700-an Babi Mati Diserang Virus Aneh di Dairi

Virus yang hingga kini belum diketahui jenisnya, menyerang ternak babi di Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatra Utara.
Robistok Sihombing, menunjukkan kandang ternaknya yang telah kosong. Dalam waktu dua minggu, 55 ternak babinya mati mendadak. (Foto: Tagar/Robert Panggabean)

Dairi - Virus yang hingga kini belum diketahui jenisnya, menyerang ternak babi di Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatra Utara. Ternak mati mendadak. Virus itu telah menyerang di 11 kecamatan dari 15 kecamatan di Dairi.

Robistok Sihombing, 42 tahun, peternak babi di Jalan Sisingamangaraja, Kecamatan Sidikalang, Selasa 15 Oktober 2019 mengatakan, dalam dua minggu terakhir, ternak babinya mati mendadak 55 ekor.

Ternak yang mati, didominasi babi induk dan siap jual. Bobot rata-rata 60 hingga 80 kilogram. Dari 55 ekor yang mati, hanya 10 ekor ternak lepas sapih (anakan).

"Kita sudah menargetkan akan panen pada Desember akan datang. Tetapi hanya dua minggu, semuanya sirna. Bahkan ada yang sudah dipesan pembeli, tetapi belum sempat diangkat, sudah mati," ucap Robistok.

Ia mengaku mengalami kerugian ratusan juta rupiah. "Kalau dihitung-hitung kerugian Rp 120 juta lebih. Harga daging Rp 55 ribu per kilogram," tuturnya.

Ditambahkan, ternak miliknya tinggal empat ekor. Dua ekor sudah terindikasi kena virus. Karenanya, ternak itu dikeluarkan dari kandang.

Ciri-cirinya, kata Robistok, tidak mau makan, badan panas, bagian leher berbintik-bintik merah, telinga merah ruam, dikerumuni lalat, serta pendarahan dari lubang hidung.

"Penyakit babi ini luar biasa. Tidak bisa disembuhkan. Kalau sudah ada ciri-ciri begitu, kita hanya pasrah saja," keluhnya.

Disebutkan Robistok, pihak Dinas Pertanian Kabupaten Dairi, telah empat kali mengambil sampel dari ternaknya yang mati. Namun, belum diketahui apa hasil penelitian.

Ke depan, Robistok berharap adanya bantuan dari pemerintah, seperti bibit ternak. Sehingga peternak dapat melanjutkan usaha. "Untuk buat kandang ini saya sudah investasi biaya. Sudah kosong," katanya.

Sampai sekarang jenis penyakit itu belum diketahui

Terpisah, staf bidang pertanian dan peternakan Petrasa, Ganda Sinambela serta Gloria Sinaga, dari divisi advokasi mengatakan, peternak dampingan lembaga NGO itu, juga mengeluhkan kematian mendadak ternak babi mereka.

Disebut, laporan peternak dampingan, jumlah ternak babi yang mati mencapai 200 ekor. Petrasa sudah sempat melakukan vaksinasi. Tetapi setelah koordinasi dengan bidang peternakan pada Dinas Pertanian Dairi, dianjurkan vaksinasi tersebut dihentikan, karena jenis penyakit belum diketahui.

"Setiap hari ada saja dampingan kita yang mengeluhkan kematian ternak babinya. Ternak saya pun baru kemarin mati enam ekor. Sudah mau beranak pula bulan ini," kata Gloria.

Ditambahkan, mereka telah menyampaikan kepada peternak dampingan lembaga itu, untuk menerapkan biosecurity. Mengurangi penyebaran virus dengan cara membersihkan kandang, agar ternak sehat tidak terjangkit.

Terpisah, Kabid Peternakan pada Dinas Pertanian Kabupaten Dairi, Jhon Manurung dikonfirmasi lewat ponsel mengatakan, sampai kini jenis penyakit yang menyerang ternak babi masyarakat di Dairi itu, belum diketahui.

"Balai Veteriner melakukan penelitian lanjutan, sampel dibawa ke Jakarta. Sampai sekarang jenis penyakit itu belum diketahui," ucapnya.

Dari 15 kecamatan Kabupaten Dairi, hanya Kecamatan Tigalingga, Silahisabungan, Tanah Pinem dan Gunung Sitember yang belum diserang virus itu.

Sesuai laporan warga, lanjut Jhon, jumlah babi yang mati sudah mencapai 700 ekor lebih. Diperkirakan kerugian peternak sudah mencapai ratusan juta.

Ditambahkan, tahun ini ada bantuan ternak babi ke kelompok tani dengan jumlah 60 ekor untuk tiga kelompok, dari Provinsi Sumatra Utara.

Belum direalisasi, karena musim penyakit yang menyerang ternak. "Kita tetap melakukan pengusulan bantuan ternak, supaya masyarakat bisa terbantu," ucapnya.

Jhon menghimbau warga, agar babi yang mati tetap dibakar untuk kemudian ditanam, supaya tidak mewabah. "Jangan dibuang sembarangan seperti ke sungai," ucapnya.[]

Berita terkait
Diawali dari 22 Babi, Suami Istri Ini Punya Kekayaan Rp 196 Triliun
Qin Yinglin dan istrinya Qian Ying membuktikan beternak babi tak hanya bisa menjadi orang kaya tapi juga super kaya.
44 Ekor Babi di Taput Mati Mendadak Diserang Virus
Ribuan Babi di kecamatan Siatas Barita dan kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara diserang wabah hog kholera. Ini gejalanya
Babi Guling dan Empat Kuliner Bali Kegemaran Wisman
Babi guling menjadi kuliner favorit wisatawan mancanegara (wisman) yang menghabiskan waktu di Bali.