Jakarta – Mendaki gunung masih menjadi salah satu alternatif liburan untuk sebagian anak muda saat ini. Namun, tahukah kamu jika sebaiknya kalian mempelajari beberapa teknik pertolongan pertama mengingat lokasi dan akses yang sulit dijangkau saat kalian mendaki.
Wisata ke pegunungan menjadi salah satu pilihan favorit bagi masyarakat indonesia karena banyaknya pegunungan di nusantara. Wisata ke pegunungan juga menyediakan beberapa pilihan liburan seperti wisata air, perkebunan, penginapan, hingga pendakian.
Mendaki merupakan wisata gunung yang memerlukan kesiapan extra dibandingkan wisata lainnya. Para pendaki gunung umumnya membutuhkan waktu minimal 2 hari untuk kembali ke kaki gunung tergantung ketinggiannya.
Mengingat waktu yang dibutuhkan cukup lama dan cuaca di gunung cukup ekstrim, maka sebaiknya para pendaki mempersiapkan keahlian khusus sebelum mendaki. Salah satu keahlian itu adalah pertolongan pertama terhadap berbagai kemungkinan yang terjadi saat mendaki. Berikut merupakan beberapa pertolongan pertama yang sebaiknya dikuasai sebelum mendaki.
1. Hipotermia
Pertolongan pertama ini sangatlah berguna mengingat cuaca digunung sangat dingin dan bisa berubah sewaktu-waktu. Hipotermia merupakan kondisi dimana seseorang mengalami kedinginan yang sangat parah karena kondisi sekitar yang bisa menyebabkan kematian.
Penanganan pertama yang bisa dilakukan ketika ada yang mengalami hipotermia adalah membawa penderita ke tempat yang lebih hangat dan beri makan/minuman yang hangat. Usahakan agar korban tetap tersadar dengan mengajak berbicara atau jangan biarkan korban berdiam dalam waktu lama.
2. Kram
Masalah sendiri kram sangat umum terjadi ketika tubuh menerima beban atau gerakan tanpa adanya persiapan yang cukup. Mendaki juga membuat beban tubuh bekerja lebih dari biasanya karena rute yang dilewati menanjak.
- Baca Juga: 7 Manfaat Kacang Edamame bagi Kesehatan
Jika ada orang yang mengalami kram sebaiknya kalian memijat telapak kaki pada bagian yang terasa kram. Usahakan jempol kaki korban bergerak ke depan supaya tidak memperparah bagian yang mengalami kram.
3. Terkilir
Medan terjal yang belum diketahui oleh pendaki memungkinkan membuat persendian kalian terkilir. Permasalahan ini juga bisa hadir ketika pendaki mengalami kecelakaan seperti terpeleset atau jatuh saat pendakian.
Jika pendaki mengalami kaki terkilir sebaiknya melakukan RICE Rest, Ice, Compressien, dan Elevate. Tahap pertama adalah istirahat, kemudian tempelkan material yang dingin, lalu kompres supaya tidak mengalami banyak guncangan, terakhir meninggikan bagian terkilir supaya tidak mengalami pembengkakan.
4. Asma
Ketiga adalah penangan terhadap penyakit asma karena perbedaan tekanan udara yang signifikan antara kaki gunung dan puncak gunung. Asma merupakan gangguan pernapasan dimana korban akan merasakan sesak nafas, dan terjadi perubahan warna kulit menjadi pucat hingga bisa menurunkan kesadaran korban.
Penanganan korban yang mengalami asam digunung adalah dengan menenangkan korban lalu membawanya ke tempat yang sejuk. Posisikan korban seperti setengah duduk jika korban terlihat semakin parah kalian bisa membantunya dengan memberi nafas buatan.
5. Mimisan
Mimisan bisa dialami oleh para pendaki karena suhu ekstrem yang ada di pegunungan membuat darah keluar dari hidung. Mimisan sendiri mempunyai gejala seperti rasa nyeri pada hidung disertai pusing hebat di kepala.
Penangan korban yang mengalami mimisan adalah dengan bernafas melalui mulut sembari membersihkan darah pada hidung. Jangan pernah memposisikan kepada kearah atas karena akan membuat darah memasuki saluran pernafasan.
6. Pingsan
Kehilangan kesadaran atau pingsan bisa terjadi pada pendaki karena mengalami kelelahan dan daya tahan tubuh tidak kuat menerimanya. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya oksigen pada otak akibat memaksakan diri dengan mengeluarkan tenaga berlebih.
- Baca Juga: 5 Manfaat Minum Air Lemon untuk Kesehatan
Pertolongan pertama jika pendaki mengalami hal ini adalah dengan membaringkan korban dengan posisi terlentang lalu menaikan kaki lebih tinggi dari jantung.
Pastikan tidak ada yang mengumat tubuh korban seperti ransel atau sabuk supaya pernapasannya lancar. Setelah siuman barulah kalian berikan air minum supaya korban lebih rileks.
(Dimas Rafika)