Jakarta – Seperti yang kita ketahui, setiap tahun pasti ada yang menempati posisi teratas sebagai miliarder atau triliuner dari seluruh dunia. Orang-orang tajir memiliki sumber kekayaan yang berasal dari bisnis yang didirikannya. Apalagi bisnisnya sudah menjadi brand ternama atau bahkan mencakup pasar global.
Brand ternama menghasilkan ratusan hingga ribuan triliun setiap tahunnya. Jangan salah, brand ternama juga bisa mengalami penyusutan pendapatan lho. Ada beberapa faktor yang menyebabkan turunnya penjualan yang membuat kerugian besar. Salah satu faktornya adalah adanya krisis global dan yang paling baru akibat pandemi.
Pandemi tak hanya mengacaukan perekonomian rakyat kecil, perusahaan besar pun ikut terdampak, bahkan perekonomian suatu negara juga bisa tidak stabil. Pada pembahasan kali ini akan menampilkan 7 triliuner yang hartanya merosot di tahun 2021.
Colin Zheng Huang
Beliau adalah pendiri e-commerce Pinduoduo yang kekayaannya turun drastis di 2021 hingga US$40,2 miliar (Rp. 576 triliun). Hal tersebut disebabkan saham Pinduoduo turun dengan jumlah yang nyaris sama.
Telah dikempeskan oleh penyelidikan anti monopoli luas yang mengintimidasi raksasa internet Tiongkok. Perusahaan yang telah berdiri 6 tahun lalu semakin diperparah oleh pengunduran secara tiba-tiba Huang sebagai ketua pada bulan Maret.
Saham turun 21 persen setelah meleset dari perkiraan pendapatan kuartal di November. Saat ini, kekayaan bersih Huang US$22,4 miliar (Rp. 320,9 triliun).
Jack Ma
Siapa yang tak kenal Jack Ma. Dirinya pernah menjadi orang terkaya di Tiongkok dan salah satu taipan yang paling vokal. Sepanjang tahun 2021, Jack Ma tak terlihat publik setelah regulator pemerintah memberikan tindakan keras ke perusahaan Jack Ma.
Regulator Tiongkok pertama kali membatalkan IPO yang direncanakan oleh Ant Group sebesar US$35 miliar pada November 2020. Setelah itu Alibaba dijatuhkan denda sebesar US$2,8 miliar pada bulan April sebagai bentuk hukuman antimonopoli tertinggi yang pernah diterapkan di Tiongkok.
Denda yang dijatuhkan ke Alibaba tersebut, karena adanya tuduhan Alibaba melanggar peraturan antimonopoli. Benar saja, kapitalisasi pasar Alibaba turun lebih dari 46 persen di 2021 sebanyak US$21,4 miliar (Rp. 306,6 triliun). Tentu saja kekayaan Jack Ma turun 37 persen menjadi US$37 miliar (Rp. 530,2 triliun).
Hui Ka Yan
Pemilik perusahaan real estate raksasa asal Tiongkok Evergrande Group yaitu Hui Ka Yan, mengalami penurunan kekayaan dalam 2 tahun belakangan. Bahkan Hui Ka Yan mengeluarkan US$1 miliar dari kekayaan pribadinya dan menjual saham agar perusahaan saya selamat dari krisis keuangan.
Diketahui, Evergrade Group gagal membayar hutang kepada investor global. 15 Desember diperdagangkan di Bursa Efek Hong Kong dengan nilai US$0,19 per saham. Hui Ka Yan dibawah tekanan untuk mempercepat restrukturisasi kewajiban Evergrade senilai US$300 miliar.
Bukan tanpa alasan, dirinya khawatir menumpuk terkait adanya potensi krisis hutang yang lebih besar di pasar real estate Tiongkok. Saat ini kekayaan bersih Hui Ka Yan senilai US$9,1 miliar (Rp. 130,4 triliun), yang menurun sekitar US$18 miliar (Rp. 257,9 triliun).
Zhang Yong
Pendiri sekaligus pimpinan franchise hotpot terbesar di Tiongkok, Zhang Yong memiliki kekayaan bersih US$7,6 miliar (Rp. 108,9 triliun). Namun di 2021, Zhang Yong mengalami penurunan keuntungan hingga US$15,9 miliar (Rp. 227,8 triliun).
Didukung pertumbuhan cepat selama bertahun-tahun. Raksasa restoran itu telah mengambil risiko untuk melakukan ekspansi paling dramatis. Sampai saat ini kala pandemi, menggandakan total lokasinya hingga 1.600.
Saat ada varian baru Covid-19, konsumen khawatir sehingga demand Haidilao menurun. November kemarin, perusahaan akan menutup 300 toko di akhir tahun 2021. Saham Haidilao turun 71 persen dan Zhang kekayaannya turun 68 persen di 2021.
Tadashi Yanai
Tahun 2021, Tadashi Yanai harus rela kehilangan sepertiga kekayaannya di tahun ini. Seperti yang kita ketahui, Tadashi Yanai adalah pemilik brand pakaian populer di Jepang, Fast Retailing, Uniqlo dan Theory.
Kekayaan Tadashi turun US$14 miliar (Rp. 200,6 triliun), pasca saham Uniqlo turun 34 persen. Penurunan ini disebabkan karena pembatasan akibat pandemi, termasuk pabrik Fast Retailing di Vietnam. Saat ini Tadashi Yanai memiliki kekayaan US$30,4 miliar (Rp. 435,6) triliun.
Lei Jun
Pendiri Xiaomi, Lei Jun memiliki kekayaan sebesar US$16,3 miliar (Rp. 233,5 triliun). Tahun 2021 kekayaannya turun hingga US$14 miliar (Rp. 200,6 triliun). Diketahui Xiaomi berjuang dengan masalah rantai pasokan. Lei Jun mencatat pertumbuhan penjualan yang melambat sejak awal 2020. Penyebabnya karena defisit chip yang diproyeksikan akan berlanjut hingga 2022.
Masayoshi Son
Masayoshi Son pendiri dan CEO perusahaan investasi asal Jepang Softbank Group. Perusahaan Masayoshi mengalami kerugian sehingga kekayaan Son turun US$13.6 miliar (Rp. 194,8 triliun), dan menjadi US$25,1 miliar (Rp. 359,6 triliun).
Softbank menghitung banyak perusahaan teknologi Tiongkok diantara investasi utamanya seperti Alibaba. Perusahaannya yang paling berharga, dan aplikasi ride-hailing Didi Global.
Nah itulah dia deretan 7 triliuner yang hartanya merosot sepanjang tahun 2021. Dari 7 triliuner diatas mengalami penurunan kekayaan tak lain karena adanya pandemi yang memaksa pemilik perusahaan rela kehilangan ratusan miliar agar bisa selamat dari krisis.[]
(Egy Setya Ramadhan)
Baca Juga:
- Fantastis! Inilah 5 Trader Forex Terkaya di Dunia
- Daftar Investor Terkaya di Indonesia
- Profil Boenjamin Setiawan, Dokter Sekaligus Pengusaha Terkaya di Indonesia
- Terbaru! 7 Orang Terkaya di Dunia Versi Forbes Desember 2021