Jakarta - Sebelumnya anak Anda selalu bersikap manis, tapi tiba-tiba Anda mulai melihat ada perubahan dalam berkomunikasi. Mereka mungkin mulai melawan dengan cara tidak sopan dan bahkan mulai menyepelekan. Rasanya memang sedih, tapi orang tua bisa mencari tahu jalan keluar dan mengatasi situasi seperti ini dengan benar untuk membangun hubungan yang sehat dengan anak. Menjaga rasa hormat di dalam keluarga sangatlah penting, inilah 7 langkah mendidik anak yang suka melawan sesuai dengan pendapat para ahli.
1. Hindari merespons dengan nada bicara yang sama.
Memang terkadang sulit menjaga kesabaran saat anak melawan. Tapi juga penting untuk memperhatikan cara bicaramu. Anda harus mencontohkan cara menunjukkan rasa hormat. Berteriak, menjerit, atau kata-kata kasar tidak boleh keluar dari mulutmu.
Jangan biarkan anak Anda terus melawan. Tentukan sikap seperti apa yang diharapkan. Bereaksilah saat mendengar perkataan seperti: “Terserahlah”, “Yang benar saja”, “Kata siapa?”, dan “Masa bodoh”. Beri tahu anak untuk berhenti bereaksi seperti ini dan beri mereka kesempatan memperbaiki perilakunya. Jangan mengeluarkan ucapan seperti, “Jangan bilang begitu!” dan berlututlah sambil menatap matanya saat berbicara dengan mereka.
2. Coba pahami masalah yang mereka hadapi
Jangan lupa bahwa anak Anda masih belajar mengontrol perilaku mereka. Terkadang mereka tidak tahu cara menghadapi masalahnya. Jadi, wajar jika mereka tidak sabar. Setelah menentukan batasan tentang nada bicaranya, coba pahami masalah mereka. Sering kali saat anak membantah, mereka sedang menunjukkan rasa marah, frustrasi, terluka, atau takut.
Pastikan Anda menghabiskan setidaknya 15 menit berdua dengan masing-masing anak setiap hari untuk memberikan perhatian yang terfokus dan positif kepada mereka. Cobalah untuk memahami kebutuhan, harapan, dan impian mereka. Mungkin anak Anda tertarik dengan alam semesta dan Anda belum pernah mengajak mereka ke planetarium.
3. Katakan bahwa Anda tahu mereka kesal
Psikolog menyarankan untuk menggunakan kalimat seperti: “Sepertinya Anda sengaja berkata begitu untuk menyakiti. Anda pasti sedang kesal jika cara bicaramu seperti itu.” Atau, “Ibu ingin tahu soal ini, tapi Ibu tidak bisa mendengarkan kalau Anda marah-marah”. Kemudian ajak mereka mendiskusikan masalahnya setelah Anda dan anak Anda tenang, jika anak masih membentak.
4. Tunjukkan konsekuensinya dan mintalah untuk dihormati
Anak-anak harus tahu bahwa bersikap sopan bermanfaat bagi mereka. Jangan abaikan setiap kali mereka berkata kasar dan menyepelekan. Terkadang itu perlu sering diingatkan, bahkan setelah tahu sebab dari suasana hati anak yang buruk.
Anak harus tahu apa yang akan terjadi setiap kali mereka melawan. Jadi, selalu jelaskan pada mereka dan tunjukkan Anda tidak suka sikap tak sopan. Anda juga bisa menunjukkan konsekuensi perilaku buruk dengan menambahkan tugas rumah, atau mengurangi waktu menonton TV atau bermain komputer: “Kalau cara bicaramu tidak sopan, Anda tidak boleh pergi bermain.” Dengan begitu, mereka akan menanggapinya dengan serius. Jangan lupa dengan peringatanmu jika anak tidak berhenti melawan.
5. Biarkan anak Anda menyampaikan pendapat mereka.
Ingat, jika anak menyampaikan pendapat mereka tentang suatu hal, artinya bagus. Tapi itu harus mereka lakukan dengan ramah. Mereka perlu tahu itu hal yang bebas dilakukan. Sebaiknya jangan memotong atau menyela saat mereka menjelaskan pemikirannya.
Simak dan perhatikan masalah seperti apa yang mereka punya. Penting untuk menunjukkan rasa empati dan pengertian, agar anak tidak menganggapmu lawan.
6. Coba pahami kapan biasanya anak Anda melawan
Jika Anda menyadari pola tertentu saat anak melawan, mungkin ini bagus. Jika tidak, pikirkan baik-baik kapan hal ini biasa terjadi. Mungkin anak Anda pulang dari sekolah dengan suasana hati yang buruk setiap hari. Ini bisa menjadi kunci untuk menyelesaikan masalah besar dan mencegah konsekuensi yang lebih buruk di kemudian hari.
7. Puji perilaku yang baik
Semua orang senang merasa dihargai, termasuk anak Anda. Jika Anda melihat anak Anda berhenti melawan dan menunjukkan rasa berterima kasih, Anda bisa memeluk, memberi pujian, atau mengatakan “terima kasih”.
Tapi di saat yang sama, pastikan anak paham bahwa bersikap ramah bukan berarti bisa mendapatkan semua yang mereka mau.
(Sri Wahyuni Sitorus)
Baca Juga
- Alasan Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Anak
- Mari Kenali Tanda-Tanda Stres pada Anak
- 5 Kebiasaan Buruk Anak yang Mempengaruhi Pertumbuhan Gigi
- Meski Lezat, 10 Bahaya Junk Food Bagi Pertumbuhan Anak