TAGAR.id, Jakarta - Efek samping konsumsi rebusan daun alpukat sering kali luput dari perhatian, padahal ramuan herbal ini telah digunakan turun-temurun di Indonesia. Meskipun diyakini memiliki manfaat kesehatan, penelitian terbaru dari universitas dan lembaga kesehatan di Indonesia mengungkap risiko yang mungkin timbul jika dikonsumsi sembarangan.
Kamu perlu memahami kedua sisi mata pisau ini sebelum menjadikannya sebagai bagian dari rutinitas kesehatan.
Artikel yang dikutip dari website pafikepmaluku.org ini akan membahas beberapa fakta mengejurkan tentang efek samping konsumsi rebusan daun alpukat.
1. Potensi Gangguan Pencernaan yang Sering Diabaikan
Penelitian dari Universitas Gadjah Mada (UGM) menemukan bahwa konsumsi rebusan daun alpukat berlebihan dapat memicu iritasi lambung pada 22% partisipan. Senyawa tanin yang tinggi dalam daun ini bersifat astringen, sehingga berpotensi mengiritasi dinding usus.
Kamu mungkin merasakan gejala seperti mual, kembung, atau diare jika mengonsumsinya dalam keadaan perut kosong. Sebuah studi pada 2022 juga menunjukkan bahwa efek samping ini lebih rentan dialami oleh orang dengan riwayat maag atau GERD.
2. Risiko Toksisitas Hati dari Senyawa Alami Tertentu
Universitas Airlangga (Unair) dalam risetnya tahun 2021 mengungkap bahwa daun alpukat mengandung persin, senyawa yang dalam dosis tinggi bersifat toksik bagi hati. Meski kadarnya lebih rendah dibanding biji alpukat, konsumsi rebusan daun alpukat secara rutin selama lebih dari 4 minggu berpotensi meningkatkan enzim hati.
Hal ini terlihat dari uji laboratorium terhadap tikus yang menunjukkan peningkatan kadar ALT dan AST—indikator kerusakan hati sebesar 15-20%.
3. Interaksi Berbahaya dengan Obat Kimia
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) memperingatkan bahwa rebusan daun alpukat dapat berinteraksi negatif dengan obat hipertensi dan diabetes.
Senyawa aktifnya berpotensi memperkuat efek obat, sehingga berisiko menyebabkan hipoglikemia atau penurunan tekanan darah drastis. Kamu yang sedang menjalani terapi obat disarankan berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi herbal ini.
4. Dampak pada Ibu Hamil dan Menyusui
Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) secara khusus menyarankan ibu hamil menghindari rebusan daun alpukat. Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa senyawa dalam daun ini dapat merangsang kontraksi rahim.
Meski belum ada studi pada manusia, potensi risiko keguguran atau persalinan prematur tetap perlu diwaspadai. Untuk ibu menyusui, belum ada data aman tentang transfer senyawa aktif ke ASI.
5. Solusi Aman Menggunakan Herbal Indonesia Lainnya
Jika Kamu mencari alternatif herbal yang lebih aman, Indonesia memiliki kekayaan rempah yang terbukti secara ilmiah. Jahe merah, misalnya, efektif meredakan mual berdasarkan penelitian Institut Pertanian Bogor (IPB). Cara mengonsumsinya pun mudah: rebus 3-5 iris jahe dengan 200 ml air selama 10 menit.
Kunyit juga menjadi pilihan tepat untuk kesehatan hati. Universitas Indonesia (UI) membuktikan kurkumin dalam kunyit mampu menurunkan kadar enzim hati yang tinggi. Kamu bisa membuat infused water dengan 1 sendok kunyit bubuk dan perasan jeruk nipis.
Jangan lupa daun kelor yang kaya antioksidan. Teknik pengolahan yang tepat—seperti merebus maksimal 5 menit dapat mempertahankan 90% nutrisinya menurut data Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian.
Kiat Mengurangi Efek Samping Konsumsi Rebusan Daun Alpukat
Bila Kamu tetap ingin menggunakan daun alpukat, ada strategi untuk meminimalkan risikonya. Pertama, batasi konsumsi maksimal 1 cangkir (200 ml) per hari. Kedua, selalu gunakan daun yang segar dan bebas pestisida. Ketiga, rebus tidak lebih dari 10 menit untuk menghindari pelepasan senyawa toksik berlebihan.
Kapan Harus Berhenti Mengonsumsi?
Waspadai gejala seperti urin berwarna gelap, nyeri perut hebat, atau lemas berlebihan. Data dari RSUD Dr. Soetomo menunjukkan bahwa 3 dari 10 kasus keracunan herbal di Jawa Timur terkait konsumsi daun alpukat berlebihan. Segera hentikan penggunaan dan konsultasi ke fasilitas kesehatan jika mengalami tanda-tanda tersebut.
Efek samping konsumsi rebusan daun alpukat memang tidak muncul pada semua orang, tetapi pengetahuan tentang risikonya penting untuk mencegah masalah kesehatan serius. Seimbangkan antara manfaat dan bahayanya dengan mempertimbangkan kondisi tubuh, dosis, serta interaksi dengan obat lain. Ingatlah bahwa alam menyediakan banyak alternatif herbal pilih yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan Kamu.
Dengan menggali lebih dalam temuan lembaga penelitian terpercaya, Kamu bisa memanfaatkan kekayaan herbal Indonesia secara bijak. Selalu utamakan prinsip "lebih baik mencegah daripada mengobati" dalam meracik ramuan tradisional.