605 Tokoh Agama Islam Meninggal Sepanjang Pandemi Covid-19

Wakil Presiden Maruf Amin menyebut bahwa sebanyak 605 tokoh agama Islam meninggal akibat Covid-19 hingga 7 Juli 2021
Wapres RI, KH Ma\'ruf Amin (Foto: voaindonesia.com - Twitter/@Kiyai_MarufAmin)

Jakarta – Wakil Presiden RI, KH Ma'ruf Amin, mengatakan banyak santri yang terpapar Covid-19, meski dia tidak menyebutkan jumlah pasti santri yang positif corona. Namun, menurut Wapres, berdasarkan data Kementerian Agama terdapat 605 kyai, ulama, dan pengasuh pesantren yang meninggal akibat Covid-19 per 7 Juli 2021. Wapres menilai meninggalnya tokoh Islam tersebut merupakan kerugian besar bagi masyarakat. Sasmito Madrim melaporkannya untuk voaindonesia.com.

"Meninggalnya para kyai dan ulama adalah musibah yang tidak tergantikan. Dan sebuah bocoran yang tidak bisa ditambal, wafatnya para kyai dan ulama laksana bintang yang padam. Meninggalnya satu suku itu lebih ringan daripada meninggalnya ulama," ujar Ma'ruf Amin mengutip sebuah Hadits, pada Senin, 2 Agustus 2021.

santri Pesantren Lirboyo disuntik vaksin covidSeorang santri Pesantren Lirboyo sedang disuntik vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca, di Kediri, Jawa Timur, 23 Maret 2021 (Foto: voaindonesia.com - Prasetia Fauzani/Antara Foto via Reuters)

Ma'ruf mengapresiasi lembaga pemerintah Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang membuat program "Kita Jaga Kiai" pada masa pandemi corona ini. Menurutnya, dana sosial syariah yang dikelola BAZNAS juga telah berkontribusi dalam penanggulangan Covid-19. Program "Kita Jaga Kiai" merupakan program yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ulama dan para santri di pondok pesantren. Adapun kegiatannya berupa vaksinasi dan pemberian peralatan kebersihan.

Ia juga mengapresiasi ormas keagamaan lain yang mendampingi masyarakat dan memberi imbauan penyelenggaraan ibadah untuk mencegah penularan corona, seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan Persatuan Islam.

"Saya juga mengapresiasi MUI yang telah menerbitkan fatwa tentang penyelenggaraan ibadah dalam situasi pandemi Covid-19 dan mengajak umat Islam untuk menjaga kesehatan," imbuhnya.

Menkes Budi Gunadi SadikinMenkes Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers bersama, Senin, 26 Juli 2021, siang, di Kantor Presiden, Jakarta. (Foto: setkab.go.id - Humas Setkab/Agung)

Ma'ruf menjelaskan pemerintah mengambil kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) karena mengutamakan keselamatan masyarakat. Ia berharap PPKM dapat menekan penyebaran corona dan kegiatan masyarakat dapat kembali normal.

Di lain kesempatan, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan puncak penambahan kasus positif harian telah terlewati di Pulau Jawa dan Bali pada masa PPKM. Data Kemenkes, puncak kasus terjadi pada 15 Juli 2021 dengan 43.925 kasus menurun menjadi 17.149 kasus pada 1 Agustus 2021.

Penurunan kasus corona di Jawa dan Bali diikuti kenaikan kasus positif di luar kedua pulau tersebut. Namun, ia optimistis kasus di luar Jawa dan Bali dapat turun dengan cepat karena pemerintah hanya perlu meniru kebijakan seperti di Jawa dan Bali.

"Memang kami harus akui, penurunan di Jawa ini dibarengi dengan kenaikan kasus positif di luar Jawa," ujar Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers daring, Senin, 2 Agustus 2021.

Budi menambahkan pemerintah telah meningkatkan deteksi terhadap orang yang terinfeksi corona untuk mencegah kematian. Sebab peningkatan kasus kematian selama ini terjadi karena pasien sudah dalam kondisi kritis saat datang ke rumah sakit. Atau telat dideteksi terinfeksi virus corona.

Pemerintah juga menyiapkan sejumlah langkah untuk pencegahan kematian. Antara lain mulai dari pemantauan pasien isolasi mandiri, optimalisasi layanan konsultasi dokter jarak jauh, dan pembangunan fasilitas isolasi (sm/ab)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Ratusan Pemuka Agama di Indonesia Meninggal di Masa Pandemi Covid-19
Sudah ada ratusan pemuka agama Islam dan Kristen di Indonesia yang meninggal dunia sejak awal pandemi Covid-19
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.