6 Cara Mengatasi Stres Agar Tak Menimbulkan Penyakit Berbahaya

Stres pada dasarnya merupakan reaksi tubuh terhadap hal-hal seperti ancaman, tekanan, atau adanya perubahan.
Ilustrasi. (Foto: Tagar/Ist)

TAGAR.id, Jakarta - Banyak orang yang begitu mudahnya menyebut bahwa dirinya sedang stres. Padahal sebenarnya, kondisinya tidak seperti itu. Mungkin hanya sibuk, lelah, atau hal lain. Karena, stres pada dasarnya merupakan reaksi tubuh terhadap hal-hal seperti ancaman, tekanan, atau adanya perubahan.

Stres datang dari situasi atau pikiran yang kemudian dapat membuat seseorang putus asa, gugup, marah, atau malahan bersemangat. Namun umumnya, kondisi ini dipicu oleh tekanan batin. Diantaranya, masalah keluarga, hubungan sosial, asmara, juga masalah keuangan.

Selain kondisi psikis tersebut, stres bisa terpicu oleh penyakit yang diderita oleh seseorang. Mungkin Anda belum tahu, bahwa stres bagai penyakit keturunan. Karena, anggota keluarga yang mudah mengalami stres, akan membuat anggota keluarganya yang lain rentan mengalami stres.

Stres bisa menyerang siapa saja. Baik orang dewasa, hingga anak-anak. Meskipun stres dapat hilang seiring dengan tekanan yang dapat dilalui, namun memiliki dampak buruk terhadap kesehatan fisik. Karena, stress memicu respon tubuh, baik secara fisik maupun mental.

Diantaranya, melemahkan daya tahan tubuh, gangguan sistem pencernaan, juga sistem reproduksi. Sementara stres berkepanjangan bisa mengakibatkan gangguan tidur. Penderita stres juga dapat merasakan napas dan detak jantung yang cepat, kekakuan pada otot, dan meningkatnya tekanan darah.

Anda perlu waspada, stres berkepanjangan dapat memicu berbagai penyakit berbahaya. Oleh karena itu, perlu cara untuk mengendalikannya. Agar mampu mengelola stres, kenali dulu apa penyebabnya. Sehingga, Anda dapat mengatasinya dengan baik.


1. Lingkungan sekitar

Banyak orang merasa stres karena pengaruhnya pada berbagai elemen kehidupan. Seperti saat ini, pandemi corona atau Covid-19 masih mewabah di Indonesia yang membuat seluruh masyarakat harus tetap di rumah saja. Belum lagi informasi yang Anda serap dari berbagai sumber baik televisi, radio, media sosial yang masih banyak menyebarkan berita bohong juga bisa menimbulkan rasa cemas, bahkan ketakutan.

Sudah saatnya Anda membatasi akses media. Menerima terlalu banyak informasi tanpa disadari akan membuat Anda merasa cemas. Memang, mengikuti perkembangan situasi terkini juga sangat penting. Tapi, jika mulai mempengaruhi kesehatan mental, sebaiknya dihentikan.

Apalagi, sekarang penyebaran informasi palsu atau hoax meluas dengan begitu mudahnya. Hindari sumber yang bisa mendatangkan informasi negatif.

Anda perlu mengistirahatkan fisik dan mental Anda dari kabar-kabar tersebut. Lakukan kegiatan yang lebih menyenangkan seperti membaca buku atau menonton film. Jika Anda sudah berkeluarga, bisa juga dengan mengalihkan fokus Anda dengan bermain bersama si kecil.



2. Tempat kerja

Data dari World Health Organization (WHO) menyatakan, bahwa stres yang berkaitan dengan pekerjaan mengakibatkan beberapa gangguan, yaitu menurunnya kondisi kesehatan, produktivitas, dan motivasi. Oleh karena itu, Anda perlu mencegah stres dalam dunia kerja.

Caranya, terapkan positive vibe only. Bergaullah dengan mereka yang selalu memiliki aura positif. Kadang kita menemukan beberapa orang ‘aneh’ dalam lingkungan kerja, bukan? Si pengeluh, si pemberontak, si pengkritik, biang gosip dan lain-lain. Jauhi mereka. Khususnya, bagi Anda kaum wanita. Mengapa?

Seperti dikutip dari Kompas, psikolog Susan Albers menyebutkan, bahwa wanita ternyata lebih rentan untuk mengalami stress. Bahkan, levelnya bisa dikatakan lebih mendalam dibanding dengan pria. Hal ini disebabkan karena kaum hawa mudah menyerap stres yang dirasakan orang lain.

Itulah sebabnya, lebih baik Anda membatasi pergaulan di tempat kerja. Tetaplah bersama-sama dengan orang-orang yang menurut Anda menyenangkan dan menularkan semangat positif.


