500 Brimob Polda Sumatera Utara Amankan Papua

Polda Sumatera Utara telah mengirimkan sebanyak 500 personel Brimob ke Papua untuk mengamankan wilayah tersebut.
Tawa pecah di antara bocah cilik dan anggota Korps Brigade Mobil (Brimob) Polda Kepulauan Riau (Kepri) di distrik Sentani, Jayapura, Papua, Senin, 2 Agustus 2019. (Foto: Istimewa)

Jakarta - Polda Sumatera Utara telah mengirimkan sebanyak 500 personel Brimob ke Papua untuk mengamankan wilayah tersebut. Mereka saat ini sudah mengamankan di daerah tersebut.

Kasubbid Penmas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan dikonfirmasi di Mapolda Sumut membenarkan pasukan Brimob tersebut masih bertugas di Papua untuk mengamankan wilayah setempat.

Jadi, seluruhnya pasukan Brimob Polda Sumut di Papua sebanyak 500 orang, dan dalam keadaan sehat

Menurut dia, pengiriman personel Brimob Polda Sumut pertama kali pada hari Jumat (30/8/2019) sebanyak 250 personel ke Papua.

Kemudian, pada Sabtu (31/8/2019) berangkat sebanyak 250 orang lagi ke Papua.

"Jadi, seluruhnya pasukan Brimob Polda Sumut di Papua sebanyak 500 orang, dan dalam keadaan sehat," ujar AKBP Nainggolan, dikutip dari Antara, Senin, 9 September 2019.

Dia mengatakan, pengiriman personel Brimob Polda Sumut ke Papua berdasarkan perintah Mabes Polri.

Sebelumnya, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian mengakui, pengiriman pasukan ke Nduga, Papua karena adanya pembantaian 34 karyawan PT Istaka.

"Faktor itulah yang menyebabkan pasukan dikirim ke Nduga," kata Jenderal Tito Karnavian seusai pertemuan dengan tokoh agama dan masyarakat di Jayapura, Selasa malam (27/8/2019).

Dikatakannya, sebelum terjadi pembantaian karyawan PT Istaka, ada beberapa kejadian yang dilakukan kelompok Egianus Kogoya, namun pihaknya tidak mengirim pasukan. Tetapi dengan adanya pembantaian ini, maka pengiriman pasukan dilakukan untuk mengamankan wilayah tersebut.

Selain untuk mengamankan, pasukan yang ada juga untuk penegakan hukum terhadap kelompok tersebut, kata Kapolri Tito mengakui memang dalam pertemuan itu juga ada yang menyampaikan permintaan penarikan pasukan, namun pihaknya menyatakan pasukan masih dibutuhkan untuk mengamankan kawasan tersebut.

Bila ada tokoh yang kredibel dan bisa menjamin keamanan di wilayah itu khususnya tidak ada lagi gangguan dari kelompok Egianus Kogoya, maka penarikan pasukan bisa dipertimbangkan.

"Namun, hingga kini tidak ada tokoh kredibel yang bisa menjamin keamanan di wilayah tersebut," kata Jenderal Tito Karnavian.

Dalam kunjungan kerjanya ke Papua, Kapolri dan Panglima TNI membawa dua mantan kapolda, yakni Irjen Paulus Waterpauw dan Irjen Martuani Sormin serta Mayjen George Supit, mantan Pangdam XVII/Cenderawasih. []

Berita terkait
PBNU: Jangan Ada Permasalahan Baru di Papua
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj dan sejumlah tokoh lintas agama meminta pemerintah tidak gunakan cara kekerasan selesaikan konflik Papua.
TNI Gagalkan Penyelundupan Minyak Tanah di Papua
Personel TNI menggagalkan penyelundupan 500 liter minyak tanah ke Kabupaten Keerom, Papua.
Jalan Papua Merdeka Sudah Buntu Total
Jalan bagi Papua melakukan referendum atau jajak pendapat untuk memisahkan diri dari NKRI hampir sudah tertutup total.