6 Risiko Kurang Berat Badan Bagi Kesehatan

Mengutip informasi dari laman Healthline, berikut Tagar rangkumkan 6 risiko kesehatan akibat underweight atau kurangnya berat badan.
Ilustrasi berat badan kurang. (Foto: Freepik)

Jakarta - Banyak orang memiliki impian untuk mempunyai badan yang kurus. Ada yang sampai rajin olahraga secara rutin, melakukan diet, bahkan mengonsumsi obat pelangsing.

Namun, jangan sampai berat badanmu berada di kategori underweight atau kekurangan berat badan karena bisa mengakibatkan beberapa risiko buruk pada kesehatan.

Cara mengetahui badan kita berada di kategori yang mana pun mudah. Cukup cek indeks massa tubuh (BMI) yang bisa dilakukan di dokter atau pun di situs daring.

Mengutip informasi dari laman Healthline, berikut Tagar rangkumkan 6 risiko kesehatan akibat underweight atau kurangnya berat badan:

Berat BadanMenurunkan berat badan. (Foto: Tagar/Pixabay)

1. Malnutrisi

Jika kekurangan berat badan, mungkin bisa dikarenakan kurangnya makanan sehat dengan beragam nutrisi. Itu bisa menyebabkan malnutrisi. Seiring waktu, malnutrisi dapat memengaruhi kesehatan.

Beberapa gejalanya seperti merasa lelah atau kehabisan energi, sering sakit atau kesulitan melawan penyakit, menstruasi yang tidak teratur, penipisan atau kerontokan rambut, kulit kering, dan masalah gigi.

Selain itu, malnutrisi juga dapat menyebabkan anemia atau kekurangan vitamin esensial.

2. Fungsi Imun Menurun

Sebuah studi menemukan hubungan antara peningkatan infeksi dan kekurangan berat badan. Namun, masih dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk memahami sepenuhnya hubungan antara berat badan dan fungsi kekebalan.

3. Meningkatnya Risiko Komplikasi Pasca-operasi

Para peneliti dalam sebuah studi sepakat bahwa orang dengan berat badan kurang tidak dapat menyembuhkan luka sebaik orang dengan BMI normal.

Mereka juga menemukan bahwa kelompok dengan berat badan kurang memiliki hemoglobin pra operasi yang rendah. Meskipun diperlukan lebih banyak penelitian, temuan menunjukkan bahwa kekurangan berat badan dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk menyembuhkan luka.

4. Osteoporosis

Berat badan rendah dapat meningkatkan risiko kepadatan mineral tulang (BMD) yang rendah dan osteoporosis. Hasil studi menunjukkan bahwa kekurangan berat badan dapat meningkatkan risiko osteoporosis.

5. Infertilitas

Wanita dengan BMI rendah berisiko lebih tinggi mengalami amenore, yaitu tidak adanya menstruasi dan disfungsi siklus menstruasi lainnya.

Siklus menstruasi yang tidak teratur atau terlewat merupakan indikator anovulasi (tidak berovulasi). Anovulasi kronis dapat menyebabkan infertilitas.

Jika kamu sedang dalam program untuk hamil tetapi kekurangan berat badan, konsultasikan dengan dokter agar bisa direkomendasikan cara terbaik.

6. Keterlambatan Perkembangan

Keterlambatan perkembangan bisa dilihat pada anak dengan berat badan kurang, terutama anak di bawah usia 3 tahun saat otak berkembang pesat. Anak dengan berat badan kurang mungkin kehilangan nutrisi utama karena malnutrisi dan malabsorpsi. Itu dapat berdampak pada perkembangan otak dan menyebabkan keterlambatan dalam tumbuh kembang.

Jika kamu merasa kekurangan berat badan, konsultasikan dengan dokter perawatan primer atau ahli diet. Dokter dapat memeriksa riwayat kesehatanmu dan membantu mengidentifikasi masalah yang dapat menyebabkan gizi buruk atau penurunan berat badan.

Dengan memeriksakan diri ke dokter, kamu juga bisa berkonsultasi mengenai rencana atau cara-cara untuk mencapai berat badan normal melalui pola makan sehat dan perawatan lain yang sesuai. []

(Okky Pratiwi)

Berita terkait
16 Tips Turunkan Berat Badan untuk Remaja
Mengutip informasi dari berbagai sumber, berikut Tagar rangkumkan 16 tips menurunkan berat badan yang sehat untuk remaja.
Menu Sarapan Sehat dan Praktis untuk Diet
Diet sebagai salah satu cara yang dilakukan seseorang untuk menurunkan berat badan. Sehingga ada baiknya dari sekarang memperhatikan menu sarapan.
Deretan Makanan Sebabkan Lemak Perut Menumpuk
Berikut Tagar rangkumkan 8 makanan yang harus dihindari agar tidak menambah lemak perut.