7 Fakta Pengembangan Program Nuklir Arab Saudi

Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, berambisi menguasai teknologi nuklir untuk program nuklir Iran
Negeri Minyak Melirik Nuklir (Foto: dw.com/id)

Jakarta – Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, berambisi menguasai teknologi nuklir untuk menyaingi program nuklir Iran. Namun, Amerika Serikat (AS) bersikap mendua lantaran mendapat penolakan dari Israel. Apakah program nuklir Arab Saudi akan mengubah lanskap politik Timur Tengah?

nuklir1Negeri Minyak Melirik Nuklir (Foto: dw.com/id)

Negeri Minyak Melirik Nuklir. Tahun 2016 silam pangeran Mohammed bin Salman memublikasikan program jangka panjang bernama Vision 2030 untuk mentransformasi perekonomian Arab Saudi setelah era kejayaan minyak berakhir. Salah satunya adalah diversifikasi sumber energi, antara lain melalui energi nuklir. Dalam 25 tahun kedepan, Arab Saudi berniat membangun sedikitnya 16 reaktor nuklir dengan biaya lebih dari 80 miliar dolar AS.

nuklir2Senjata Pemusnah Massal? (Foto: dw.com/id)

Senjata Pemusnah Massal? Dalam sebuah wawancara Pangeran Mohammed bin Salman mengutarakan ambisinya mengembangkan senjata nuklir untuk mengimbangi Iran. "Arab Saudi tidak menginginkan senjata nuklir, tapi jika Iran memiliki senjata nuklir, kami akan mengikutinya." Kepemilikan senjata nuklir oleh Arab Saudi diyakini akan memperuncing Perang Dingin di Timur Tengah dan menempatkan kawasan dalam bahaya kiamat nuklir.

nuklir3Poros Nuklir (Foto: dw.com/id)

Poros Nuklir. Meski keberatan terhadap eksistensi program nuklir di negara Arab, Amerika Serikat berkepentingan mendikte transfer teknologi nuklir kepada Arab Saudi, ketimbang mengalah pada Cina atau Rusia. Namun Riyadh tidak ingin menunggu lampu hijau dari Washington. Saat ini Arab Saudi diisukan aktif menjalin komunikasi dengan Rusia terkait alih teknologi nuklir.

nuklir4Tekanan dari Israel (Foto: dw.com/id)

Tekanan dari Israel. Iran aktif menyimak perkembangan program nuklir Arab Saudi. Sementara Israel melobi pemerintah Amerika Serikat untuk tidak menjual teknologi nuklir kepada negeri Wahabi tersebut. Ketika Donald Trump menolak keberatan Yerusalem, PM Benjamin Netanyahu mendesak agar AS setidaknya melarang Arab Saudi memperkaya uranium di dalam negeri.

nuklir5Ultimatum bin Salman (Foto: dw.com/id)

Ultimatum bin Salman. Namun Riyadh justru mendesak mendapat hak serupa Iran untuk bisa memperkaya Uranium di dalam negeri. Mohammed bis Salman berdalih, selain memiliki cadangan uranium dalam jumlah tinggi, Arab Saudi juga bisa melepas kebergantungan energi dengan memiliki fasilitas pengolahan uranium milik sendiri.

nuklir6Tersandung Perjanjian Nuklir Iran (Foto: dw.com/id)

Tersandung Perjanjian Nuklir Iran. Tidak sedikit politisi di Washington dan Yerusalem yang meyakini, satu-satunya cara membatasi penyebaran teknologi nuklir di Timur Tengah dan meredakan ambisi atom Riyadh adalah dengan mengubah atau membatalkan sepenuhnya perjanjian atom Iran. Dalam hal ini Iran sudah mengantongi dukungan Rusia, Cina dan Uni Eropa untuk tetap mempertahankan perjanjian nuklir sebagaimana adanya.

nuklirDemam Nuklir di Timur Tengah (Foto: dw.com/id)

Demam Nuklir di Timur Tengah. Arab Saudi bukan satu-satunya negara Timur Tengah yang melirik energi nuklir. Uni Emirat Arab sudah mulai mengoperasikan pembangkit listrik pertama dengan nilai 25 miliar Dollar AS. Sementara Mesir telah menandatangani perjanjian pembangunan empat pembangkit listrik tenaga nuklir senilai 30 miliar dolar AS dengan Rusia. Yordania juga menggandeng Rusia buat mengawal program nuklirnya (dw.com/id). []

Berita terkait
UEA Operasionalkan Reaktor Nuklir, Pertama di Arab
Uni Emirat Arab (UEA) mengumumkan pembukaan pembangkit listrik tenaga nuklir, Barakah, yang merupakan reaktor nuklir pertama bagi dunia Arab.
Dirjen IAEA: Iran Mulai Bangun Fasilitas Nuklir
Dirjen Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, kukuhkan informasi Iran telah mulai membangun sebuah fasilitas nuklir bawah tanah
0
Sri Lanka Bangkrut hingga Kekurangan Pasokan BBM
Krisis ekonomi dan energi membuat pemerintah Sri Lanka melarang para pengguna mobil, motor pribadi membeli bahan bakar minyak (BBM).