3. Lingkungan Keluarga

Tidak dapat dipungkiri, stres dalam lingkungan keluarga juga bisa terjadi. Pada Anda yang telah berumah tangga, hal ini mungkin terjadi karena kurangnya kesempatan untuk memiliki me time atau bisa juga karena anak dan masih banyak lagi.

Katakan sejujurnya pada pasangan bahwa Anda butuh me time dan pasangan akan mengerti. Sementara untuk masalah anak, Anda bisa menggunakan jasa baby sitter. Jika tidak merepotkan, Anda juga bisa meminta pertolongan orangtua atau mertua untuk membantu mengasuh anak.

Jika perlu Anda dan pasangan bisa meluangkan waktu bersama beberapa hari untuk menikmati liburan. Sebab, dengan hati yang senang, tekanan darah akan stabil dan stres akan hilang.


4. Tempat Tinggal

Tinggal di kota besar juga tidak jarang dapat menimbulkan stres yang berawal dari kecemasan. Entah karena lingkungan tempat tinggal, atau juga datang dari pergaulan.

Tidak mengherankan. Karena, para peneliti mengungkap bahwa kehidupan di perkotaan memang bisa memberikan dampak pada dua area otak yang mengatur emosi dan stress.

Sebenarnya, mengatasi stres karena tinggal di kota besar cukuplah mudah lagi menyenangkan. Anda bisa pergi berlibur ke luar kota. Tinggalkan segala kebisingan kota untuk sejenak. Jika tinggal jauh dari keluarga, kunjungilah mereka meski hanya pada saat akhir pekan.

Apabila datangnya dari pergaulan, lakukan seperti yang telah kita bahas sebelumnya. Pilihlah teman-teman yang lebih banyak menularkan aura positif.

Jangan lupa untuk menjalani hobi. Apakah itu sekedar jalan-jalan, berbelanja, nonton film, dan masih banyak lagi. Atau, kurangi penggunaan gadget. Sebuah penelitian menyebutkan, bahwa mereka yang sangat aktif menggunakan internet 5 kali lebih rentan terhadap depresi.


5. Keuangan

Sebenarnya, yang perlu Anda lakukan agar tidak stres dalam menghadapi masalah keuangan tidak lain adalah, menata pengelolaannya. Buat sebuah perencanaan yang baik. Hitung berapa pengeluaran yang Anda butuhkan dalam satu bulan.

Sedikit tips, Anda bisa mengaplikasikan pola 50/30/20. Pola ini dipopulerkan oleh Elizabeth Warren, seorang politikus Amerika Serikat. Maksud dari angka-angka tersebut adalah, persentase yang Anda sisihkan dari seluruh pendapatan.

50 persen untuk kebutuhan, 30 persen untuk memenuhi keinginan, dan 20 persen harus ditabung. Dengan cara ini, Anda bisa terhindar dari stres dalam masalah keuangan.


6. Kasih Sayang

Patah hati atau putus cinta. Kadang orang meremehkan kondisi patah hati. Padahal, banyak kasus stres atau bahkan depresi yang disebabkan oleh putus cinta. Lantas bagaimana cara mengendalikan stres karena hal yang satu ini?

Menurut penelitian juga para ahli, pada umumnya, orang membutuhkan waktu 3 bulan –saja- untuk dapat move-on dari kondisi patah hati. Pada kualitas hubungan yang lebih mendalam, minimal waktu yang dibutuhkan untuk menyembuhkan hati yang terluka adalah 6 bulan.

Anda juga bisa mendengarkan lagu-lagu yang sedih. Mengejutkan, bukan? Dikutip dari Fimela, sebuah studi yang diterbitkan di Journal of Scientific Report menyebutkan, mendengarkan lagu sedih hingga menangis bisa membuat perasaan seseorang menjadi lebih lega.

Mendengarkan lagu sedih saat putus cinta mampu menenangkan perasaan. Malahan, mampu membuat seseorang merasa lebih kuat dari sebelumnya. Kesimpulannya, jangan menahan perasaan kehilangan tersebut. Tapi, akui pada diri sendiri bahwa Anda memang tengah dilanda kesedihan. []


Baca juga

Berita terkait
4 Cara Menghilangkan Stres dalam 5 Menit
Berikut 4 cara cepat yang bisa memutus siklus stres sehingga kamu bisa tenang dan fokus kembali menjalani harimu.
Tips Anti Stres Ibu Hamil Saat Terjadi Masalah Keuangan
Kesehatan ibu dan bayi adalah prioritas penting hingga persalinan. Kendala finansial akan membebani pikiran selama kehamilan.
Pose Yoga yang Dapat Meredakan Marah, Lelah, dan Stres
Yoga semakin disarankan sebagai terapi alternatif dalam banyak penyakit dan solusi holistik untuk masalah kesehatan mental kita.
0
Konsumsi Telur Mentah Berdampak Buruk bagi Kesehatan
Telur mentah biasanya dikonsumsi sebagian masyarakat bersama susu atau jamu. Bahkan, tidak sedikit yang mengonsumsi telur mentah secara langsung.