Padang - Delapan daerah di Sumatera Barat (Sumbar), diterjang banjir hingga tanah longsor. Bencana alam dipicu curah hujan tinggi yang terjadi sejak Jumat 7 Februari hingga Sabtu 8 Februari 2020.
Banjir juga merusak puluhan hektare sawah dan merendam rumah penduduk.
Delapan daerah itu masing-masing, Kabupaten Solok, Kota Solok, Kabupaten Sijunjung, Pasaman Barat, Limapuluh Kota, Agam, Dharmasraya dan Kabupaten Solok Selatan. Sejumlah fasilitas umum (fasum), rumah, areal pertanian dan ternak warga dilaporkan turut hilang. Beruntung, peristiwa ini tidak menelan korban jiwa.
"Daerah terdampak parah itu di Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Solok dan Pasaman Barat," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar, Rumainur, Minggu 9 Februari 2020.
Saat ini, sejumlah daerah terdampak sudah melakukan pembersihan. Namun, masyarakat tetap diimbau untuk waspada karena puncak hujan deras akan terus terjadi hingga akhir Februari 2020.
"Masyarakat diminta terus waspada bencana banjir dan longsor," tuturnya.
Dari data BPBD Sumbar, banjir dan di Kabupaten Solok melanda Nagari Muaro Paneh, Kecamatan Bukik Sundi. Selain badan jalan, lima unit rumah dilaporkan terendam dalam peristiwa ini. Banjir juga terjadi di Nagari Sirukam, Kecamatan Payung Sekaki.
Kemudian, 74 warga sempat terjebak dalam banjir bandang yang menerjang Nagari Sungai Durian, Kecamatan Sungai Lasi. Selain itu, Nagari Salayo, Kecamatan Kubung juga dilanda banjir. Satu unit jembatan dilaporkan putus di kawasan tersebut.
Di Kota Solok, banjir dengan ketinggian air satu meter merendam rumah 53 jiwa yang berada di Kelurahan Koto Panjang, Kecamatan Tanjung Harapan. Serta, 28 jiwa di Kelurahan Nan Balimo, Kecamatan Tanjung Harapan.
Sementara itu, banjir di Kabupaten Sijunjung merobohkan satu unit jembatan permanen di Nagari Batu Manjulur, Kecamatan Kupitan. Puluhan hewan ternak dan puluhan hektare sawah warga juga diterjang banjir bandang.
Selain itu, longsor juga sempat menutup akses Jalan Nagari Timbulun, Kecamatan Tanjung Gadang, Sijunjung. Longsor juga menerjang sejumlah rumah warga di Jorong Ranah Palam, Nagari Taratak Baru, Kecamatan Tanjung Gadang.
"Banjir juga merusak puluhan hektare sawah dan merendam rumah penduduk," kata Rumainur.
Di Kabupaten Pasaman Barat, banjir terjadi di Kecamatan Sungai Aur. Kemudian, 150 unit rumah warga terendam air setinggi dua meter di Jorong Taming dan Jorong Aek Napal. Satu unit jembatan juga hanyut terbawa arus air.
Satu unit rumah rusak ringan akibat diterjang longsor di Nagari Koto Alam, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota. Banjir di sini dipicu meluapnya Batang Sinamar di Jorong Kubang Rasau, Nagari Balai Panjang, Kecamatan Lareh Sago Halaban.
Di Kabupaten Agam, longsor sempat menutup akses jalan penghubung Simpang Tabek Palambiang menuju Kubang Putiah. Longsoran tebing bukit sepanjang delapan meter dengan tinggi material 1,5 meter terjadi di ruas jalan kawasan Nagari Canduang Koto Laweh, Kecamatan Canduang, Agam.
Di Kabupaten Dharmasraya, longsor terjadi di Kecamatan IX Koto. Sedikitnya, tujuh titik longsor menutup akses jalan ke Nagari Silago yang merupakan pusat pemerintahan Kecamatan IX Koto. Kemudian, banjir juga merendam jalan Nagari IV Koto Dibawah. Akibatnya, dua unit warung penduduk hanyut terseret air di kawasan tersebut.
Terakhir di Kabupaten Solok Selatan, banjir menerjang Nagari Lubuk Ulang Aling Selatan, Kecamatan Sangir Batang Hari. Sedikitnya, rumah 87 KK terendam air setinggi 1 meter.
"Saat ini rata-rata sudah surat. Petugas masih melakukan inventasir kerugian sembari bersih-bersih," katanya. []
