7 Fakta Feline Distemper, Penyakit Mematikan pada Kucing

Vaksinasi adalah tindakan utama untuk mencegah kucing terinfeksi feline distemper.
Ilustrasi. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Kucing adalah salah satu jenis hewan yang paling banyak dipelihara orang di seluruh dunia. Namun, ada penyakit berbahaya yang mengintai keselamatan nyawa kucing, dikenal dengan nama feline distemper.

Feline distemper atau lebih dikenal dengan feline panleukopenia adalah penyakit menular dan mematikan yang paling ditakuti oleh pencinta kucing. Pasalnya, jika kucing sudah didiagnosis menderita penyakit ini, kemungkinan untuk hidup tergolong kecil.

Dilansir dari MSD Vet Manual, berikut tujuh fakta penting tentang distamper yang perlu dipahami.


1. Disebabkan oleh virus

Feline distemper disebabkan oleh feline parvovirus atau feline panleukopenia virus (FPV). Virus tersebut berkerabat dekat dengan mink enteritis virus dan canine parvovirus (CPV) tipe 2 yang menyebabkan penyakit canine parvoviral enteritis pada anjing. Virus ini dapat dapat ditemukan di seluruh dunia.

Jika kamu memiliki lebih dari satu ekor kucing, kamu perlu lebih waspada karena feline distemper sangat menular. Meskipun begitu, virus ini tidak menular kepada manusia.


2. Gejala klinis tergantung fase penyakit

Pada kasus yang akut, kucing bisa tiba-tiba mati tanpa gejala (fading kittens) Mereka akan mengalami demam tinggi hingga 41 derajat Celsius, depresi, nafsu makan turun, dan muntah berwarna kekuningan yang tidak ada hubungannya dengan makan. Gejala klinis tersebut biasanya muncul setelah masa inkubasi selama 2 sampai 7 hari.

Kucing juga bisa menunjukkan gejala berupa berliur akibat rasa mual dan sakit perut. Biasanya, diare akan muncul setelah terjadi muntah, tetapi tidak selalu ada.


3. Kucing muda paling rawan terinfeksi

Feline distemper dapat menyerang kucing dari segala usia. Namun kucing berusia muda, memiliki riwayat sakit, dan belum divaksinasi menjadi subjek yang paling rawan. Kucing usia 3 hingga 5 bulan juga berpeluang paling besar terinfeksi virus ini.

Karena itulah, pemilik kucing memperhatikan kesehatan kucingnya dengan melakukan tindakan pencegahan terbaik. Bila sudah telanjur muncul gejala klinis, segera periksakan ke dokter hewan terdekat.

Virus ini dapat ditemukan pada seluruh cairan tubuh kucing, seperti urine, feses, cairan hidung, bahkan pinjal dari kucing yang terinfeksi, sehingga penularan bisa terjadi secara kontak langsung atau tidak langsung.

Di negara dua musim seperti Indonesia yang memiliki curah hujan tinggi, partikel virus yang ada di lingkungan bisa hanyut terbawa air hujan hingga ke tempat yang jauh. Pakaian dan alas kaki manusia juga turut serta menjadi media penyebaran virus semakin luas. Karena itulah, biasanya terjadi peningkatan kasus feline distemper yang signifikan pada musim hujan.


5. Perlu disinfektan khusus untuk membersihkan area tercemar

Diperlukan kewaspadaan tinggi dalam menangani kasus penyebaran feline distemper di rumah. Karena, feses kucing penyintas feline distemper masih mengandung partikel virus hingga 6 minggu setelah penyembuhan. Jika tidak dibersihkan dengan tepat, feline parvovirus bisa bertahan di lingkungan hingga satu tahun lamanya.

Masih dari sumber yang sama, disebutkan bahwa virus penyebab feline distemper dapat dinonaktifkan dengan efektif menggunakan bleach atau dikenal sebagai pemutih pakaian perbandingan 1:32 selama minimal 10 menit dalam suhu ruang.


6. Pengobatan feline distemper bersifat suportif

Sejauh ini, tidak ada pengobatan spesifik untuk kasus feline distemper. Terapi antibiotik hanya ditujukan untuk mengendalikan infeksi sekunder dari bakteri yang muncul akibat penurunan sel darah putih yang drastis. Pemberian infus berguna untuk mencegah dehidrasi semakin parah.

Jika kucing menunjukkan tanda-tanda terserang feline distemper, segera larikan ke dokter hewan agar mendapat penanganan intensif yang bisa memberikan harapan kesempatan selamat. Jangan mengobati sendiri karena akan membuat kondisi kucing semakin parah.


7. Vaksinasi sebagai langkah pencegahan terbaik

Vaksinasi adalah tindakan utama untuk mencegah kucing terinfeksi feline distemper. Kucing bisa mulai mendapat suntikan vaksin sejak usia 6 hingga 8 minggu dan diulang dengan jangka waktu tertentu hingga usia 16 minggu. Baik kucing yang dipelihara secara outdoor maupun indoor, semua berpotensi terpapar virus sehingga vaksinasi harus tetap diberikan.

Bagi kucing yang belum sempat vaksinasi tetapi sudah telanjur terinfeksi dan berhasil bertahan hidup, maka akan memiliki imunitas terhadap feline distemper yang kemungkinan bertahan seumur hidup. Meskipun begitu, lebih baik mencegah daripada bertaruh nyawa.

Feline distemper memang penyakit yang sangat berbahaya bagi kucing kesayangan. Untung saja, vaksinasi bisa sangat diandalkan untuk mencegah kucing terserang penyakit ini. Jadi, jangan ragu untuk memeriksakan kucing ke dokter hewan terdekat agar mendapat vaksinasi melawan feline distemper. []


Baca Juga


Berita terkait
Mengenal Distemper Kucing, Gejala dan Cara Mengobatinya
Distemper dianggap sebagai salah satu penyakit paling berbahaya untuk kucing karena penyebarannya yang begitu mudah.
Kenali 12 Ciri-ciri Kucing Peliharaanmu Akan Mati
Jika kamu melihat sesuatu yang tidak biasa, segara bawa kucing ke dokter hewan sehingga mereka dapat menilai kondisi kucing peliharaanmu.
5 Cara Mengatasi Kerontokan Bulu Pada Kucing Peliharaan
Ada banyak cara yang dapat membantu mengontrol jumlah kerontokan bulu kucing Anda.
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.