Maros - Setidaknya hingga, Jumat 24 Juli 2020 Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Maros mencatat setidaknya sudah ada 50 anak yang telah terkonfirmasi positif virus Corona atau Covid-19. Bahkan beberapa diantaranya merupakan bayi yang baru dilahirkan.
"Dari usia 0 sampai 18 tahun total ada 50 orang. Ada anak yang baru lahir usia lima hari dinyatakan positif karena diduga tertular oleh orang tuanya terpapar yang positif virus Corona," ujar juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Maros, dr Syarifuddin, Jumat, 24 Juli 2020.
Syarifuddin mengatakan, untuk bayi yang baru lahir sebelum penentuan positif tidak langsung divonis, akan tetapi tetap melalui proses swab seperti halnya yang dilakukan pada orang dewasa. Beruntung bayi yang mendapat penanganan baik oleh tim bisa negatif dalam kurun waktu yang tidak lama.
Dari usia 0 sampai 18 tahun total ada 50 orang. Ada anak yang baru lahir usia lima hari dinyatakan positif karena diduga tertular oleh orang tuanya terpapar yang positif virus Corona.
"Ini memang harus menjadi perhatian khusus. Makanya, jika ada pasien yang terpapar Covid-19 dan harus isolasi mandiri, mereka dibolehkan lakukan isolasi mandiri di hotel untuk mencegah menularkan ke keluarganya," kata Syarifuddin.
Berita terkait:
- Angka Kesembuhan Pasien Covid Maros Capai 63,6 Persen
- 30 ASN Positif Covid, Kantor Inspektorat Maros Tutup
- Kompleks Otoritas Bandara Jadi Klaster Covid di Maros
- Positif Corona di Maros Meningkat Drastis
Kepala Dinas Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Maros, Muhammad Idrus, menyebut angka infeksi Covid-19 untuk kategori anak di Maros cukup tinggi sekitar 14 persen dari keseluruhan kasus yang terkonfirmasi.
"Kami berharap harus ada upaya khusus untuk menekan angka penyebaran Covid-19, khusus untuk kelompok usia anak ini," kata Idrus.
Ia menyebut, rerata anak yang terkonfirmasi positif berasal dari orang dewasa disekitarnya, apalagi selama ini anak di rumah karena adanya kebijakan belajar dari rumah. Tentu kata Idrus hal ini sulit dihindari, apalagi kalau yang terpapar itu termasuk Orang Tanpa Gejala (OTG).
"Kami harap semua pihak terus mengedukasi masyarakat, kalau sudah ada gejala begitu, janganlah dulu dekat dengan anak. Kalau perlu anak harus dipisahkan dari lingkungannya dulu, sampai betul-betul aman," jelasnya. []