5 Kapanewon di Menoreh Kulon Progo Rawan Longsor

Lima kapanewo di perbukita Menoreh Kulon Progo, Yogyakarta memiliki potensi tinggi tanah longsor. Warga diminta meningkatkan kewaspadaan.
Peristiwa tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Kulon Progo belum lama ini. (Foto: Tagar/Harun Susanto)

Kulon Progo - Awal Februari 2020 dua kejadian tanah longsor di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Dua kejadian itu di Kapanewon Girimulyo di kawasan perbukitan Menoreh. Ada lima kapanewon di kawasan perbukitan tersebut yang memiliki potensi tinggi terjadi tanah longsor.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kulon Progo, Edi Wibowo mengatakan pada dasarnya Kulon Progo merupakan daerah rawan bencana. Khusus untuk musim hujan seperti sekarang ini, bencana tanah longsor menjadi bencana yang sangat berpotensi terjadi, di Kulon Progo selain kejadian banjir, angin kencang, pohon tumbang.

Terkait dengan bencana longsor, di Kabupaten Kulon Progo ada beberapa wilayah yang memiliki tingkat kerawanan cukup tinggi. Kelimannya adalah Kapanewon Girimulyo, Kalibawang, Kokap, Samigaluh, dan sebagian pengasih. 

Lima kapanewon ini berada di kawasan perbukitan menoreh. "Kapanewon tersebut memiliki topografi yang berbukit-bukit sehingga kerawanan longsor akan meningkat di musim hujan seperti sekarang ini," katanya.

Untuk itu, masyarakat yang tinggal di kawasan rawan, agar senantiasa meningkatkan kewaspadaan disaat hujan turun. "Kalau kondisi hujan deras dengan durasi yang cukup lama, lebih baik masyarakat mengungsi ke tempat yang aman," ujarnya.

Kapanewon tersebut memiliki topografi yang berbukit-bukit sehingga kerawanan longsor akan meningkat di musim hujan seperti sekarang ini.

Sementara itu, Anggota Taruna Siaga Bencana wilayah Girimulyo Sutikno mengatakan memasuki Februari 2020, ternyata terjadi dua peristiwa tanah longsor di wilayah Kapanewon Girimulyo. Meski tidak ada korban jiwa, namun peristiwa longsoran tanah ini sempat menutup akses jalan dan nyaris menimpa rumah warga.

"Dua peristiwa longsor ini terjadi pada saat hujan deras mengguyur Girimulyo pada Senin 3 Februari yang lalu," katanya, Rabu 5 Februari 2020.

Peristiwa pertama, terjadi di Dusun Ngaglik, Kalurahan Pruwosari sekitar pukul 12.00 WIB. Rumah milik Sakiyo, seorang warga setempat, hampir tertimpa material tanah yang diketahui runtuh dari tebing samping rumah yang memiliki tinggi 3 meter. "Longsoran ini mengenai sumur dan hampir mengenai rumah," ujar Sutikno.

Sutikno menjelaskan, pada hari yang sama peristiwa longsor juga terjadi di ruas jalan di Dusun Wonosari, Purwosari. Jalan tersebut tertutup oleh material tanah dan pohon kelapa yang longsor dari tebing setinggi 4 meter. "Akses kendaraan sempat tertutup. Namun semuanya sudah terkondisi karena sudah dilakukan pembersihan secara bersama-sama, sehingga jalan bisla kembali dilewati kendaraan," ungkap Sutikno.

Adapun bencana tanah longsor tersebut, menambah daftar peristiwa bencana longsor yang terjadi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Kulon Progo mencatat, sejak awal tahun hingga sekarang ini sudah ada 19 kejadian longsor. 

Rinciannya tujuh kejadian menimpa rumah warga, dua mengancam rumah, enam menutup jalan, tiga menimpa tanggul dan satu longsoran menyebabkan drainase tersumbat. []

Baca Juga:

Berita terkait
Longsor di Toraja, Akses Dua Kecamatan Terputus
Jalan penghubung antara Kecamatan Kurra dengan Kecamatan Bittuang Kabupaten Tana Toraja, terputus akibat tanah longsor.
Mobil Terseret Longsor di Jalan Sumbar-Riau
Jalan Sumbar-Riau di Limapuluh Kota, kembali diterjang longsor. Satu unit mobil terseret material lumpur hingga tersangkut pembatas jalan.
Tiga Warga Toraja Terluka Akibat Tanah Longsor
Bencana tanah longsor di kecamatan Lembang Kecamatan Bittuang Tana Toraja menyebabkan tiga orang dilarikan ke Rumah Sakit (RS).