Agam - Puluhan ton ikan nila dalam karamba petani nelayan di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mati mendadak. Peristiwa berulang ini sudah berlangsung sejak dua pekan belakangan.
Tahun 2018, kejadian serupa juga sempat terjadi. Tapi tahun ini jumlah lebih banyak.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Agam, Ermanto, mengatakan jumlah ikan masyarakat mati di Danau Maninjau mencapai 79,5 ton. Angka tersebut jauh lebih besar dibanding tahun sebelumnya.
"Fenomena matinya ikan di Danau Maninjau bukan pertama kali terjadi. Tahun 2018, kejadian serupa juga sempat terjadi. Tapi tahun ini jumlah lebih banyak," katanya, Minggu 9 Februari 2020.
Dugaannya, lanjut Ermanto, ikan nila ini mati akibat pencemaran danau yang disebabkan padatnya keramba ikan. Kondisi ini membuat ikan kekurangan oksigen.
"Limbah rumah tangga, sisa pakan, ampas kotoran ikan itu menumpuk di dasar danau. Ini salah satu dugaan penyebab utama," katanya.
Apalagi, petani ikan kadang mengisi satu karambanya dengan bibit belasan ribu ekor. Padahal, ukuran kerambanya hanya 5x5 meter dengan kapasitas maksimal 3 ribu ekor.
"Ikan yang mati sudah ada yang dikubur. Kalau dibuang ke danau tentu berdampak ke lingkungan jadi tercemar kembali. Bangkai ikan busuk dan terurainya lama," katanya.
Pihaknya dengan stakeholder terkait telah berupaya mensosialisasikan, serta menertibkan karamba milik petani nelayan. Namun para nelayan tetap tak menghiraukan sehingga peristiwa matinya ikan di Danau Maninjau terus berulang.
"Kalau bisa dari provinsi yang turun lagi, karena danau sudah menjadi prioritas provinsi. Kita sudah ada meminta, cuma kami di kabupaten lagi diminta. []