76 Warga Saudi Dicekal Amerika Terkait Pembunuhan Khashoggi

Badan intelijen AS merilis laporan kematian Khashoggi kepada Kongres yang berujung pada pencekalan 76 warga Arab Saudi
Jurnalis Jamal Khashoggi (kiri) dan Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman (Foto: bbc.com/AFP)

Jakarta – Badan-badan intelijen Amerika Serikat (AS) merilis laporan kepada Kongres pada Jumat, 26 Februari 2021, yang menyimpulkan bahwa Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman, menyetujui operasi pada 2018 di Istanbul, Turki “untuk menangkap atau membunuh” jurnalis Saudi dan penduduk Amerika, Jamal Khashoggi.

Pembunuhan dan mutilasi kolumnis The Washington Post, AS, yang berusia 59 tahun, Jamal Khashoggi, di konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada tahun tahun 2018 mengejutkan dunia. Jenazahnya tidak pernah ditemukan.

Pada hari Jumat, 26 Februari 2021, badan-badan intelijen Amerika mengumumkan sebuah laporan ke Kongres. Laporan itu menilai bahwa Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman, pewaris takhta, menyetujui pembunuhan tersebut. Departemen Keuangan AS juga menjatuhkan sanksi pada beberapa pejabat Saudi yang terlibat langsung dalam pembunuhan itu dan mengumumkan pembatasan visa bagi siapapun yang menganiaya wartawan dan pembangkang di luar negeri atas nama pemerintah asing, dimulai dengan 76 orang Saudi. Pembatasan itu dinamakan “Khashoggi Ban.”

konsuat saudi di turkiPelapor khusus PBB mengatakan Khashoggi "dibunuh secara brutal" di dalam konsulat Saudi di Istambul, Turki, 2018 (Foto: bbc.com/REUTERS)

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengatakan pentingnya pemerintah Biden mengumumkan laporan tersebut. “Ini bukan laporan baru, yang baru diterbitkan. Laporan ini sudah ada – kami hanya merilisnya.”

Pemerintahan Presiden Donald Trump mengabaikan upaya bipartisan berulang kali oleh Kongres untuk meminta Gedung Putih membuat keputusan mengenai semua orang yang bertanggung jawab atas pembunuhan di luar hukum itu dan melaporkan kepada Kongres tentang sanksi apa saja yang hendak diberlakukan.

Dalam sebuah cuitan, pemerintah Saudi dengan keras menolak kesimpulan laporan tersebut, dan mengatakan mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan “menjijikkan” itu telah dihukum. Delapan orang dinyatakan bersalah dalam sidang September 2020 lalu yang oleh para pengamat internasional disebut lelucon.

gambar haticeGambar Hatice Ceniz, tunangan wartawan Saudi Jamal Khashoggi yang dibunuh, ditayangkan dalam acara doa bersama di Washington, 2 Oktober 2018 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Para pembela hak asasi manusia menyambut baik perilisan laporan tersebut tetapi mengatakan mereka ingin putra mahkota sendiri dimintai pertanggungjawabannya, seperti diungkapkan oleh Philippe Nassif dari Amnesty Internasional Amerika.

“Saya pikir itu mengirimkan sinyal penting dan besar. Saya pikir sinyal besar berikutnya, mungkin yang lebih penting, adalah bagaimana reaksi komunitas internasional. Saya kira sekarang kita perlu melihat, akankah Amerika Serikat menerapkan metode akuntabilitas yang lebih keras untuk pembunuhan Khashoggi?” ujar Nassif.

Ditanya tentang pertanggungjawaban Putra Mahkota Saudi, Menlu Blinken mengatakan hubungan AS dengan Arab Saudi lebih besar daripada satu orang. Dia mengatakan perilisan laporan tersebut menggarisbawahi apa yang terjadi dan dia berharap “Khashoggi Ban” yang baru akan melindungi jurnalis lain, pembangkang dan keluarga mereka sehingga Jamal Khashoggi tidak mati sia-sia (lt/jm)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Laporan intelijen Amerika Soal Pembunuhan Jamal Khashoggi
Laporan intelijen Amerika soal pembunuhan Jamal Khashoggi diperkirakan mengarah ke Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman
Biden Akan Umumkan Sikap Terkait Sanksi untuk Arab Saudi
Presiden Biden mengatakan bahwa Pemerintah AS pada Senin, 1 Maret 2021, akan mengumumkan sikapnya terkait Arab Saudi
Putra Mahkota Arab Saudi Disebut Setuju Pembunuhan Khashoggi
AS rilis laporan intelijen yang di-deklasifikasi (dicabut kerahasiaannya) yang menunjukkan keterlibatan Putra Mahkota Saudi pembuhunan Khashoggi