63,5% Pasien Sembuh dari Infeksi Corona Alami Long Covid

Hasil survey terbaru di Indonesia mencatat 63,5% pasien infeksi virus corona yang sudah sembuh mengalami ‘long Covid’
Tenaga kesehatan menjemput pasien COVID-19 di Jakarta, 13 Desember 2020 (Foto: abc.net.au/indonesian - Supplied: ANTARA FOTO/Fauzan)

Oleh Hellena Souisa dan Natasya Salim

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pernah menyatakan sebanyak 21% pasien yang sembuh dari Covid-19 akan merasakan gejala yang menetap atau yang biasa disebut dengan 'long Covid'. Namun, penelitian terbaru mengungkap angka tersebut bisa jauh lebih besar, seperti dijelaskan dr Agus Dwi Susanto, dokter spesialis paru sekaligus ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.

Penelitian dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Rumah Sakit Persahabatan dengan menyurvei 463 orang pada bulan Desember 2020 hingga Januari 2021.

"Hasil awal penelitian kami menunjukkan bahwa sebanyak 63,5% dari seluruh populasi yang kita survei ternyata memiliki gejala yang menetap atau long Covid," kata dr Agus.

"Dari persentase itu, gejalanya bervariasi. Mulai dari keletihan yang menetap, sakit kepala, sesak nafas, sampai batuk, pokoknya bervariasi," tambahnya.

hasil penelitianHasil penelitian yang menyurvei 463 orang yang sembuh Covid-19 di Indonesia pada bulan Desember 2020 sampai Januari 2021 (Grafik: Jarrod Fankhauser) - abc.net.au/Indonesian

Dokter Agus menjelaskan selain gejala yang menetap, pasiennya juga kerap mengeluhkan keterbatasan fungsional yang mereka alami.

"Sebagian besar pasien saya yang mengeluh tentang 'sequelae' (gejala sisa) atau long Covid merasakan kelelahan, sesak napas, keterbatasan aktivitas fisik, dan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas rutin yang biasa mereka lakukan seperti dulu sebelum mereka sakit Covid," kata dr Agus Dwi Susanto kepada Hellena Souisa dari “ABC Indonesia”.

"Yang biasanya ia bisa bekerja sampai sore, baru setengah hari ia merasa keletihan atau kelelahan, kemudian mengantuk, itu beberapa problem yang disampaikan."

"Jadi .... infeksinya mungkin sudah sembuh, tapi secara fungsional, kapabilitasnya, mereka belum sembuh."

1. Dampak Long Covid Tak Sekedar Fisik

Juno Simorangkir adalah salah satu dari mereka yang mengalami 'long Covid' setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19.

junoSetahun setelah ia dinyatakan sembuh dari infeksi Covid, Juno Simorangkir merasa belum sepenuhnya sembuh karena masih mengalami keluhan klinis (abc.net.au/Indonesian- Supplied)

Setelah hampir dua bulan dirawat di rumah sakit dan diisolasi sejak Maret tahun lalu, dia mengira kesehatannya akan kembali normal.

Tapi Juno masih merasakan seperti merasa lemas, mendadak menggigil, bahkan jantung berdebar. "Enggak tenang pokoknya, enggak bisa tidur dan ada rasa menusuk di sekujur badan," ujar Juno.

Hingga hari ini Juno juga mengaku merasakan 'phantosmia' atau semacam halusinasi penciuman, pembesaran kelenjar getah bening, telinga berdenging, dan rasa nyeri di saluran kencing.

Beberapa yang sembuh juga merasakan tubuh yang tidak berfungsi normal, seperti dituturkan Daulat, yang mengaku kehilangan pekerjaan karena mengalami 'long Covid'.

Daulat yang sehari-hari bekerja sebagai seorang pembuat konten, hanya bisa menyelesaikan setengah dari target hariannya di tempat kerja.

"Biasanya itu saya kalau selama WFH (bekerja dari rumah) itu jam 7 sampai 10 pagi sudah bisa menyelesaikan lima berita .... tapi ini baru buka laptop aja saya bingung mau ngapain," katanya kepada Natasya Salim dari “ABC Indonesia”.

"Kepala [saya] pusing, terus kita bingung mau ngapain, saya aja kadang suka bingung mau milih kosakata apa ya, mau ngomong apa ya?"

Daulat mengatakan ia diminta kantornya untuk beristirahat selama satu setengah bulan, tetapi ketika dia siap kembali ke kantor, dia dibebastugaskan.

bahkan setelahBahkan setelah dinyatakan negatif dan sembuh dari infeksi Covid, para pasien belum bisa dinyatakan benar-benar sembuh (Foto: abc.net.au/Indonesian - Supplied: Shuttershock/Pordee Aomboon)

Hingga Oktober tahun lalu, lebih dari 6,4 juta orang Indonesia telah mengundurkan diri atau dipecat karena pandemi. Ini data Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin).

Sebuah survei Kementerian Tenaga Kerja yang dirilis bulan Januari lalu menunjukkan 17,8% perusahaan telah memecat pekerjanya, 25,6% telah merumahkan pekerjanya, dan 10% telah melakukan keduanya.

2. 'Long Covid' Membuat Angka Kesembuhan Jadi Problematis

“Adanya sindrom pasca-Covid-19 yang dialami sejumlah orang membuat definisi kesembuhan juga perlu dilihat dari dua sisi,” ujar dr Agus.

