6 Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Dalam dunia bisnis dan ekonomi pergerakan laju naik dan turunnya saham merupakan hal yang biasa.
Ilustrasi. (Foto: Tagar/Ist)

TAGAR.id, Jakarta - Sebenarnya apa saja faktor yang mempengaruhi harga saham? Kendala dan peluang apa yang membuat saham berubah harga? Dalam dunia bisnis dan ekonomi pergerakan laju naik dan turunnya saham merupakan hal yang biasa. Namun demikian perusahaan dan segenap direksi harus berupaya menjaga stabilitas ketenangan harga saham di angka yang aman.

Penting bagi pebisnis, investor dan seluruh pelaku usaha perseroan untuk memahami apa-apa yang dapat mengusik harga saham turun maupun melambungkan harga saham naik. Setiap perusahaan memiliki potensi naik dan turunnya saham. Hal tersebut kerap terjadi karena beberapa faktor, ada yang merupakan tuntutan keadaan ada pula yang memang merupakan strategi perusahaan.

Secara rinci, pengaruh suatu kondisi atau kebijakan akan otomatis menurunkan atau bahkan menaikkan harga saham. Nah, berikut beberapa faktor yang mempengaruhi harga saham diantaranya sebagai berikut.


1. Proyeksi kinerja perusahaan pada masa yang akan datang

Kinerja atau performa perusahaan di masa yang akan datang menjadi salah satu sebab perubahan harga saham. Riwayat perjalanan perusahaan dan gambaran analisis fundamental akan menjadi perhitungan tersendiri terhadap para investor. Mereka juga mengkaji pergerakan saham dari masa ke masa sehingga kemungkinan jangka panjang pun dapat diperkirakan.

Adapun unsur-unsur penting yang diperhatikan dalam mengamati kinerja perusahaan yang berpengaruh pada harga saham diantaranya tingkat dividen tunai, rasio nilai buku/Price to Book Value (PBV), tingkat rasio utang, Earning Per Share (EPS), dan tingkat grafik laba perusahaan.

Perusahaan dengan dividend payout ratio lebih tinggi akan menarik minat para investor karena cenderung dapat memberi feedback yang menguntungkan. Hal tersebut tentu berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Di samping itu Earnings Per Share yang tinggi juga akan memicu pembelian saham lebih banyak oleh investor sehingga harga saham pun akan terdorong naik.


2. Kegiatan korporasi perusahaan

Kegiatan korporasi perusahaan diartikan sebagai pengambilan kebijakan berdasarkan keputusan pihak manajemen seperti diberlakukannya akuisisi, merger, right issue dan divestasi.

Beberapa kebijakan tersebut akan secara pasti memberikan dampak kenaikan maupun penurunan terhadap harga saham, tergantung dari kondisi perusahaan dan jenis korporasi yang diputuskan. Melalui keputusan korporasi yang diambil manajemen perusahaan, akan memunculkan persepsi tertentu yang akan membuat harga saham berubah.


3. Kondisi negara atau kebijakan pemerintah

Satu faktor yang seringkali tak dapat ditepis adalah kondisi negara atau kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah. Seluruh perusahaan akan terkena dampak akibat kondisi tertentu yang terjadi di Indonesia seperti contohnya pandemi wabah virus corona atau Covid-19 yang membuat saham anjlok. Hal tersebut dikarenakan ekonomi yang tersendat dan menurunnya aktivitas masyarakat, sehingga perusahaan tidak dapat memaksimalkan produksi maupun kinerja.

Kebijakan pemerintah juga menjadi acuan yang tak bisa diabaikan sehingga para emiten mau tidak mau harus mengawal sahamnya untuk menguat atau melemah. Kebijakan pemerintah secara resmi maupun sebatas wacana akan langsung memberi efek pada harga saham.

Contoh kebijakan yang mempengaruhi harga saham diantaranya, kebijakan ekspor impor, kebijakan hutang, kebijakan perseroan, kebijakan penanaman modal asing dan lain sebagainya.


4. Nilai kurs rupiah terhadap dolar

Salah satu yang memiliki pengaruh besar pada perubahan harga saham di bursa efek adalah nilai kurs rupiah terhadap dolar atau mata uang asing lainnya. Hal ini sangat umum terjadi apabila rupiah menguat ataupun melemah. Hal tersebut akan menjadi guncangan harga saham yang akan membuatnya turun atau bisa juga menjadi tangga yang akan membawa harga saham naik.

Jika rupiah melemah, perusahaan yang memiliki hutang dengan pihak asing dalam bentuk mata uang asing akan menanggung beban yang lebih berat. Namun jika rupiah menguat terhadap mata uang asing, perusahaan akan diuntungkan dengan beban yang lebih ringan dan akan mengangkat harga saham naik.


5. Rumor beredar dan issue sentimen pasar

Perusahaan-perusahaan harus waspada terhadap rumor dan issue yang akan membuat saham bergejolak. Rumor dan issue tersebut beberapa mungkin sesuai fakta, namun tak sedikit yang hanya berupa selentingan kabar burung semata.

Meski belum akurat kebenarannya, namun lagi-lagu saham harus terusik dengan kondisi tersebut. Melalui media rumor dan issue sentimen dengan cepat menyebar sehingga para investor mulai mengkhawatirkan kondisi saham yang dipegangnya.

Pemberitaan manipulatif yang berseliweran akan membawa dampak pada harga saham suatu perusahaan. Pemberitaan tersebut dapat muncul dari internal maupun eksternal perusahaan.


6. Pergerakan ekonomi makro

Faktor yang mempengaruhi harga saham berikutnya datang dari kondisi ekonomi makro. Mengapa ekonomi makro? Karena ekonomi makro memberikan dampak yang juga besar bagi perusahaan-perusahaan dalam berbagai bidang.

Misalnya seperti kenaikan dan turunnya suku bunga akibat kebijakan Bank Sentral Amerika. Perubahan suku bunga pada Bank Indonesia dan tingkat inflasi yang menjadi dasar kondisi ekonomi makro.

Tingkat pengangguran, pengaruh politik di dalam negara, tingkat suku bunga perbankan yang melejit atau merosot. Jika suku bunga tengah melejit, maka harga saham akan turun. Sebaliknya jika suku bunga cukup rendah maka harga saham pun melambung. []

(Sri Wahyuni Sitorus)


Baca Juga



Berita terkait
Guys, Siapa Saja Sih yang Boleh Membeli Saham Syariah?
Siapapun boleh membeli saham yang diperdagangkan di bursa, selama ia punya dana yang cukup untuk membeli saham yang di inginkan tersebut.
Kelebihan dan Kekurangan Dalam Saham Preferen
Saham preferen merupakan gabungan gabungan antara obligasi dan saham biasa yang bisa menghasilkan pendapatan tetap bagi pemegangnya.
5 Jenis Saham Preferen yang Harus Kamu Ketahui
Saham jenis ini adalah jenis saham yang memberikan prioritas lebih kepada pemiliknya atas aset dan laba perusahaan.