampak sehingga diupayakan pembasahan agar tidak muncul api lagi. Bara api telah menghanguskan tanaman dilindungi seperi cemara dan bunga Edelwis.
Sebelum memasuki musim hujan pada November 2019, BPBD Jatim akan mengerahkan relawan untuk menyebar benih tanaman dilindungi. Dengan begitu, lahan konservasi bisa muncul kembali.
BPBD juga berencana menyiapkan air 2,2 kubik air melalui tandon untuk pembasahan secara manual dengan menaiki gunung. Air tersebut juga akan diberikan kepada satwa yang kehausan saat terjadi kebakaran.
"Kita masih petakan kebutuhan airnya. Sementara kita bawa tandon berisi 2.200 liter air. Karena harus jalan kaki untuk naik gunung membawa air," pungkasnya.[]