Agam - Sebanyak 64 kasus demam berdarah dengue (DBD) ditemukan di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, selama Januari hingga Juni 2020. Angka tersebur diklaim menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Kami mengimbau warga agar lebih waspada terhadap wabah penyakit DBD ini.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Agam, Tri Pipo mengatakan, pada Januari-Juni 2019, tercata sebanyak 91 orang penderita penyakit yang disebarkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut.
"Sekarang jumlahnya menurun. Berdasarkan laporan tiap puskesmas, kasus terbanyak ditemukan di pasar tradisional, karena kurangnya perhatian kebersihan dari para pedagang," katanya kepada wartawan, Rabu, 8 Juli 2020.
Kasus DBD tersebar di 10 puskesmas di Kabupaten Agam. Sedangkan tingkat kerawanan DBD paling tinggi berada di wilayah kerja puskesmas Tiku dengan catatan angka 14 kasus.
Kemudian Puskesmas Padang Lua 13 kasus, Puskesmas Biaro 11 kasus, Puskesmas Lasi 8 kasus, Puskesmas Baso 6 kasus, Puskesmas Koto Alam 4 kasus, Puskesmas Sungai Pua 3 kasus, Puskesmas Matur 2 kasus, Puskesmas Pakan Kamih 2 kasus dan Puskesmas Pasar Ahad 1 kasus.
"Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Kami mengimbau warga agar lebih waspada terhadap wabah penyakit DBD ini," katanya.
Menekan angka terjangkit DBD, Dinkes Agam akan gencar ke lapangan untuk melakukan pemeriksaan lingkungan dengan target pemusnahan jentik. Jika ada laporan, pihaknya mengerahkan 100 petugas pemeriksa jentik nyamuk aedes aegypti di rumah warga.
"Satu petugas akan memeriksa 10 rumah setiap hari selama satu minggu. Pemeriksaan jentik nyamuk juga dilakukan di sekolah, sarana ibadah dan kantor pemerintahan," tuturnya. []