"Istilah 'recovery' yang digunakan oleh pemerintah selama ini hanya berarti pulih dari infeksi. Tapi dari sudut pandang pasien, sembuh kan berarti kembali normal (sebelum tertular Covid-19)," kata dr Agus.

Dr Dicky Budiman, epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health, Griffith University, Australia, mengatakan bahwa kesembuhan sebenarnya memiliki definisi dari aspek epidemiologis, sosial, dan klinis.

Menurut Dicky, seseorang bisa dikatakan sembuh secara epidemiologi jika ia tidak bisa lagi menularkan Covid, sementara sembuh secara klinis berarti tidak ada fungsi organ tubuh yang tidak terganggu.

Dari aspek sosial, sembuh adalah jika kehidupan sosial dan aktivitasnya bisa berlangsung normal seperti sebelumnya.

"Dari aspek klinis, kita tahu ada sejumlah kasus ‘long Covid’ yang dampak jangka panjangnya belum diketahui."

"Dan ketika ada orang yang dinyatakan sembuh namun tidak diperbolehkan bekerja atau beraktivitas seperti biasa karena stigma, maka kesembuhan secara sosial juga tidak terpenuhi."

Menurut Dr Dicky, ketiga aspek kesembuhan ini harus terpenuhi, karenanya parameter kesembuhan yang digunakan Pemerintah Indonesia dalam penanganan Covid-19 menjadi problematis.

"Kesalahkaprahan saat kasus pemulihan ini selain ilmiah itu tidak tepat, tidak berbasis definisi operasional yang ilmiah, tidak didukung oleh ketiga aspek tadi, kemudian juga akan menyesatkan dalam strategi pengendalian pandemi, yang menimbulkan rasa aman semu."

Menanggapi hal ini, Juru Bicara Satgas Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, mengakui kesembuhan bukan hanya satu-satunya parameter keberhasilan dan pemerintah menggunakan definisi kesembuhan Covid-19 yang mengacu pada "standar nasional yang juga diadaptasi apa yang ditetapkan WHO."

"Kita tidak bisa memungkiri, akan sangat banyak determinan kasus sembuhnya seseorang, namun untuk saat ini standar yang digunakan ialah yang berdasarkan temuan yang banyak di lapangan dan sudah melalui berbagai studi terpercaya."

Presiden Joko Widodo pekan lalu kembali menekankan angka kesembuhan Covid-19 di Indonesia di saat tercatat lebih dari 1,3 juta kasus positif dan setidaknya 36.000 kematian dalam setahun terakhir.

"Kesembuhan per 3 Maret 2021, Indonesia berada di angka 86,18%. Rata-rata dunia ada di angka 78,93%. Artinya kita lebih baik dari angka rata-rata kesembuhan dunia."

Meski demikian, angka rata-rata kesembuhan dunia menurut data situs independen, worldometer, tercatat sebesar 97%.

3. Diperlukan Penelitian Lebih Lanjut

Para pakar kesehatan setuju jika 'long Covid' di Indonesia merupakan masalah baru yang harus menjadi perhatian dan ditangani dari berbagai aspek disertai studi lanjutan.

dr agusDr Agus Dwi Susanto, ahli paru, optimistis ada harapan untuk pasien yang mengalami long Covid kembali normal meski banyak studi lebih lanjut yang masih harus dilakukan (Foto: abc.net.au/Indonesian - Supplied: Koleksi Pribadi)

Namun, dr Agus merasa cukup optimistis saat ditanyai tentang kemungkinan pasien yang masih mengalami 'long Covid' bisa kembali normal.

"Ada satu kasus pasien yang memiliki nilai fungsi paru sekitar 48% setelah dinyatakan sembuh dari infeksi Covid-19, saat itu kondisinya susah berjalan dan susah bicara karena terengah-engah," ujar dr Agus.

Lebih lanjut dr Agus mengatakan, "Tapi, setelah menjalani pengobatan selama dua bulan, CT scan dan spirometri menunjukkan nilai kapasitas parunya bisa mencapai 78,9%, mendekati nilai normal 80%."

"Saya enggak jamin total, tapi saya punya record seperti itu. Dan menurut penelitian lain, sekitar 20% tidak bisa dikembalikan kondisinya sementara 80% lainnya bisa. Tapi, sayangnya memang kita belum punya data di Indonesia," kata dr Agus (abc.net.au/Indonesian). []

Berita terkait
Presentase Sembuh Corona dengan Donor Plasma Konvalesen
Mengambil plasma penyintas corona yang sudah sembuh lalu didonorkan pada yang masih terpapar untuk penyembuhan. Berapa presentase keberhasilannya?
Efek Pasca Sembuh Pasien Virus Corona Dirawat di Rumah Sakit
Pasien virus corona yang berbaring berminggu-minggu di rumah sakit tinggalkan dampak buruk, kelelahan, nyeri, kehilangan memori dan lain-lain
0
PKS Akan Ajukan Uji Materi PT 20%, Ridwan Darmawan: Pasti Ditolak MK
Praktisi Hukum Ridwan Darmawan mengatakan bahwa haqqul yaqiin gugatan tersebut akan di tolak oleh Mahkamah Konstitusi.