5 Penyebab Karyawan Berkualitas Mengundurkan Diri

Memang bisa saja karyawan memutuskan untuk menjadi pengusaha, namun hal itu adalah faktor luar yang sudah tidak bisa diapa-apakan lagi.
Ilustrasi - Dua orang yang merencanakan bisnis. (Foto: Tagar/Unsplash/@krakenimages)

Jakarta - Bisa kamu bayangkan jika kamu memiliki karyawan yang kamu anggap berkualitas bahkan kemudian bisa kamu andalkan namun secara tiba-tiba mereka mengundurkan diri.

Memang bisa saja karyawan memutuskan untuk menjadi pengusaha, namun hal itu adalah faktor luar yang sudah tidak bisa diapa-apakan lagi.

Bukan karena pinjaman serbaguna yang mereka dapatkan dan lebih memilih menjadi pengusaha, melainkan kebanyakan adalah faktor internal yang terjadi antara bos dan karyawan.

Inilah beberapa penyebab berikut sehingga kamu akan melakukan yang sebaliknya.


Tidak Ada Reward

Seorang atasan sudah seharusnya mengenal kontribusi para karyawannya. Setiap kontribusi sudah seharusnya diberikan pujian dan ungkapan. Reward di sini bisa diartikan dengan banyak hal seperti kenaikan gaji, bonus, jalan-jalan, tiket gratis, tempat kerja lebih nyaman dan lain-lain.

Bahkan, ada juga karyawan yang hanya ingin pengakuan publik dengan cara diumumkan bahwa ia adalah karyawan terbaik bulan ini. Hal ini dapat memacu produktivitas serta merekatkan hubungan atasan dan karyawan.


Beban Kerja Terlalu Banyak

Karyawan yang berkualitas memang bisa menyelesaikan tugas dengan baik serta dengan hasil yang baik. Dari sini, kemudian banyak atasan yang memberikan pekerjaan secara berlebihan tanpa mengetahui kemampuan karyawan tersebut.

Harapannya adalah tugas yang banyak bisa diselesaikan dengan hasil yang baik serta kualitas yang diinginkan.

Sebagai contoh, awalnya tugas yang diberikan setiap hari adalah 10 namun kemudian memberikannya 15 atau 20. Boleh saja hal itu dilakukan, tapi ketika melihat karyawan tersebut mulai turun produktivitasnya, maka imbangkan dengan kemampuannya.


Memberikan Partner yang Salah

Karyawan berkualitas akan menghargai kerja keras dan sifat profesionalisme. Sehingga, ketika mereka disandingkan dengan partner yang tidak bisa menghargai sifat profesionalisme, mereka akan kesulitan untuk produktif.

Bahkan, tidak jarang jika mereka akan lebih suka dan senang untuk menyelesaikan tugasnya sendiri walau banyak jumlahnya daripada harus mengerjakannya dengan partner yang tidak bisa diajak kerjasama dan maju.

Jika kamu tetap memaksakan dengan partner tersebut dengan harapan partner bisa meningkat, maka sebaiknya bicarakan terlebih dahulu dengan mereka.


Tidak Memberikan Ruang Passion

Bos biasanya lebih suka dengan kondisi karyawan yang nyaman walau tiap hari hanya itu-itu saja. Namun berbeda dengan karyawan berkualitas yang ingin mengejar passion dan peringkat sehingga produktivitasnya akan terus meningkat.


Kreativitas Mereka Tidak Dimanfaatkan

Karyawan berkualitas akan meningkatkan kreativitasnya untuk segala hal yang mereka lakukan. Jika kamu memanfaatkan kreativitas mereka dengan memberikan hal baru yang membuat mereka terus berkreasi, mereka akan lebih senang.

Namun, jika kamu hanya fokus pada lingkungan yang nyaman, maka kreativitas mereka akan terbengkalai sehingga mereka akan merasa cepat jenuh. Inilah yang harus dihindari karena setiap karyawan memiliki kreativitas masing-masing. Manfaatkanlah.

Jadi, memiliki karyawan berkualitas memang harus disyukuri karena mereka akan memberikan yang terbaik bagi perusahaan. Namun, kamu juga harus memiliki beberapa treatment seperti di atas, semoga bermanfaat.[]


(Erlangga)

Berita terkait
Cara Menjalankan Bisnis Tanpa Karyawan
Jika memiliki toko online, ajaklah freelancer untuk menjadi admin dimana jam kerjanya bisa disesuaikan begitu juga dengan pembayarannya.
Dear Pengusaha, Ini Tips Mencari Karyawan Kreatif
Salah satu faktor pendukung yang dapat membuat sebuah bisnis menjadi maju adalah karyawan.
Garuda Indonesia PHK 2 Ribuan Karyawan Selama Pandemi
Lini bisnis kargo udara menjadi salah satu penopang penting pendapatan usaha Garuda.
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.