5 Tips Memulai Investasi di Reksa Dana

Banyak sekali instrument investasi sekarang ini, mulai dari saham, kripto, obligasi, reksadana, emas, dan lain sebagainya.
Ilustrasi Reksa Dana (Foto: Tagar/Freepik)

Jakarta - Setiap orang yang berinvestasi pastinya mengharapkan keuntungan dari apa yang ia investasikan. Banyak sekali instrument investasi sekarang ini, mulai dari saham, kripto, obligasi, reksadana, emas, dan lain sebagainya.

Reksadana sendiri adalah salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal kecil khusunya pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Berikut adalah 5 tips jitu memulai investasi reksa dana.


1. Tentukan Tujuan

Tujuan adalah hal yang utama dalam melakukan apapun, tak terkecuali dalam berinvestasi. Sebelum memulai investasi reksa dana, kamu harus menentukan tujuannya untuk apa. Misalnya untuk sekolah, beli mobil, rumah, dan lain sebagainya.

Setelahnya, kamu harus menyesuaikan tujuan tersebut dengan jangka waktu investasi, panjang, menengah atau pendek. Untuk kamu yang ingin memiliki risiko kecil dalam investasi, kamu dapat memilih reksa dana pasar uang. Reksa dana pasar uang juga cocok untuk investasi jangka pendek seperti 1 tahun.


2. Lakukan Riset Memilih Manajer Investasi

Setelah memutuskan untuk berinvestasi, kamu haru mencari manajer investasi. Pilihlah manjer investasi yang mempuntai track record bagus, reputasi baik, dan kinerja yang apik. Kamu juga harus memverifikasi perusahaan manajer investasi di OJK dan meriset apakah itu perusahaan besar atau tidak dan bagaimana latar belakangnya.


3. Karakteristik Profil Risiko

Selain memilih manajer investasi yang berkomperten, kamu juga harus memilih jenis risiko atau karakteristikmu. Karakteristik investor ada tiga, yakni tipe konservatif atau cari aman, moderat atau menengah, dan investor agresif.


4. Dollar Cost Averaging (DCA)

Ketika kamu takut menghadapi penurunan nilai investasi, kamu harus menggunakan teknik DCA ini. Teknik ini sangat cocok untuk kamu yang memiliki modal sedikit, namun rutin dalam melakukan investasi. Bahkan, menurut riset Syailendra Capital 8 Desember 2020, strategi DCA bisa mengalahkan strategi timing the market (membeli saat murah dan jual saat naik).


5. Perhatikan Draw Down

Selain hal di atas, kamu juga harus memperhatikan tingkat kerugian maksimal reksa dana atau draw donw. Perhatikan jika reksa dana memiliki angka draw down 40%, berarti reksa dana tersebut pernah merosot hingga 30%. Oleh sebab itu untuk pemula, sebaiknya memilih reksa dana pasar uang yang draw down nya kecil atau bahkan 0,00%.[]


(Rafi Fairuz)

Baca Juga:

Berita terkait
Risiko Trading atau Investasi di Pasar Saham
Seminar investasi saham hanya akan memberikan informasi kuntungan di pasar modal, jarang sekali menyebutkan risiko apa saja yang mungkin ditemukan.
Jangan Sampai Salah Pilih, Ini Ciri – Ciri Saham yang Sehat
Di pasar modal, ada banyak perusahaan yang terlihat dari luar baik-baik saja produknya, tapi ternyata kondisi bisnisnya buruk, hutangnya menumpuk.
Berniat Investasi? Ketahui Dulu Sejarah dari Saham
Bursa efek pertama di Indonesia didirikan pada tahun 1912 di Batavia pada masa penjajahan Belanda. Berikut sejarah saham yang perlu diketahui.