Medan - Pemerintah melalui Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) telah menandatangani kerja sama dengan investor untuk pembangunan hotel berbintang di kawasan Danau Toba.
Ditargetkan hotel akan mulai beroperasi pada akhir tahun 2022.
"Bintang lima, kita kan signing (menandatangani perjanjian) enam investor, nanti hotelnya minimal bintang empat," kata Direktur Utama BPODT Arie Prasetyo, di Medan, Kamis 31 Oktober 2019.
Dalam perjanjian yang ditandatangani itu, hotel internasional, minimal bintang empat, dan bintang lima.
Ke enam investor, kata Arie, saat ini sedang mencari jalinan kerja sama dengan operator, yang akan mengoperasikan bisnis hotel. Namun Arie belum bisa memastikan brand hotel yang akan dibangun.
"Sebenarnya bukan persoalan siapa invest, yang penting nanti brand-nya apa. Jadi kan hotel ini investornya engage ke operator. Operator yang mengoperasikan hotel. Kalau investor, mereka adalah owner," kata dia.
Di situ nanti ada resort, rumah sakit, hotel dan commercial facilities
Menurut Arie, hotel berbintang empat dan bintang lima akan dibangun di atas lahan lebih dari 30-an hektare di Kawasan Otorita Danau Toba.
Ketika ditanya berapa total jumlah kamar yang akan tersedia dari pembangunan hotel itu, Arie memperkirakan, satu hotel rata-rata 250 kamar.
"Belum tentu dari enam di waktu yang sama. Masalah pertimbangan, jangan masuk barengan. Nanti 'membunuh' market satu sama lain. Nanti market-nya tidak bisa menyerap, ada timingnya," jelasnya.
Sebelumnya, Arie menjelaskan, BPODT sedang mengembangkan kawasan resort di Sibisa di atas lahan 386 hektare dengan perbatasan tiga wilayah, Sigapiton, Pardamean Sibisa dan Motung.
"Kawasan otorita, yang nantinya dikembangkan seperti Nusa Dua, Bali. Di situ nanti ada resort, rumah sakit, hotel dan commercial facilities (fasilitas komersial)," katanya.
Pengembangan kawasan tersebut sempat menuai penolakan dari masyarakat Desa Sigapiton, Kabupaten Toba Samosir. []