5 Penjara Mengerikan Masa Penjajahan di Indonesia

Para penjajah Belanda meninggalkan banyak arsitektur di Indonesia, salah satunya dalam bentuk penjara. Berikut 5 penjara mengerikan di Indonesia.
Benteng Rotterdam berada di Kota Daeng, Makassar. (Foto: Tagar/Jejakpiknik)

Jakarta - Masih dalam bulan kemerdekaan Indonesia tak ada salahnya kita mengenang sejarah Indonesia, salah satunya mengenai bangunan-banguan unik masa penjajahan Kolonial Belanda.

Para penjajah Belanda meninggalkan banyak arsitektur di Indonesia, salah satunya dalam bentuk penjara. Bangunan-bangunan tersebut menjadi saksi bisu dari kekejaman para penjajah.

Di dalamnya, para tahanan baik yang bersalah maupun yang tidak bersalah diperlakukan dengan buruk. Mereka disiksa oleh sipir, dimasukkan dalam ruangan yang sempit dan minim cahaya, serta dibiarkan mati kelaparan. Nah, berikut penjara mengerikan masa penjajahan Belanda.


1. Fort Rotterdam

Benteng Rotterdam berada di Kota Daeng, Makassar. Benteng ini sebenarnya bernama Benteng Jumpandang, buatan Kerajaan Gowa-Tallo di tahun 1545. Namun setelah kalah oleh Belanda, Jumpandang diambil alih dan diganti namanya menjadi Fort Rotterdam.

Benteng ini berperan sebagai bangunan yang multifungsi di era Belanda. Ia digunakan sebagai pertahanan, menampung rempah-rempah, dan tentunya penjara. Salah satu tokoh nasional yang pernah ditahan di dalamnya adalah Pangeran Diponegoro.


2. Lapas Sukamiskin

Lapas ini dibangun pada tahun 1918 oleh Wolff Schoemaker, Lapas Sukamiskin ternyata pernah digunakan sebagai penjara di zaman pemerintah kolonial Belanda. 

Penjara yang memiliki 552 sel tersebut mayoritas dihuni oleh kaum intelektual Indonesia yang dianggap membangkang. Sedangkan sel bawah tanahnya digunakan untuk penjahat yang dianggap berbahaya.

Soekarno adalah salah satu orang yang pernah menghuni lapas tersebut. Ia tinggal di sebuah ruangan berukuran 3 x 2,5 meter. Rambutnya dipotong hingga hampir gundul dan ia pernah dijadikan pekerja kasar di sana. 


3. Benteng Marlborough

Benteng Marlborough adalah bangunan yang dibuat oleh pemerintah kolonial Inggris di Bengkulu. Namun setelah itu, yang banyak menggunakannya adalah pemerintah Belanda. Selain berfungsi sebagai tempat pertahanan, benteng ini juga memiliki penjara di bagian bawah tanahnya.

Salah satu yang khas dari penjara ini adalah salah satu dinding selnya yang berlumur darah. Dulu memang ada salah satu tahanan yang menulisi selnya dengan darah sebagai bentuk protes terhadap pemerintahan Belanda.


4. Penjara bawah tanah Lawang Sewu, 

Salah satu penjara masa penjajahan paling terkenal di Indonesia adalah Lawang Sewu yang berlokasi di Semarang, Jawa Tengah. Dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda, bangunan tua ini sebenarnya berfungsi sebagai kantor kereta api yang disebut sebagai Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS).

Saat Jepang merebut Indonesia dari Belanda, mereka mengalihfungsikan bangunan ini menjadi penjara bawah tanah. Ada dua jenis penjara yang paling terkenal di Lawang Sewu, yakni penjara jongkok dan penjara berdiri.

Berbentuk seperti bak mandi, penjara jongkok hanya memiliki tinggi 50 sentimeter. Seperti namanya, para tahanan harus jongkok di dalam ruangan sempit itu. Seakan tak cukup kejam, bak tersebut diisi air yang mencapai leher lalu ditutup dengan besi.

Sementara penjara berdiri dibuat dengan ukuran 1 x 1 meter. Ruangan tersebut biasanya diisi oleh delapan orang. Yang lebih mengerikan lagi, tubuh para tahanan yang mati karena disiksa dan kelaparan dibuang begitu saja di sungai sebelah Lawang Sewu.


5. Penjara di Museum Fatahillah

Terletak di Kota Tua, Jakarta, Museum Fatahillah menjadi saksi biksu kejamnya para penjajah Belanda. Sementara bagian atasnya digunakan sebagai kantor dan ruang pengadilan, bagian bawah tanah museum tersebut adalah penjara.

Secara khusus, penjara bawah tanah Museum Fatahillah lebih sering digunakan untuk menahan tokoh-tokoh yang menentang pemerintahan kolonial. 

Tercatat bahwa ada sejumlah pahlawan yang pernah mendekam di penjara tersebut. Di antaranya adalah Untung Suropati, Cut Nyak Dien dan Pangeran Diponegoro. []


Berita terkait
Sejarah 5 Agustus 1989 di ITB, Jejak Kelam Demokrasi
Mahasiswa ITB kerap melakukan aksi-aksi perjuangan menentang pembebasan tanah dengan semena-mena di Kacapiring, Cimacan, Kedung Ombo, dan Badega.
Dikenal Sebagai Kepulauan Rempah, Begini Sejarah Maluku
Maluku sudah dikenal sebagai kawasan kepulauan yang kaya dengan rempah-rempah sejak zaman dahulu kala. Berikut sejarah singkat kepulauan Maluku.
Sejarah Provinsi Kalimantan Timur Benua Etam
Sebelum kedatangan Belanda, ada beberapa kerajaan yang berdiri di Kalimantan Timur yang menguasai Kalimantan, salah satunya kerajaan tertua.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.