5 Faktor Selain Genetik yang Berpengaruh Pada Tinggi Badan

Mengutip informasi dari laman Healthline, berikut beberapa faktor lain selain genetik yang mempengaruhi tinggi badan seseorang.
Ilustrasi tinggi badan. (Foto: Freepik)

Jakarta - Manusia diciptakan sebagai individu yang unik dan berbeda-beda dalam segala hal, termasuk dari aspek fisik. Salah satu fisik manusia yang terlihat jelas perbedaannya adalah mengenai tinggi badan. Untuk hal ini, faktor genetik adalah salah satu yang memiliki peran utama yang paling menentukan tinggi tubuh seseorang.

Secara umum, tinggi badan biasanya diprediksi berdasarkan seberapa tinggi orang tuanya. Jika mereka tinggi atau pendek, maka keturunannya pun akan tumbuh sama seperti tinggi rata-rata orang tuanya.

Meskipun begitu, gen bukanlah satu-satunya bahan prediksi tinggi badan seseorang. Dalam beberapa kasus, seorang anak bisa saja tumbuh jauh lebih tinggi atau pun pendek daripada orang tua dan kerabat lainnya.

Mengutip informasi dari laman Healthline, berikut beberapa faktor lain selain genetik yang mempengaruhi tinggi badan seseorang:

Ukur Tinggi Badan AnakTeknik Ukur Tinggi Badan Anak | Ilustrasi. (Foto: Daily Mirror)

1. Nutrisi

Mendapatkan nutrisi yang cukup selama masa pertumbuhan sangat penting dalam perkembangan manusia, termasuk tinggi badan. Pola makan yang didasarkan pada makanan utuh dan bergizi dapat memastikan badan akan tumbuh setinggi yang ditentukan oleh gen.

Sebaliknya, pola makan yang buruk dapat membuat tubuh menjadi lebih pendek dibandingkan dengan orang tua.

2. Makanan Sehat

Faktanya, tidak semua orang bisa mendapatkan makanan sehat. Beberapa keluarga dengan ekonomi kelas menengah ke bawah memiliki risiko kurangnya makanan dengan nutrisi penting. Dengan begitu, kurangnya makanan sehat dapat mempengaruhi tinggi badan seseorang menjadi lebih pendek.

3. Jenis Kelamin

Pada awalnya, anak laki-laki memiliki pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan dengan perempuan karena perbedaan waktu pubertas. Namun setelah dewasa, seorang pria cenderung menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan wanita.

4. Faktor Hormonal

Selama masa pubertas, hormon seperti tiroid, hormon pertumbuhan manusia, testosteron, dan estrogen sangat penting untuk mengatur pertumbuhan tubuh. Setiap kelainan pada hormon ini dapat mengubah pertumbuhan serta tinggi badan secara keseluruhan.

Anak-anak yang mengalami gangguan hipotiroidisme (tiroid rendah) atau kelenjar pituitari bisa memiliki tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan orang tuanya.

Meskipun jarang terjadi, ada juga kelainan hormon yang bisa membuat seseorang menjadi lebih tinggi dari yang seharusnya. Misalnya, gigantisme yang disebabkan oleh terlalu banyak hormon pertumbuhan manusia yang diproduksi oleh tumor kelenjar pituitari.

5. Gangguan Bawaan

Beberapa kondisi saat lahir dapat menentukan tinggi badan seseorang. Contohnya, achondroplasia (dwarfism) adalah kelainan pertumbuhan tulang langka yang terjadi dalam keluarga.

Gangguan bawaan lain yang dapat menyebabkan perawakan pendek dikenal sebagai sindrom Turner. Kondisi langka ini menyebabkan keterlambatan pubertas. Tidak seperti achondroplasia, sindrom Turner tidak diturunkan dalam keluarga.

Ada juga kelainan bawaan lain yang menyebabkan perawakan lebih tinggi dari biasanya, seperti sindrom Marfan dan Klinefelter.

Sindrom Marfan disebabkan oleh pembesaran jaringan ikat, sedangkan sindrom Klinefelter terjadi saat laki-laki lahir dengan tambahan salinan kromosom X.

Secara keseluruhan, tidak ada cara untuk menambah tinggi badan. Setiap orang terlahir dengan gen yang menentukan tinggi badan mereka. Namun, faktor lain seperti nutrisi yang tidak memadai atau kondisi medis dapat mengubah hal ini.

Selain itu, postur tubuh yang buruk dan kurang olahraga juga dapat menjadi salah satu faktor. Pengecualian untuk kondisi hormonal. Jika kekurangan tiroid atau hormon pertumbuhan manusia yang terdeteksi selama masa kanak-kanak, maka minum obat dapat membantu membalikkan efek pada tinggi badan.

Namun, begitu mencapai usia dewasa, melakukan penggantian hormonal tidak akan membuat tubuh menjadi lebih tinggi. Pada masa ini, tinggi badan sudah mencapai titik maksimal sehingga minum obat atau suplemen apa pun tidak akan membuat perbedaan.

Sangat penting untuk fokus pada nutrisi yang baik selama masa kanak-kanak. Namun, kebiasaan ini harus tetap dilakukan hingga dewasa karena akan berpengaruh ke kesehatan tubuh, seberapa pun tinggi badannya.

Jika memiliki kekhawatiran tinggi badan pada diri sendiri atau pun anak Anda, disarankan untuk konsultasi dengan dokter. Mereka dapat mendiskusikan masalah nutrisi dan dapat membantu mengesampingkan kemungkinan masalah hormonal. []

(Okky Pratiwi)

Berita terkait
5 Camilan Rendah Karbohidrat Cocok untuk Diet
Berikut Tagar rangkumkan daftar camilan rendah karbohidrat yang dikutip dari berbagai sumber.
16 Tips Turunkan Berat Badan untuk Remaja
Mengutip informasi dari berbagai sumber, berikut Tagar rangkumkan 16 tips menurunkan berat badan yang sehat untuk remaja.
12 Jenis Makanan Bergizi Terbaik untuk Sarapan
Berikut Tagar rangkumkan 12 jenis makanan terbaik untuk dikonsumsi saat sarapan dilansir dari laman Healthline.
0
Gus Muwafiq Dampingi Ganjar Pranowo Hadiri Haul Mbah Hisyam
Ganjar Pranowo, menghadiri undangan Chaul ke 35 Syaikh Hisam Abdul Karim, di ponpes Kalijaran, Purbalingga dan dihadiri sekitar 10 ribu santri.