60 Perempuan Aceh Siap Jadi Calon Legislatif

60 orang calon legislatif perempuan mengikuti Aceh Women Candidate Forum.
60 orang calon legislatif perempuan mengikuti Aceh Women Candidate Forum. (Foto: Tagar/Fahzian Aldevan)

Banda Aceh, (Tagar 1/11/2018) - Ada yang unik menjelang Pemilukada 2019  di Provinsi Aceh. Sebanyak 60 orang calon legislatif perempuan mewakili provinsi Aceh, kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar mengikuti Aceh Women Candidate Forum.

Ketua Kaukus Perempuan Parlemen Aceh, Mariati mengatakan, agar saling mendukung dan menguatkan dalam berjuang, harus menghindari putus asa, fokus pada pemenangan diri, dan bangun komunikasi dengan konstituen dengan baik.

"Kita dipilih karena kita dikenal dan dipercaya," kata Mariati kepada Tagar News dalam keterangan, Rabu (31/10).

Sementara itu Direktur Flower Aceh, Riswati menyebutkan secara kuantitatif partai politik hanya mampu memenuhi pencalonan 30 persen sebagaimana diamanatkan UU Nomor 7 Tahun 2017.

"Walau pada penetapan nomor urut, perempuan masih berada pada nomor-nomor kurang strategis. Kedepannya pemenuhan 30 persen kuota perempuan oleh partai politik harus secara kuantitatif dan kualitatif, dan dilakukan secara sistematis," harapnya.

Para peserta mewakili perempuan dari lintas partai politik, secara bergantian menyampaikan latar belakang dan tujuan menjadi Caleg pada Pileg 2019.

Rosni Idham salah satu caleg perempuan menjelaskan, saat ini perempuan masih menghadapi persoalan terkait kesejahteraan dan pendidikan. Jumlah perempuan yang mendapatkan pendidikan berkualitas masih minim, dan berdampak pada tingkat kesejahteraannya.

"Kondisi inilah menjadi motivasinya untuk mencalonkan diri pada Pileg 2019," ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Mutiawati, ia menilai pembangunan Aceh haruslah memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas pendidikan bagi masyarakat, terutama perempuan yang selama ini masih terlupakan.

"Kehadiran perempuan dalam lembaga legislatif akan memberikan manfaat bagi perubahan kebijakan dan anggaran yang lebih berpihak kepada perempuan," ujarnya.

Caleg perempuan lainnya, Tjut Ika Maulizar menegaskan keseriusan akan menjalankan peran sebagai legislator yang berpihak pada masyarakat, khususnya perempuan jika nantinya terpilih.

"Jika saya menjadi anggota legislatif, maka upaya pembangunan dan perbaikan terhadap kesejahteraan masyarakat Aceh dapat dilakukan melalui fungsi kedewanan, menghadirkan kebijakan dan penganggaran yang berpihak kepada masyarakat secara adil sesuai kebutuhan masyarakat dan perempuan khususnya," terangnya.

Sementara itu, Tati Meutia Asmara lebih mengedepankan upaya membangun ketahanan keluarga untuk mendukung pembangunan Aceh yang lebih baik.

"Keluarga menjadi pondasi pembangunan daerah yang lebih baik, jika fungsi utama keluarga berjalan, maka dapat menciptakan generasi Aceh yang mumpuni," katanya.

Aktivis perempuan dan politisi partai Aceh, Arabiyani memberikan apresiasi atas keberanian caleg perempuan di Aceh untuk maju pada Pileg 2019.

Menurutnya, tantangan yang akan dihadapi pasti lebih besar dibandingkan dengan laki-laki. Kesiapan diri baik secara fisik, psikis dan finansial menjadi keharusan.

"Perjuangannya akan berfokus pada kepentingan dan kebutuhan baik perempuan dan laki-laki," ujarnya. []

Berita terkait
0
Jambi Apresiasi Kementan dalam Penanganan PMK
Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani menyambut baik langkah Kementerian Pertanian (Kementan) yang telah membantu menyalurkan vaksin PMK.